Chapter 1 : Malam Sialan!

415 81 491
                                    

Perihal luka? aku sudah berteman baik dengannya.

***

"Gerald, lo mau kemana? Bentar lagi papa pulang, dia lagi di jalan."

Pertanyaan dan pernyataan yang baru saja terdengar tidak membuat langkah cowok jangkung dengan seragam putih abu berantakan itu berhenti . Dengan langkah lebarnya, cowok bernama Gerald berjalan cepat menuruni tangga untuk menuju pintu keluar.

"Lo baru aja nyampe, dan saat lo tahu Papa pulang malam ini, lo pergi lagi?" Geon berjalan tak kalah cepat, ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan adiknya, namun Gerald tetap keras kepala dan tidak memperdulikan kehadiran Geon.

"Jangan lari dari masalah, brengsek!" teriak Geon kesal.

"Harusnya perusuh kayak lo nggak pernah lahir dikeluarga ini!" tajam Geon, ia tidak melanjutkan langkahnya saat melihat Gerald berhenti di tempat.

Gerald membelakangi Geon dengan punggung tinggi tegapnya, cowok itu menyeringai tajam. "Gue nggak pernah minta dilahirkan," ucapnya penuh penekanan.

"Lo bisa jadi pengamen di luar sana tanpa keluarga ini!"

"Oh ya?" Gerald membalikkan badannya, menatap Geon tak suka. "Bahkan gue bisa buat lo jadi gembel jalanan kalau gue mau."

Geon maju beberapa langkah. "Dengan cara murahan lo itu? mencemarkan nama baik?"

Gerald tersenyum sinis. "Bukan mencemarkan nama baik, tapi mengungkapkan apa yang sebenarnya busuk," ujarnya tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Tidak ingin lebih jauh meladeni sesuatu yang tidak penting, Gerald kembali berjalan meninggalkan Geon.

"Gerald! Mau kemana lo?!" teriak Geon, cowok itu mengikuti Gerald keluar dari rumah besarnya.

Yang diteriaki tidak peduli, Gerald menaiki motor sport hitam yang masih terparkir di halaman depan. Cowok itu memberi kode kepada orang yang menunggunya di depan rumah untuk ikut jalan, mereka berdua membawa motornya melaju membelah jalanan.

***

Apa yang akan dilakukan seorang preman jalanan saat melihat seorang gadis berjalan sendirian ditengah malam?

Dan seperti apa sebuah respon yang diberikan gadis malam kepada pria yang menggodanya?

Jika kamu mengira mereka berdua akan berakhir pada sebuah kamar, tidak dengan Rhea. Gadis dengan rambut merah berantakan itu masih menjaga harga dirinya.

"Minggir bangsat!" teriak Rhea mengusir tiga orang preman berbadan besar yang menghalangi jalannya.

Preman dengan jaket jeans lusuh maju beberapa langkah, membuat Rhea refleks mundur menjauh. "Maju lagi, gue teriak!" ancam Rhea marah.

Preman itu tersenyum meremehkan. "Jangan munafik, ikut gua, gua bikin lo puas malam ini," bujuknya hendak menyentuh dagu Rhea.

Rhea kontan menepis tangan besar itu, lalu menendang perutnya sekeras yang ia bisa sampai membuat preman itu mundur beberapa langkah. "Gue lebih puas kalau lo mati!" Rhea berbalik, namun jaketnya berhasil ditahan.

Bad LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang