Aku seorang Ilyas yang Wisnu Sastrawidjaya

23 0 0
                                    

Perjalanan dari bandara Soekarno Hatta menuju Depok membutuhkan waktu 2 jam lebih. Kenangan kenangan jaman kecil sampai masa SMA berseliweran di pikirannya. Mikail Ilyas kini sudah tumbuh menjadi seorang lulusan master di Oxford pada usia yang relatif muda pada usia 23 tahun dan ia sudah bekerja di salah satu perusahaan property ternama di Inggris sana, namun dikarenakan permintaan ayahnya, lebih tepatnya ayah tirinya, maka ia tinggalkan semua kehidupan mapan di Inggris demi membahagiakan orang yang telah membesarkan dan mendidiknya sampai usianya 27 tahun saat ini.

Ya, Kail memang memiliki nama belakang Ilyas, laki laki yang tega meninggalkannya dengan ibunya demi memilih wanita lain yang menurut ayahnya lebih baik daripada ibunya. Namun kasih sayang yang ia terima dari seorang ayah datang dari Wisnu Sastrawidjaya, laki laki yang mencintai dan menyayangi Farah, ibunya yang saat itu terpuruk ditinggalkan suaminya dalam kesusahan.

Mengenang masa masa sulit jaman sekolah dasar membuatnya merenung, beruntung ia mendapat kasih sayang dan cinta yang tulus dari seorang Wisnu Sastrawidjaya. Ketika ayahnya sudah mulai sakit sakitan dan memintanya untuk pulang ke Indonesia, maka tanpa pikir panjang, ditinggalkannya semua kemapanan di Inggris demi membalas kebaikan ayahnya. Kail berfikir bahwa kapan lagi ia mampu membayar semua kebaikan ayahnya. Ia berjanji untuk melakukan apapun demi kebahagiaan ayahnya. Termasuk permintaan ayahnya untuk menggantikannya memegang perusahaan konstruksi, restoran dan hotel milik keluarganya.

Wisnu Sastrawijaya tidak memiliki anak ketika ditinggal meninggal oleh istrinya. Harta yang ia miliki merupakan harta warisan orang tuanya. Wisnu Sastrawijaya memiliki seorang kakak perempuan yang karena melawan kehendak orang tuanya dahulu maka ia dibuang oleh orang tuanya. Hanum Sastrawijaya lebih memilih hidup sederhana dengan lelaki pilihannya dibandingkan hidup dalam bayang bayang dan aturan dinasti Kalingga Sastrawijaya. Dikarenakan pilihannya itulah maka tidak sepeserpun peninggalan Kalingga Sastrawijaya ditinggalkan untuk Hanum.

Walaupun Wisnu Sastrawijaya tinggal satu kota dengan adiknya, Hanum konsisten menjalani pilihan hidupnya dan Wisnu Sastrawijayapun tidak mampu merubah pendirian kakaknya. Semua bantuan yang ia coba berikan untuk kakaknya ditolak dan dikembalikan dengan halus oleh kakaknya. Iya, kakaknya memang keras kepala, bahkan dengan kehidupannya yang sederhana pun, ia tetap memilih tidak menerima apapun dari harta warisan orangtuanya. Janji adalah sesuatu yang harus ditepati katanya. Dan akhirnya Wisnu pun menghormati keputusan kakaknya sambil tetap mengawasi dari jauh kehidupan kakaknya. Bagaimanapun juga kakaknya adalah saudara sedarahnya.

Wisnu tetap mengamati kehidupan keponakannya, Karina anak semata wayang Hanum. Hanum hidup dari restoran kecil yang cukup ramai dan cukup untuk menghidupi biaya kuliah Karina dengan baik dan Wisnu pun bertekad untuk menjodohkan Mikail Ilyas dengan Karina, bagaimanapun caranya. Keinginannya sudah disampaikan kepada istrinya, Farah dan Farahpun mengenal sosok Karina yang ceria dan tidak neko neko. Farahpun menyetujui permintaan suaminya karena ia tau betul perasaan bersalah suaminya terhadap kakaknya, Hanum yang selayaknya ikut mendapatkan kekayaan keluarga Sastrawijaya, namun malah hidup sederhana bagaikan bumi dan langit dengan kehidupannya demi memilih lelaki pilihannya.

Kedatangan Kail disambut sukacita keluarga Wisnu Wardhana.

"Ayah kangen sekali sama kamu Kail" kata Wisnu ditengah pelukannya pada anak lelakinya.

"Ayah masih ganteng begini" kata Kail menggoda ayahnya.

"Apalagi ibuku, kalau bukan ibu sendiri, udah pengen disuit suitin nih sama aku" katanya menggoda ibunya. Ibunya memang cantik dan awet muda walaupun usianya sudah 57 tahun.

"Uh, anak ibu genit nih kebanyakan hirup udara Inggris" jawab ibunya sambil mencubit hidung anak kesayangannya.

Ditaruhnya kopor besar di kamar yang sudah hampir tiga tahun tidak dihuninya. Kamarnya bersih terawat, hh udara yang ia rindu. Suasana rumah yang hangat dan ceria dengan canda tawa kedua orang tuanya.

Cape tidur di pesawat dan diperjalanan, Kail lalu mandi dan berganti pakaian. Tak sabar ingin berkumpul kembali dengan kedua orang tuanya. Ia memang berjauhan dengan mereka, namun video call tak pernah absen dari hidupnya selama jauh di rantau.

Wangi masakan tercium dari hidungnya. Dilongoknya menu yang tertata rapi di meja makan. "Hmm.. ini pasti deh... ayam bakar dan ayam goreng budhe Hanum yang fenomenal itu" kata Kail disambut ketawa lebar ayahnya.

"Hahaha di sana pasti nggak ketemu kaaan menu ini.. hanya ada di Depok niih menu istimewa ini" kata ayahnya.

"Ayah masih sembunyi sembunyi borong semua stok di restoran milik budhe?" kata Kail dengan nada mengejek ayahnya

"Ah, kayak kamu nggak tau aja keras kepalanya budhemu itu, kalau dia tau aku yang borong, nanti uangnya dia kembalikan" kata ayahnya dengan mulut manyun.

Sambil mereka makan dengan suasana hangat, mereka bercerita panjang lebar menghilangkan kangen yang ada.

"Kail, kamu nggak ninggalin pacar di sana kan?" tanya Wisnu Sastra Widjaya.

"Nggak lah yah, sesuai petuah yang mulia tuan Wisnu Sastrawidjaya. Dilarang bawa wanita berambut pirang bermata biru untuk dijadikan menantu, jadi walaupun banyak yang naksir ngejar ngejar minta dipacarin, takut kualat aku" jawab Kail enteng

"Haha baguus baguus, udah lah nanti cari istri disini aja. Di Depok banyak kok perempuan cantik, eh yuk nanti malam kita makan malam di restoran budhe Hanum, kebetulan ayah juga belum ngucapin selamat ke Karina udah lulus sarjana ekonomi diaa minggu lalu" kata Wisnu.

"Ish ayah, baru juga belum sejam duduk di rumah, udah ngomongin istri aja. Tenang yaah, masih banyak waktu untuk cari istri, yang penting aku jadi bos Sastrawidjaya realty dulu ya pasti cewe mana juga mau sama Kail" kata Kail disambut cemoohan ayahnya.

"Ah iya yah, aku udah siapin kado untuk kelulusan Karina tapi belum diantar kesana. Ibu pikir nanti sekalian nunggu Kail pulang aja. Bisa sekalian dikasihkan Karina malam ini ya yah" kata Farah menambahkan.

"Ya udah, Kail, kamu istirahat dulu gih, pasti cape di perjalanan, nanti habis magrib kita kunjungi restoran budhemu ya" kata Wisnu sambil meninggalkan meja makan dan membiarkan Farah istrinya melepas rindu ke anak semata wayangnya.

Menikahlah dengankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang