Sore hari, sekitar pukul 3 sore. Pemuda itu tak melenturkan senyuman di wajahnya, mengayuh sepedanya dengan kecepatan rata rata dengan sebuah Camera Leica M10 yang tidak bisa kalian bayangkan harganya.
Kualitas terbaik yang di berikan oleh ibunya, Yoona. Seorang single parents dengan seorang anak remaja yang sedang bersekolah di SMA.
Pemuda itu menghentikan sepedanya di depan sebuah toko, menggenggam kamera nya dan mulai mengambil gambar secara hati hati dari balik jendela. Membuat wanita di dalam toko itu mendengus kesal.
"Sudah berapa kali ku katakan jangan mengambil gambar ku seperti itu sayang"
"Aku tau aku cantik dan kau tak perlu menjadi seperti paparazi"
Lanjut wanita itu yang mana hanya membuat pemuda berumur 18 tahun itu terkekeh tak memperdulikan ucapan yang keluar dari belah bibir sang wanita.
Kemudian ia masuk dan mendaratkan bokong nya di kursi yang berada tepat di hadapan ibunya yang sibuk berkutik dengan laptop miliknya. Ia kemudian menumpukan kedua tangan di atas meja menatap wajah ibunya yang sangat cantik walau usia nya tak muda lagi.
"Jangan menatapku seperti itu anak muda"
Ia mengelus perutnya pelan lalu mengambil dompet yang tersedia di atas meja kerja ibunya, "Aku lapar"
Dengan sigap Yoona menepis lengan putra semata wayangnya yang ingin mengambil dompet miliknya.
"Sopan lah sedikit, ucapkan kata tolong"
Peringat ibunya.
Ia menyatukan kedua tangannya di depan dada, menuruti permintaan sang ibu.
"Kumohon, aku lapar beri aku sedikit uang mu ibu ku"
Dengan gemas Yoona mencubit kedua pipi putranya, -Byun Baekhyun. Kemudian membuka dompetnya sebelum anaknya itu mengatakan hal yang membuatnya mendengus.
"Beri aku 100.000 won"
Setelah mendengus pelan Yoona memukul pelan dahi Baekhyun, "Aku bukan bank berjalan nak"
Mengeluarkan uang 7000 won lalu menyerahkannya kepada Baekhyun, "Ini untuk makan malam mu, makan lah di luar dengan baik"
Baekhyun menatap ibunya tak percaya, "Lagi!?"
Yoona memakai lipstick nya kemudian menatap Baekhyun meminta maaf,
"Maaf ya sayang, ibu ada urusan berkencan"
"Dengan pria kemarin?"
Ibunya mengangguk,
"Bukan kah ibu tidak menyukainya?"
"Kau cemburu ya?"
"Tidak"
"Berhenti lah menyukai orang yang berbeda dalam waktu dekat bu" lanjut Baekhyun dengan sedikit rengekan
"Kau gila? Kau pikir cinta itu ukuran penis antara yang besar dan kecil?"
"Aish, berhenti lah bu"
Mereka yang asik dengan perdebatan nya mengacuhkan seseorang yang kini berdiri di pintu toko.
"Bebek kau akan les?"
Kedua nya menghentikan perdebatan lalu Baekhyun berjalan mengambil tas nya, berbeda dengan Yoona yang menatap anak itu kesal.
"Ya! Berhenti memanggil anakku bebek dasar Hantu"
"Panggilan ku padanya itu bagus daripada panggilan mu untukku, hantu apanya?"
"Ya! Berani kau melawan orang tua!?"
Yoona bangkit dari duduknya berlari mendekati pintu namun dengan segera bocah itu menaiki sepedanya menunggu kehadiran sang teman.
"Bu, aku berangkat" Baekhyun pamit menaiki sepedanya dan dengan segera mendekatkan dirinya dengan sang teman.
"Hari ini kau aman! Aku memafkanmu manis" ucap Yoona pada teman Baekhyun.
"Terim kasih ahjumma"
Kemudian mereka pun menaiki dan mengayuh sepeda mereka beriringan, sementara Yoona ikut berlari ingin menghampiri sepeda Baekhyun namun karena sepedany terlalu cepat ia pun berteriak.
"Byun Baekhyun! Jangan Memakan Ramen! Kemarin Kau sudah memakannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal [ChanBaek]
Teen FictionJudul pertama :: Love in Silence "Jangan katakan ini pada siapa pun" "Kembalikan! kembalikan brengsek!" Warn¡! - Bahasa Kasar - Kekerasan - 18+ - BxB