Lanjutan

11 7 1
                                    

Setelah pertemuan kami dengan Chika, entah mengapa tidak ada angin dan hujan  aku di undang dalam grup angkatan

+628135571..... menambahkan anda

Padahal aku tidak pernah mengatakan aku mau masuk dalam grup angkatan lagi setelah keluar karena terlalu ribut dan whatsapp-ku penuh. Mungkinkah Noel yang menambahkanku? Tapi nomornya kan sudah aku save atau mungkin Chika? Tapi, aku tidak pernah memberikan nomorku kepadanya "Gak tahulah" kataku

Berhubung karena hari ini aku libur, aku akan belanja keperluan untuk minggu depan "List  belanja yang akan dibeli sudah? Dompet sudah? Go!!" kataku sambil memperhatikan barang-barang yang akan aku beli nanti. Sudah hampir satu bulan saja aku disini. Aku rindu papa dan mama. Tetapi aku harus nabung untuk pulang. Aku mengendarai mobilku menuju supermarket. Setelah mendapatkan parkiran aku, aku turun dari mobil dan bergegas memasuki supermarket. Memilih bahan-bahan keperluan dan sedikit minuman serta snack untuk cemilan di rumah. Tidak lupa membeli indomie untuk persiapan bila aku tidak selera makan nantinya. Setelah aku membayar semuanya, aku menuju mobil dan mulai memasukan belanja ke bagasi mobil. Satu per satu biar rapi dan muat semuanya, setelah itu aku menuju rumah

Sesampai di rumah, aku membereskan belanjaan dan mulai memasak sesuatu yang ingin aku makan untuk makan siang "Masak masak sendiri......"aku mulai menyanyikan lagu supaya tidak terasa bahwa aku sedang sendirian di sini. Setelah semuanya masak, aku mulai memakannya, dan aku melihat lagi hari kemarin aku telah berbuat apa "Kok aku bias ketemu sama mereka berdua sih?" tanyaku sambil menikmati makanan "Bodoh amatlah, yang penting jangan sampai ada rasa lagi diantara mereka berdua" sambungku melanjutkan makan makanan yang ada di depanku

*******************

Keesokan harinya, seperti biasa rutinitas yang tidak bisa dilewatkan; makan, minum, mandi, bersiap-siap pergi ke tempat kerja kembali, mencium bauk kasus setiap harinya.

"Selamat pagi" kata Daniel kepadaku

"Pagi" jawabku singkat

"Gimana kasus kemarin? Sudah ada titik terang?" tanyanya

"Ehmm.... sudah kok cuma sedikit agak lambat penelitiannya karena berkasnya kurang memadai" jawabku

"Kok bisa?"

"Iya, aku curiga, antara pihak kepolisan atau pengadilan yang menutup-nutupinya" jawabku

"Iya juga sih, berhubung kasus yang sedang kamu tangani itu adalah kasus pembunuhan Ketua perusahan Hyperlink dan tersangkanya adalah ketua kepolisian"

"Serius?"

"Kamu belum tahu?" tanyanya

"Belum, ketua belum menceritakannya" jawabku

"Nih lihat beritanya" katanya sambil menunjukan ponselnya. Aku melihat berita itu dengan seksama, sepertinya aku harus melihat berita dulu sebelum pergi ke lapangan

"Terima kasih"

"Sama-sama" katanya sambil tersenyum

"Nanti untuk berita selanjutnya aku lihat di ponselku saja" kataku sambil tersenyum. Aku capek berdiri untuk melihat berita itu, mana durasinya panjang banget. Dia enak banget duduk, gak ada etika ladies first ya. Dia cuma tertawa saja melihatku agak kesal dengan dia "Jangan kesel-kesel, Ca" katanya sambil tertawa "kamu imut kalau sedang marah" sambungnya

"Ish apaan sih" ucapku

*********************

Tok.... tok....

"Masuk"

"Permisi bu, ibu dipanggil ketua" kata Vina assistenku

"Baiklah" ucapku. Aku berjalan menuju kanto pak Tio. Aku tidak tahu mengapa aku dipanggil oleh beliau. Padahal kasus yang ditugaskan kepadaku masih belum mempunyai titik terangnya. "Kira-kira kenapa ya ketua memanggilku?" kataku

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang