Never Not

6.3K 687 108
                                    

Saran mulmed di nyalakan berulang-ulang  sampai akhir chapter ya, hehe.




"Nggh..."

Taehyung melenguh pelan ketika merasakan sakit di sekujur tubuhnya pagi ini. Kepalanya juga berdenyut pusing.

Beberapa detik tertegun memperhatikan tempat sekitar, yang ternyata apartemennya sendiri. Bagaimana bisa ia di sini? Bau anti septik juga menguar jelas di hidung Taehyung. Melirik meja di sebelah ranjangnya, terlihat obat luka, alkohol, serta kapas ada di sana. Siapa yang membantunya?

Ah, sial. perutnya mual. Maka dengan gerakan cepat, Taehyung segera menuju kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya.







Sementara di sudut lain apartemen Taehyung, ada seseorang lain yang sedang sibuk berkutat dengan kompor, panci, dan spatula. Dengan atasan yang terlepas, membuat ia terlihat begitu panas saat sedang memasak.

Ya,  itu Jungkook. Ia yang membawa Taehyung ke apartemen  Taehyung. 

Sempat terpikirkan untuk membawa Taehyung ke rumahnya. Tapi, tentu itu adalah pilihan yang berbahaya. Suga sedang dalam mode yang menyeramkan. Bila ia bertemu Taehyung lagi, bisa benar-benar habis nyawa Taehyung di tangannya.

Lagipula, sangat puji tuhan sekali ia masih ingat sandi apartemen Taehyung. Maka tanpa pikir panjang lagi,  ia segera membawa Taehyung kemari. 

Niatan awalnya, Jungkook berencana  langsung pulang setelah mengantar Taehyung kembali. Tapi sialnya, hatinya memaksanya untuk menemani lelaki bajingan ini. Hatinya memintanya untuk mengurus manusia tak tahu diri ini. Meski otaknya keras menolak, hatinya tetap memaksa untuk tetap berdiam diri di sini.

Mengobati lukanya, menggantikan pakaiannya, dan kini memasakan sup hangat untuk membantu memulihkan kondisi tubuhnya. Jungkook sendiri sudah sadar bahwa ia sudah gila. Menutup kebenciannya dengan memori-memori manis yang pernah Taehyung berikan.

Sekali lagi Jungkook sadari. 

Ia telak jatuh cinta. 






Taehyung keluar dari kamar mandinya dengan hanya menggunakan boxer bergambar nanas. Sedikitnya, badannya lebih segar setelah muntah dan juga mandi dengan air dingin. Walau pening dan sakit di sekujur tubuhnya masih terasa, ia merasa lebih membaik sekarang. 

Sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, Taehyung berniat menuju dapur untuk mengambil air putih. Kerongkongannya kering. Rasa minuman keras kemarin yang ia tenggak pun masih cukup terasa jelas. 

Namun, tepat beberapa meter berjarak dari dapurnya, Taehyung seketika mematung melihat siluet tubuh yang sedang membelakangi dirinya.

Taehyung kenal perawakan ini. Punggungnya, pinggangnya, Taehyung sangat kenal. Bagaimana bisa? Taehyung sedikit tak percaya dengan apa yang dilihatnya. 


"Jung.."

Sosok di depan sana terlihat kaget dengan suara husky  milik Taehyung. Tetap dengan posisi membelakangi orang yang menyapanya, Jungkook menyahut dengan dingin.

"Duduk. Bentar lagi selesai."

Entah bagaimana bisa, hati Taehyung terasa di remas mendengar suara ini. Suara yang beberapa hari ke belakangan terus menghantuinya. Bahkan ketika mereka tak lagi bersama,  masih saja suara ini  terngiang-ngiang. 

Tak ingin kalut pada pikirannya, Taehyung hanya menurut dengan duduk di sofa ruang tengah. Matanya masih terfokus pada objek disana. Hatinya berteriak ribut dengan kehadirannya. Tapi otaknya, sama sekali menolak untuk tetap bersama. Ia hanya membenci Jungkook. Ia tak ingin Jungkook memenuhi lagi pikirannya.







'UNCH BADBOY' [M]  |tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang