BAB I

19 12 3
                                    


Pagi menyambut hariku. Aku segera bergegas mempersiapkan diriku untuk pergi ke tempat kerja kembali. Seperti biasa, mandi dan sarapan tidak boleh terlewatkan. Aku membuat semangguk sereal dan minum susu, dan aku pikir ini cukup untuk sampai siang. Rencananya setelah kerja aku akan pergi ke pernikahan salah satu teman yang mungkin bisa dibilang dulu sempat dekat. Aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya tadi malam, seperti baju apa yang akan aku gunakan, sepatu dan mungkin sampai make up juga. Sampai-sampai aku tidak bisa tertidur pulas memikirkan bagaimana kalau hari ini aku gak pergi ke sana. Tapi setelah dipikir-pikir, aku harus pergi. Karena setidaknya aku bisa melihatnya menggunakan gaun putih dan ikut berbahagia bersamanya.

Setelah sarapan aku mengecek jadwalku hari ini "Tidak ada yang spesial tapi sepertinya akan capek dari sebelumnya". Aku bergegas membuka mobil dan pergi. Seperti biasa, aku mendengarkan musik ini sebelum semuanya akan aku jalani "That's okay, You can do it" aku berkata pada diriku yang malang ini.

Aku memakirkan mobil dan memasuki gedung putih ini. Disini aku bekerja sebagai pembela kebenaran yang mungkin semua orang sudah tahu apa itu. Menggunakan baju kebesaran dan duduk manis menentukan siapa yang bersalah dan tidaknya. Aku menyukainya, setidaknya aku tidak perlu memikirkan bagaimana cara mencari persamaan kudrat ataupun mencari asam basa suatu larutan. Yah, walaupun aku pernah menjadi bagian jas putih disana tapi setelah lulus dari bangku sekolah aku memutuskan untuk membela kebenaran yang defenisinya terkadang aku lupa mungkin karena teori lebih mudah daripada prakteknya. Doakan saja aku bisa menjadi seseorang yang benar disini.

"Selamat pagi Bu Hakim" sapa Vina. Sepertinya aku merasa tidak pantas mendengarkan sapaan itu, karena aku pikir aku masih perlu belajar lebih giat lagi untuk mendapatkan gelar tersebut. Tapi dengan munafiknya aku menerimanya sebagai gelarku saat ini.

"Pagi juga, gimana hari ini ada tambahan kasus lagi? Atau ada kasus yang baru?" tanyaku

"Untuk hari ini masih dengan kasus yang kemarin, tapi tim penyelidik sebentar lagi akan ke sini"

"Baiklah, saya permisi dulu. Nanti kabari jika tim penyelidik sudah sampai"

"Siap, bu Hakim"

Aku membuka pintu ruangan yang untuk saat ini adalah ruanganku. Menduduki kursi yang empuk namun ini masih terasa menyedihkan. Aku menggambil pena dan menuliskan sesuatu di buku agendaku. "Hari ini aku harus lebih banyak tersenyum dan coba untuk menikmati hidupku lebih lagi. Apapun yang terjadi nantinya hadapi dengan semangat jangan pernah berpikir untuk menyerah. Kamu bisa, kamu harus bisa". Dan setelah itu aku menutup buku tersebut. Tiba-tiba pintu terbuka dan tebak pasti Daniel yang membukanya. Yaps, seperti biasa dia menyapaku dan tersenyum padaku untuk sekian kalinya

"Pagi"

"Pagi juga"

"Kamu sudah lama datangnya?" tanyanya sambil membereskan meja kerjanya

"Gak juga, barusan saja" jawabku sambal berpura-pura sibuk

"Oh iya, kemarin aku dengar kamu mendapatkan kasus baru ya?"

"Iya"

"Semangat yaa" katanya dan lagi-lagi dia tersenyum

"Terima kasih" ucapku

Tok.... Tok... Tok.... Pintu ruangan diketuk untuk sekian lamanya aku menunggu dan berpura-pura sibuk sendiri. "Masuk" kataku "Siapa?" sambungku sembari pintu dibuka

"Permisi Bu Hakim, Pak Hakim tim penyelidiknya telah sampai" ucap seseorang yang aku sebut sebagai assistenku "Baiklah, silahkan masuk" kataku sambil menyambut mereka dengan senyum. Aku melihat dua orang laki-laki, memakai baju kepolisian dengan lengkapnya, melangkah memasuki ruangan ini "Selamat pagi, kami dari tim penyelidik kepolisian" sapa mereka

DEAR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang