Prologue 1 : The First Meeting

225 18 0
                                    

Prolog part 1

3 Tahun Yang Lalu...

• • •

Hari ini siswa-siswi disekolahku dipulangkan lebih awal dari biasanya, dikarenakan para dewan guru akan mengadakan sebuah rapat. Sebelum pulang, sahabatku yang bernama Karin mengajakku singgah disebuah perkafean yang tak begitu jauh dari sekolah kami.

Disana, kami duduk bersebelahan.
aku memesan sebuah icy choco sedangkan Karin memesan sebuah cappucino. Selagi menunggu, aku memeriksa notifikasi handphoneku yang berdering dan Karin membuka laptopnya.

Selang beberapa menit kemudian, aku memperhatikan Karin yang dari tadi sedang fokus dengan laptopnya sampai matanya seperti hampir keluar (melotot). Sampai pesanan kami tiba pun dia tetap fokus ke laptopnya.

"Kulihat dari tadi kamu memperhatikan laptopmu seserius itu, ada keseruan apa sih?" Tanyaku menoleh ke arahnya

"Tunggu! Jangan sekarang! Aku lagi konsentrasi dulu, tinggal beberapa detik lagi" Tegas Karin tanpa melirik ke arahku sama sekali

Aku meminta maaf kepadanya karena telah mengganggu konsentrasinya. aku kembali ke posisi sebelumnya dan menikmati minumanku.
Mulailah aku terbuai dengan suasana kaffe yang kebetulan sepi dan hening
Ditambah dengan pemandangan diluarnya yang indah dikelilingi bunga-bunga. Membuatku hampir merelaksasikan kedua mataku.

"YES!" Teriak Karin mengangkat gempalan tangannya ke atas

"Ya Allah" Aku terkejut dan mataku langsung terbuka lebar karena teriakannya begitu keras sampai penjaga kaffenya pun ikutan terkejut

Dia memberitahuku bahwa dia berhasil membeli sebuah tiket konser group idol Korea Selatan yang menggelar konsernya di Indonesia Sabtu depan. Dia merasa beruntung karena dia berhasil mendapatkan tiketnya bahkan mendapatkan 2 tiket sekaligus.

"Karena ada 2 tiket, maka kamu harus ikut juga denganku!" Tawarnya dengan lugas

Aku menolaknya, karena aku belum pernah pergi ke sebuah konser.
tapi dia terus menerus membujukku.
Sampai keluar dari kaffe saja dia tetap membujukku.

"Karin...tiket itu mending kamu berikan kepada orang lain yang menginginkanya...daripada kepadaku yang sama sekali belum pernah pergi ke sebuah konser" Terangku untuk meyakinkannya

Dia mengangkat dan mengarahkan telapak tangannya kepadaku yang berati dia ingin tetap pergi bersamaku.

"Ayolah ini kuberikan gratis untukmu!" Tegasnya lagi

Karena merasa tak enak, akhirnya aku menyetujuinya.
dengan catatan aku akan membeli tiket itu darinya.

"Aku setuju sih, tapi kan ini aku yang ajak masa kamu sampai keluarin uang sih!" Tegasnya dengan wajah cemberut

"Gak papa kok, lagian sekali-kali kan nyoba pergi ke konser" Jelasku untuk meyakinkannya

Kami akhirnya sepakat untuk pergi ke konser bersama Sabtu depan.

Keesokan harinya dirumahku...

Saat usiaku 12 tahun orang tuaku meninggal karena kecelakaan.
Semenjak itu, aku telah lama dirawat oleh pamanku bernama Wahyu yang merupakan adik dari mendiang ayahku. Dia memiliki perusahaan yang cukup besar di usiannya yang sekarang menginjak umur 32 tahun. Dia juga seorang duda dan belum memiliki pasangan lagi karena traumanya di masa lalu.
Istri dan anak pertama paman meninggal dunia saat istri paman melahirkan anak pertama mereka. Waktu itu aku masih berusia 15 tahun.

Paman merawatku seperti anaknya sendiri bahkan dia sering menawarkan berbagai macam kesukaanku untuk dia belikan...tentu saja aku menolaknya karena aku lebih suka memakai tabunganku dan aku tak mau menyusahkan paman lebih banyak lagi.
Saat aku menolaknya, terkadang sifatnya menjadi seperti kanak-kanak.

Hijab In Love | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang