Bab 1

222 27 15
                                    

Halo Semuanya. Aku kembali lagi dengan cerita baru yang berbeda. Aku harap kalian suka :). Mohon maaf kalo masih ada typo yang bertebaran di mana mana hehehe

So Eun masih tidak menyangka jika hari yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Sebuah senyuman terlukis di bibirnya yang berwarna merah muda dan percayalah jika warna merah di pipinya sebelumnya tidak semerah itu tetapi rasa malu, gugup dan bahagia tanpa sadar membuat make up di wajah So Eun semakin mencolok tetapi itu malah semakin membuat wajahnya memancarkan kecantikan yang sempurna.

Sesekali So Eun memandangi wajahnya pada cermin besar yang berada tepat di sampingnya. So Eun dapat melihat dengan jelas dirinya sendiri dengan memakai gaun putih yang sangat indah dan mahkota kecil yang menghiasi rambut panjangnya yang di ikat dengan gaya Gibson Tuck sangat menyempurnakan penampilannya di hari pernikahannya. Ya....hari ini adalah hari pernikahan So Eun dengan laki-laki yang sangat ia cintai dan laki-laki pertama yang mampu membuat So Eun yang sebelumnya sangat sulit di dekati oleh laki-laki akhirnya jatuh hati untuk pertama kali. Dia adalah Ji Chang Wook, laki-laki yang dijodohkan dengan So Eun.

Memang benar jika So Eun mengenalnya lewat perjodohan yang telah di atur oleh kedua orang tuanya dan kedua orang tua Chang Wook. Tetapi jika ada yang mengira jika perasaan So Eun pada Chang Wook tidak tulus maka mereka salah besar. Tanpa perjodohan ini So Eun akan tetap jatuh hati pada Chang Wook bahkan ketika mereka berdua tidak sengaja berpapasan di jalanan di saat mereka berdua saling tidak mengenal . Bagi So Eun bertemu dengan Chang Wook adalah takdir yang indah yang telah di berikan Tuhan padanya.

" Lihat dia. Aku pikir dia sudah mulai gila ". Ucap Hye Su pada Soo Yeon dengan kedua matanya memandang ke arah salah satu sahabatnya yang sejak tadi tidak berhenti tersenyum sambil terus menerus memandangi dirinya lewat pantulan cermin.

" Jangan bicara seperti itu. Hari ini adalah hari pernikahannya jadi wajar jika dia menjadi seperti itu ". Jelas Soo Yeon sambil memandangi keadaan di luar sebelum akhirnya menutup pintu ruangan pengantin perempuan lalu berjalan menghampiri So Eun dan duduk di sampingnya. " Dia malah terlihat semakin cantik ". Ucap Soo Yeon tulus sambil merapikan rambut So Eun.

" Soo Yeon kau memang satu-satunya sahabat yang paling memahamiku dengan sangat baik ". So Eun tersenyum pada Soo Yeon lalu memberikan pelukan lembut pada sahabatnya karena telah memberikan kata-kata manis padanya. So Eun sadar jika kata-katanya sudah membuat Hye Sun merasa kesal tetapi itu memang yang diinginkan oleh So Eun. So Eun mengatakan hal itu bukan berarti ia tidak menyayangi Hye Sun. Ia sangat menyayangi Soo Yeon dan Hye Sun karena mereka adalah sahabat terbaik yang So Eun miliki semenjak mereka duduk di bangku SMA sampai mereka saat ini sudah berumur 24 tahun. Sejujurnya So Eun mengatakan hal itu karena terkadang ekspresi wajah Hye Sun yang sedang marah atau kesal selalu menjadi hiburan bagi So Eun ataupun Soo Yeon. Mungkin terdengar kejam tetapi untungnya Hye Sun tidak pernah merasa marah yang berlebihan padanya atau Soo Yeon.

" Owh...baiklah kalau begitu aku pergi ".

" Mianhe Hye Sun ! Aku hanya bercanda ". So Eun segera bangkit lalu menahan lengan Hye Sun sebelum ia benar-benar pergi. Terkadang Hye Sun sering memberikan ancaman yang tidak jarang membuat So Eun merasa panik. Ketika So Eun sedang sibuk memohon maaf pada Hye Sun, Soo Yeon terlihat hanya terdiam memandangi kedua sahabatnya yang terkadang melakukan hal yang membuat mereka terlihat seperti anak kecil. Di antara mereka bertiga, Soo Yeon adalah satu-satunya orang yang paling dewasa dan cerdas. Bukti kecerdasannya adalah dia di umurnya yang masih sangat mudah sudah menjadi seorang Manager di perusahaan penerbitan, sedangkan So Eun dan Hye Sun masih berusaha untuk lulus dari Universitas setelah berkali-kali menunda pendidikan mereka.

" Aku masih tidak menyangka jika kau orang pertama yang menikah di antara kita bertiga ". Ucap Soo Yeon pada So Eun yang terlihat masih sibuk merayu Hye Sun.

Wish We Never Met BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang