4

393 31 3
                                    

Typo bertebaran...
Happy reading guys...
Jangan lupa tinggalkan jejak..

______________________________________

Jeka berjalan menuju kelasnya dengan sempoyongan. Tubunya lemas karena belum ada asupan nasi yang masuk ke perutnya sejak tadi pagi. Ia tak sempat untuk sarapan karena kesiangan dan jam istirahatnya kepake untuk jadi bahan bullyan anak anak nakal sekolahnya. Jeka belum melihat kanjeng ratu alias Lalice sampe saat ini. Cewek itu kabur meninggalkan jeka sendirian setelah mengotak atik wajahnya. Sungguh tidak bertanggung jawab sekali lalice itu.

Begitu masuk kelas jeka langsung disambut tatapan aneh dan ketawa dari teman teman sekelasnya. Jeka tau pasti mereka begitu karena wajah jeka yang masih tebal dengan make up. Jeka kesal kenapa make up itu susah banget buat di hilanginnya sih. Padahal tadi jeka udah mencoba membasuh mukanya. Tapi yang ada malah sekitar matanya jadi hitam dan tak mau hilang membuat jeka menyerah dam memutuskan ke kelas.

Diperjanan tadi juga jeka jadi bahan tontonan orang orang.

Jeka ingin menuju ke bangkunya berusaha untuk tidak memedulikan teman teman sekelasnya dan berusaha tidak nangis juga walaupun matanya sudah berkaca kaca. Jeka jadi makin kesal dengan dirinya kenapa susah banget buat ga nangis padahal dirinya sudah biasa ditertawakan seperti ini.

Tiba tiba saja kerah belakang seeragam jeka ditarik paksa keluar oleh seseorang.

Jeka gatau siapa yang menariknya. Jeka berharap bukan gengnya bambam dan jeya. Dirinya sudah lelah tidak sanggup lagi untuk menerima bahan bullyan. Jeka butuh istirahat.

Ternyata orang itu membawa jeka ke toilet. Jeka menunduk tidak berani menatap orang itu. Dia merapalkan doa agar dirinya tidak dibully sekarang juga. Jeka sungguh takut. Bahunya berguncang menahan isak tangis yang ingin keluar.

Orang itu menatap sinis jeka lalu menghela nafasnya, "ck! Ga di apa apa in aja nangis" gumam orang itu

Jeka menekuk dahinya. Itu bukan gengnya bambam dan jeya. Jeka tau suara ini. Ini suara Chandra teman sebangkunya.

Jeka mendongak memastikan orang didepannya itu benar chandra apa bukan.

"bego banget sih lo!" sewot chandra

Jeka kembali menunduk. Perlu kalian ketahui chandra ini selalu sekelas dengan jeka sejak kelas sepuluh bahkan chandra teman sebangkunya sejak saat itu sampe sekarang. Walaupun udah dua tahun bareng, chandra tetep tidak bersahabat dengan jeka. Chandra punya teman temannya sendiri. Jeka tidak pernah diajak bergabung atau melakukan sesuatu bareng. Chandra dan jeka hanya sebatas chairmate doang. Chandra juga bicara sama jeka untuk mencontek jawaban jeka doang selebihnya chandra main hp atau tidur.

Chandra pun tidak pernah membantu atau ikut campur saat dirinya dibully oleh anak anak. Chandra hanya menatap sinis jeka.

"lo ga ada tisu atau apa gitu buat bersihiin" sewot chandra

Jeka menggeleng ragu. Chandra berdecak lalu menyodorkan kapas dan botol kecil cairan bening. Jeka ingat bundanya punya yang seperti itu dimeja riasnya.

"pake nih! Risih gue liatnya! Gue gamau nanti pandangan ujung mata gue kotor gara gara lo!" celetuk chandra

Jeka hanya diam tidak mengambil kapas dan botol kecil itu. Jeka tidak berani.

Chandra berdecih. Chandra mengambil sehelai kapas dan menuangkan cairan bening itu ke kapas. Chandra menarik paksa tangan jeka lalu menaruh kapas itu ke tangan jeka.

"pake! Ini namanya micellar water. Gue sering liat cewe dikelas sering pake ini pas ada razia buat bersihin make upnya"

"cara pakenya tinggal usap ke muka" lanjut chandra

Jeka mengangguk lalu mengusap wajahnya dengan kapas itu. Chandra berdecak melihatnya.

"bego! Sambil liat kaca, usap yang masih ada make upnya" ujar chandra

Jeka menurutinya. Melihat kaca dan membersihkan wajahnya. Chandra melihatnya gemas karena masih aja ga ilang. Chandra mengambil kapas lagi dan menuangkan cairan bening itu. Chandra membantu jeka menghapusnya.

"jangan baper dulu! Gue kaya gini juga cuman mau bales budi karena nyontekin lo. Tapi nanti lo kerjain tugas kimia gue sebagai balasan. Gara gara lo tadi ga masuk gue jadi terpaksa jalan ke depan buat minta contekan pr!"

Jeka menghela nafas, "iya chandra"

"nah gitu jadi orang harus tau diri"

Jeka menggelang pelan. Jeka ga habis pikir sama chandra. Chandra itu suka banget manfaatin kepinteran jeka tapi ga mau ngaku. Chandra selalu beralasan males beranjak dari tempat duduk hanya untuk contek tugas atau males tanya kedepan jika lagi ulangan. Chandra selalu bilang "ngapain tanya yang jauh kalo lo yang deket udah"  atau  " ngapain buang buang tenaga tanya kedepan kalo yang disebalah udah". Tapi jeka bersyukur masih ada yang mau jadi chairmatenya meski terpaksa.

Setelah bersih mukanya, jeka langsung memegang wajahnya. Rasanya wajahnya sekarang terasa lebih ringan dan segar.

Jeka menengok melihat chandra, "makasih ya, chandra" ucap tulus jeka

"hm. Buang tuh kapasnya. Gue gmau tau nanti pulang lo traktir gue dicafe depan sekul."

Jeka menghela nafas, "iya"

"besok besok jangan mau lagi digituin. Nyusahin gue aja lo. Gue jadi buang buang duit gue  buat beliin lo micellar water sama nih kapas" celetuk chandra

"iya, maaf chandra. Nanti uangnya kookie ganti."

"bagus"

Padahal gue aja nyolong tuh micellar water di meja kelas tadi, batin chandra

______________________________________

Chandra Antariksa

Ini nih yang kemarin ngeliatin dari jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini nih yang kemarin ngeliatin dari jauh. Baik, walaupun berandalan. Orangnya gengsian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Nerd BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang