[4]. Belanja

26 2 0
                                    

Jangan terpatok ke judul, fokus ke jalan ceritanya aja:)

Happy reading ♥

#AUTHORPOV

Pagi yang cerah datang menyapa. Dengan langkah gontai Olin yang baru menyibak selimutnya, memutuskan keluar kamar menuju dapur. Membantu Mamanya memasak.

Tapi semua itu sia-sia. Karena saat ia tiba di dapur pemandangan pertama yang ia lihat adalah Mamanya sedang menyalin masakan ke sebuah mangkok besar. Sepertinya ia benar-benar telat bangun pagi ini.

"Maaf Ma, Olin baru bangun. Mama udah siap masaknya?"

"Hai sayang, udah bangun ternyata. Nggak papa kok, sini bantu Mama pindahin makanannya ke meja makan."

"Baik Ma."

"Siap ini Olin mandi dulu sana sebelum sarapan. Setelah itu pergi belanja ya nak."

"Belanjanya pagi ini Ma?"

"Iya nak, sarapan dulu baru siap itu perginya."

"Oke deh Ma, Olin ke kamar dulu kalau gitu."

Saat Olin balik ke kamar, ia berpapasan dengan Shahine. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat Shahine sudah rapi. Tapi ia hanya menaikkan sebelah alisnya untuk menutupi keterkejutannya.

Shahine pun juga tak peduli dengan tatapannya. Dan langsung saja melenggang pergi ke meja makan. Mungkin masih kesal.

'Memang benar tuh anak kalau lagi kesal semua manusia dan benda di dunia ini menjadi pelampiasannya. Untung statusnya adek gue, kalau nggak.....' batin Olin.

Olin pun membuka pintu kamarnya. Dan ketika itu tak kalah terkejutnya ia saat melihat keadaan kamar. Sangat berantakan. Tempat tidur tidak dirapikan dan sebuah tas yang isinya dibiarkan terlempar ke mana-mana begitu saja. Itu pasti ulah dari Shahine.

"Mama...."

"Eh, hai sayang. Udah mandi ya anak Mama. Ayok sarapan!"

"Hehe, iya Ma."

"Shahine, siap sarapan temanin naka Olin belanja ya."

"Hah, pergi belanja? Mau mau, Shahine mau Ma."jawab Shahine dengan semangatnya. Sedangkan Mamanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

"Hmm, Shahine gitu ya. Kalau udah dengar kata belanja aja udah semangat gitu."

"Iya dong Ma. Tapi......"ucap Shahine ragu untuk meneruskan.

"Tapi apa sayang?"ucap Mamanya sambil mengelap piring yang sedikit basah.

"Naka Olin mau nggak ya ditemanin sama Shahine?"

"Mau lah nak. Naka Olin juga nggak kuat ngangkat belanjaan sendiri."

"Hihihi, oke deh Ma. Ntar Shahine temanin."ucap Shahine dengan mengacungkan jempol.

Akhirnya Shahine memilih untuk pergi belanja dengan Olin. Karena awalnya ia takut Olin tidak mau mengajaknya. Tau sendiri lah, barusan Shahine memberikan tatapan kesal ke Olin. Padahal Olin tidak bersalah dan tidak tau apa-apa.

Tapi dalam lubuk hatinya, Shahine berat hati menolak untuk tidak pergi. Ia ingin sekali pergi. Karena belanja merupakan hobinya. Bisa dikatakan ia ahli shopping gitu lah. Emang ada ya istilah ahli shopping?:v

÷÷÷÷÷

"Zeeshan, gimana kuliahnya? Jurusan yang dipilih sesuai nggak dengan kamu?ucap Papa.

Saat ini, semua sudah duduk rapi di meja makan. Tentunya menikmati sarapan. Pagi ini sarapan mereka adalah nasi goreng.

"Sesuai kok Pa. Zeeshan nggak salah pilih soal jurusannya, Pa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEOLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang