kau tau doa yang kurapalkan saban hari tidak seperti ini,
ya memang aku tidak khusyu memintanya, pun ibadahku tidak bisa dibilang setimpal dengan apa yang kutuntut,
tapi heeey tuhan astaga tega sekali kamu memutar balikan harapan, menikam dengan keji ekspektasiku, ah abong-abong kamu memiliki kuasa atas semua kehendak,
bagaimana bisa kamu tidak menimang nimang keputusan itu, apakah kamu tidak pernah sekali saja memikirkan dampaknya kepada diriku?
sekarang apa, terserah arahya kau mau bawa kemana, aku memang hina, ludahi saja sekalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segumpal darah yang perlu ditertawakan
PoesíaMakian seorang hamba kepada penciptanya