Chapter 2

23 1 0
                                    

Aku melamun mengingat kejadian tadi pagi dimana Hwejangnim Jin begitu Tampan berdiri dihadapan Ku, menopang telapak tangan kanan didagu, dan tangan kiri mengetuk² meja dengan jari, sambil tersenyum.

Dokumen yang telah Ku buat telah selesai, namun belum Aku antar keruangan Hwejangnim Jin. Jam istirahat tiba Aku ingin membuat Minuman coklat dingin didapur kantor, hanya ingin menghilangkan mood Ku hari ini.

Membereskan Meja kerja sebelum beristirahat, dimana Eun Jung ia sedang keluar membeli makanan bersama karyawan lain. Mencoba memperbaiki pakaian yang Aku kenakan sedikit berantakan.

Memasuki dapur kantor tak ada seorang pun disana, Menuangkan bubuk coklat sedikit air panas agar coklat itu larut dan tak lupa es batu untuk mendinginkan minuman coklat tersebut. Aku mendudukan diri pada kursi meja makan, dimana biasanya para Cleaning servis untuk beristirahat namun sepertinya mereka memilih makan diluar kantor.

Sambil menikmati minuman coklat dingin itu, Aku bermain dengan Ponsel Ku. Diriku suka sekali bermain Game, apalagi Game itu bertema peperangan sungguh seru dan asiik, menembaki lawan main hingga mendapatkan gelar juara.

"Wah sepertinya Kau sedang asiik?" tanya Seorang pria dibelakang Ku yang melihat Ku bermain dengan lihai nya. Suara itu tak asing bagi Ku, suara yang begitu berat namun halus dan aroma kapas yang lembut.

Aku membalikkan tubuhku dan begitu terkejut dengan Hwejangnim Jin yang berada dibelakang Ku, dan hampir saja membuat Ku mejatuhkan ponsel dari tangan Ku karena terkejut.

"Gwenchana?" tanya nya lagi sambil melabai²kan tangannya, Aku hanya menatap matanya yang begitu hitam dan bulat besar, sungguh cocok dengannya. "Yeonra-sshi Kau mendengarkan Ku?!" seketika Tatap menatap Ku buyar Hwejangnim Jin sepertinya sudah marah karena Ku tak mendengarkan ucapannya.

Sontak Ku langsung berdiri membungkukkan Tubuhku "Ah Mianhae Hwejangnim Jin, Mianhae," dan seketika Tawa dari Seorang Ceo Kim Seokjin keluar ia tertawa begitu lepas tanpa menghiraukan jika Tawanya begitu aneh seperti seseorang sedang mengelap kaca.

Aku yang menyadari akan keanehan ini hanya menunduk malu, mengapa Aku melakukan itu? Memangnya Aku salah?!.

"Yak, Tak usah malu seperti itu santai saja, anggap jika Aku adalah teman Mu," mendengar perkataan Hwejangnim Jin dengan kata Teman, apakah pantas jika seorang karyawan seakrab itu bahkan Aku baru pertama kalinya bertemu dengannya.

"Hwejangnim Jin ingin membuat apa? Apakah mau Saya buatkan," kata Ku Sopan sambil tersenyum.

"Anya, Aku telah selesai membuatnya," ucapnya sambil memperlihatkan secangkir Kopi dingin ditangannya. Sekali lagi Aku hanya Tersenyum entah harus melakukan apa lagi. Akhirnya Seokjin keluar dengan segelas Kopinya menuju ruang kerjanya.

Aku mencoba mengamati pergerakan Hwejangnim Jin menuju ruangannya, jalannya seperti model tangan kiri berada disaku celana dan tangan kanan memegang segelas minuman, pemandangnya yang tak akan terlewatkan.

"Paboya² Kau sangat Pabo Choi Yeonra," Aku merutuki diri sendiri mengapa bertingkah seperti orang bodoh didepan Seorang Ceo Kim Seokjin, seketika mood Ku hancur kembali hanya karena tingkah bodoh yang Aku lakukan.

🌹

Didalam Ruangan yang bernuansa coklat ke emasan seorang Kim Seokjin, tengah berkutik dengan ponselnya membuka sosial media yang hanya ia scroll² tak lupa like yang ia berikan, sambil sesekali meneguk segelas kopi dinginnya.

Sedikit air mata menetes, mengingat tempat ini adalah dimana Ayahnya duduk dan bekerja, Sekarang telah digantikan olehnya. Mengapa kejadian ini harus harus terjadi, Seokjin masih mengingat ucapan Ayahnya. Ayahnya ingin sekali melihat Seokjin menikah dan mempunyai anak, namun hal itu tak akan terjadi.

Ayahnya telah tiada, harapan untuk melihat ia menikah dan mempunyai anak hanya sia². Sampai sekarang saja wanita yang ia sukai belum ada. Membalikan tubuhnya menatap Foto besar Ayahnya yang terpampang didinding tepat dihadapannya.

"Appa, mianhae Aku belum menepati janji, Appa ingin melihat Ku menikah," suara serak sendu, apakah Seokjin harus menangis sekarang pastinya semua orang akan melihatnya, ia tak mau hal itu terjadi dengan rasa sedih yang menyelimuti. Seokjin berusaha menahannya walau beberapa tetesan air matanya jatuh.

"Oh! Hyung..., Apa yang terjadi?"


Lanjut baelah yak!!

- Saay -

" Comfortable "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang