*vomentnasaiminna*
"Kenapa kamu lama sekali?" Tanya bu staqie dengan nada dingin nya "T.. Tadi ada masalah bu" jawabku seadanya "Pasti kamu yang buat masalah lagi kan?!" Steqie mulai menaikkan nada bicaranya
Aelah ni guru juga lama lama gue gibeng ntar, tapi takut :v
"B.. Bukan saya bu! Tadi saya.. Di bully Carrety di lapangan" Steqie nampak memicingkan matanya tanda tak percaya dengan jawaban ku, ni guru minta di jolok tu mata astoge"Bagus dong" what?! Dia ngedukung carrety?! "Lho kok bukan saya yang di dukung bu?! Jelas jelas ini tindak kekerasan!" Aku mulai tidak terima dengan perkataan bu steqie
"Siapa minta kamu berbicara hah?!" Bentak steqie, aku pun langsung diam menunduk
"Kamu saya skorsing 3 hari mulai sekarang! Pulang kamu!" Ini ceritanya si iblis ngusir gue gitu? Bangsyad emang
Aku pun menatap bu Steqie sinis lalu beranjak keluar dari ruangan neraka tersebut. Di perjalanan koridor aku merasa di perhatikan oleh orang orang yang lalu lalang, mereka menatapku sini dan merendahkan ku seolah aku tak pantas berada di lingkungan mereka
Ini aku, Titania Elizabeth Berthoz, seorang gadis yang di tinggal oleh kedua orang tuanya sedari kecil dan di asuh di panti asuhan. Aku memiliki teman bernama Olivia, namun setaun yang lalu ada keluarga yang menganggap Oliv adalah anak mereka yang hilang, awalnya Oliv tak mau ikut dengan mereka dikarenakan akan meninggalkan ku sendiri, namun aku bersikeras tuk menyuruhnya pergi walau dalam hati terkecilku tak sanggup tuk kehilangan sahabat kecilku
Aku sekarang tak tinggal lagi di Panti asuhan, melainkan tinggal di sebuah apartemen sederhana yang kubeli dengan hasil jerih payahku bekerja paruh waktu di cafe pada saat sore menjelang malam
Aku masih bingung, apakah aku sama sekali tak memiliki sebuah sanak saudara di dunia ini? Kemana kakek nenek dan sepupuku? Apakah mereka juga tidak ada? Bahkan aku pernah merasa ingin bunuh diri karema di tinggal seorang diri di dunia ini. Namun niat ku ku urungkan karena takut melihat muka kesedihan dari Oliv
Aku masih bersekolah di bangku SMA kelas 3, lebih tepatnya melewati penderitaan dan penganiayaan selama dua tahun berturut turut dan sisa setahun lagi aku melewati masa SMA ku dan melanjutkan penderitaan ke jejang perkuliahan. Menyedihkan!
Selama menunggu bis datang, aku terus termenung membayangkan memiliki keluarga dan bertemu seorang pangeran layaknya dongeng, namun itu hanya akan menjadi imajinasiku saja ini dunia nyata penuh kekejaman men!
"Mama itu bis nya datang!" Ucap seorang gadis mungil sambil menarik narik lengan ibunya "iya sayang, nanti kemari kok tunggu ya" gadis tersebutpun masuk kedalam pelukan sang ibu. Aku melihat pemandangan ini begitu menusuk hatiku, entahlah ada rasa iri bergejolak disana
Bis pun tiba di halte bus tempatku menunggu lalu aku beranjak dari dudukku dan melangkahkan kakiku untuk menaiki bus
Aku menoleh ke sampingku saat ada seorang wanita paruh baya sedang membawa tas cukup berat tertatih tatih. Tanpa pikir panjang aku langsung meraih tasnya lalu tersenyum kepadanya "Biar saya saja yang bawa nek"
Nenek itu tersenyum lalu aku mempersilahkan nya menaiki bus duluan dan di susul olehku dan tasnya
"Berat banget tas nya, nenek nya kuat apa ya bawa barang begini?" Batinku sambil melirik nenek yang sedang duduk menatap luar jendela sedangkan aku berdiri dengan bermodal pegangan bus
Setelah cukup lama berdiri bus pun sampai di tempat tujuan kurang dari duapuluh menit
"Eh nenek juga turun disini?" Tanyaku melihat nenek tersebut berusaha untuk berdiri lalu mengangguk sambil tersenyum ramah
"Yaudah sekalian Eza bantuin. Pelan pelan nek" akupun memegang lengan nenek dengan lengan satuku memegang barang bawaan nya lalu keluar dari bus setelah membayarnya
"Makasih banyak lho nak, kamunya baik banget" Puji nenek tersebut sambil menepuk punggungku pelan
"Ah biasa aja kan emang manusia harus saling tolong menolong bukan rendah merendah" gue sok puitis ga sih?
Nenek tersebut tersenyum lalu mengambil tasnya dan berjalan pergi, akupun melambaikan tanganku kepadanya lalu berjalan berlawanan arah dari nenek tersebut
Jika kalian berpikir aku langsung pulang ke apart, jawaban nya tidak. Karena ada perkerjaan paruh waktu yang harus ku kerjakan hingga malam tiba melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah lima akupun bergegas ke tempat bekerjaku
Bruk
Sialan kenapa setiap adegan di dunia orange ini ketika berlari harus pake acara menabrak orang segala sih cowo lagi?! Kayak aku contoh nya
"M.. Maaf" ucapku begitu saja lalu melanjutkan lariku meninggalkan nya yang menatapku tajam. Aku merasa familiar dengan tatapan itu namun gapeduli sih akunya mah ouh aja
"Gue belum selesai urusan nya sama lu!" Teriak cowok tadi dari belakang, kaki ku pun berhenti seketika lalu berbalik ke belakang
Benar saja itu cowok yang tadi ku tabrak di koridor sekolah kenapa harus terulang lagi? Jodoh kali ya? Nguehehe
"M.. Maaf akunya buru buru.." Jawabku lalu berlari begitu saja meninggalkan nya 'lagi'. Biasanya nih ya kalo di tinggal begitu tangan kita bakalan di cekal ma dia terus kita tubrukan ma dia trus gasengaja pelukan bdoamat aku mah gaurus toh dianya juga ga peduliin aku pergi.
"Siang kak!" Sapaku saat masuk kedalam cafe melihat bos ku yang sedang duduk di sofa
"Tumben cepet" kekeh nya.
"Dih datang cepet salah kelamaan juga salah apasih maunya?" Kesalku
"Maunya kamu" ya tau sendiri jantungku langsung gimana, jedag jedug kek lagi disko
"Becanda jangan kelebihan ah!" Elakku lalu pergi ke dapur dengan kesal sedangkan pelakunya hanya terkekeh kecil melihat tingkahku
Jonathan Felix dia bosku, namun masih tergolong muda berbeda sekitar empat tahun dariku makanya dia melarangku memanggilnya pak, om, atau segala macam dia bilang sih belum mau tua. Dia sudah ku anggap seperti kakak sendiri walau kadang ada perasaan lebih namun segera ku tepis jauh jauh. Dia mewarisi cafe ini karena dulunya milik ayahnya
"Hai Eza" sapa temanku yang sedang menyiapkan sebuah kopi untuk pelanggan
"Hai Dira. Tumben banget lu rajin" kekehku lalu memakai pita di rambutku yang memang di khususkan untuk pelayan toko. Dira tampak cemberut dengan apa yang baru ku katakan barusan
"Hey aku ingin bertanya" Dira mulai menunjukkan wajah keseriusan nya
"Gue kira lu gabisa serius ternyata bisa toh. Tanya aja sih sebelum bertanya di larang" jawabku sambil mengambil buah Jeruk dan memerasnya untuk di buat jus sambil sedikit melirik ke arah Dira
"Kamu percaya ga kalo ada perbatasan antara dunia Nyata sama dunia Fantasy?"
•••
TBC!
Awokawok:v
yang di mulmed cuma buat ngisi doang whwhwhw
Pa kabar ges? Ga baek ya?
Ya mangap banyak typo 🐧Yang numpang lewat doang gapapa gue sumbangin dosa eh doa maksudnya:v
Babay
1034 words
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE CAT
FantasyTitania Elizabeth Bhertoz yang kerap disapa Eza, seorang gadis yang di anugrahkan paras cantik bak bidadari dengan tinggi semampai namun harus menerima kenyataan bahwa ia tidak memiliki satu orang keluarga pun dalam dunia ini dan menjadi bahan bully...