2.Sahabat baru

1.2K 109 21
                                    

"MARKONAH........"suara Pipit menggelegar menyambutku di pintu gerbang sekolah baruku.

Aku terbahak menghampirinya.Kami lalu berpelukan seperti teletubies.

"Juminten kesayangan gue"ledekku setelah kami kenyang pelukan.

Pipit terbahak juga dan kami mengabaikan tatapan keingintahuan orang orang di sekeliling kami.Jangan heran kalo kami saling meledek dengan nama nama aneh,aku dan Pipit punya nama ledekan sendiri.

"Nad...malas tau gue sekolah...masa Galih ogah sekolah di sini"keluh Pipit lalu merangkul lenganku menuju pintu masuk sekolah.

"Laki elo trahnya budak sih jadi ga sanggup sekolah di sini"ejekku.

Pipit cemberut lalu menoyor kepalaku.Aku terbahak melihat dia kesal.Galih pacar Pipit semenjak kami SMP sebenarnya anak orang kaya juga  tapi memilih masuk STM karena minat pada otomotif.Dan dia masuk STM elite juga yang khusus siswa cowo.

"Mesti gue ingetin kalo kesayangan gue anak pemilik distributor mobil??"keluhnya jutek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mesti gue ingetin kalo kesayangan gue anak pemilik distributor mobil??"keluhnya jutek.

Aku terbahak.Pipit sama sepertiku.Yang niat banget cari calon suami calon sultan di masa depan agar hobi dia shopping akan aman.

"Gue mesti cari juga nih Pit,repot kalo gue ga dapat calon sultan"kataku.

"Di sekolah ini pasti ada Nad,slow gue bantuin"katanya ganti merangkul bahuku.

"Mestilah,malas aja jadi pendengar setia elo yang enak banget di traktir ma Galih trus"kataku lagi.

Pipit tertawa.Kami akhirnya duduk di bangku pinggir lapangan,menunggu bel masuk berbunyi dan akan ada pembagian kelas.

"Mar,kuasa bokap elo masih fungsi ga??,kita sekelas lagi kan??"tanya Pipit.

"Pastilah!,Syahreza,emang nama bokap elo!"ledekku dan dia menoyor kepalaku lagi.

"Dih nama bokap gue emang ga femes,tapi kan dutreknya meteran"balasnya.

Aku tertawa.Dan akhirnya bel berbunyi.Kami berbaris di atur para senior yang sok banget penting.

Saat namaku di sebut oleh kepala sekolah karena ayah menyumbang lapangan futsal yang sedang di bangun sekolah baruku,seketika semua mata menatapku.

"Mulai pamer Syahareza...."ejek Pipit setengah berbisik.

Aku ngakak mendengar ejekannya.Dan Pipit memutar matanya dengan malas.

"Malah tawa!,mikir gimana bisa lepas dari orang orang yang kebelet tenar!!"bentaknya.

Aku langsung diam berpikir,benar juga yang Pipit bilang,setelah barisan di bubarkan dan kami sudah di bagi ke kelas kelas,segerombolan senior OSIS mencegatku dan Pipit saat hendak beranjak ke kelas kami.Tentu saja aku dan Pipit sekelas lagi.

"Ada apa ka?"tanyaku karena mereka berjejer di hadapanku.

Seorang senior cewe yang penampilannya hits maju selangkah.

Gadis Kartu kreditTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang