Matahari beringsut pergi dan kini berganti menjadi Tamaram nya malam, mereka berdua keluar dari kelas yang berbeda Baekhyun kelas pendidikan dan sahabatnya –D.o Kyungsoo– dari kelas gym.
Kyung-soo berdecak pelan memperhatikan handphone genggamnya, lalu diikuti Baekhyun yang merangkul bahu nya sambil terkekeh pelan
“Ada apa Kyung?”
“Ibu ku bertanya mengenai raport”
Baekhyun tertawa sambil memegangi perutnya yang terasa geli, ya setiap kali ibunya Kyung-soo bertanya soal raport ia akan di ceramahi habis habisan oleh ibunya maka dari itu Baekhyun tertawa melihat kawannya menderita hei. Itu hanya main main saja
“Berhenti tertawa kau bebek!”
“Ibu ku melarang mu memanggilku seperti itu! Dasar burung hantu!”
“Bilang pada ahjuma itu panggilan sayangku untukmu Byun!”
“Panggilan sayang macam apa itu?”
Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan, ia dan Kyung-soo mendekati sepeda mereka perlahan lalu menaikinya dan hendak pulang. Tapi perkataan Baekhyun membuatnya serentak berhenti untuk mendengarkan ocehan sahabat kecilnya itu
“Mau makan ramen Kyung?”
Kyung-soo berfikir sejenak, kedua tangannya tepat di depan matanya lalu ia pun mulai menghitung menggunakan ke sepuluh jari jari tangan nya.
“Kue beras 300 won, Tokpoki 400 won dan HEI!!”
Tiba tiba saja suara Kyung-soo meninggi lalu menoleh menghadap ke arah Baekhyun dengan raut wajah kesal, sementara Baekhyun menutup mulutnya menggunakan tangannya ia sedang menahan tawanya
“Ramen itu 800 won! Bisa gila aku makan itu”
Sambung Kyungsoo lalu dia pun mengayuh sepedanya menjauh dari Baekhyun, ya rumah merek berlawanan arah dan Kyungsoo akan menjemput Baekhyun ketika mereka akan berangkat ke tempat Les saja.
Baekhyun menggeleng pelan lalu mulai mengayuh sepedanya santai, tak lama hujan pun turun dengan perlahan mengguyur dirinya hingga akhirnya ia berhenti di sebuah Cafe untuk berteduh. Sepertinya bukan hanya berteduh karna seseorang yang baru saja keluar cafe pun ikut berdiri di sana.
Baekhyun meminggirkan sepedanya lalu menaiki tangga cafe dan berdiri di depannya untuk berteduh berdampingan dengan sosok pemuda yang menatap air hujan secara diam dengan rokok di tangannya.
Baekhyun mengelus lengan nya yang terkena tetesan air hujan rasa dingin pun menerpa kulitnya yang rentan dingin, lalu melepas sepatu dan mengibas ibaskan kaki karna air hujan berhasil masuk ke dalam sepatu serta membuat kedua kaus kaki nya basah.
“Sudah lama ya tak bertemu?”
Baekhyun menyapa seseorang di sebelah nya, Baekhyun hanya berani menatap lurus ke depan bukan ke sebelah nya. Karna tak mendapati jawaban ia pun mencari topik baru,
“Besok pergilah ke sekolah”
Pemuda itu mengacuhkan Baekhyun, menyesap Putung rokok lalu membuang asapnya ke depan yang mengembun dengan dinginnya tetesan air hujan yang turun. Baekhyun tak menyerah ia pun memberanikan diri untuk kembali bertanya.
“Sudah lama kita tak saling mengobrol benar bukan?”
Sepertinya pemuda tampan itu merasa jengah hingga akhirnya ia menyesap Putung rokok nya untuk yang terakhir kali lalu membuangnya ke lantai dan menghentikan api rokok dengan cara menginjaknya .
Membuka payung nya hingga mengenai hidung Baekhyun, berjalan menjauh dengan payung tanpa mengatakan sepatah katapun membuat Baekhyun hanya menggeleng pelan kemudian masuk ke dalam toko.
“Anyeong bibi, Ramen dan Soju 1”
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal [ChanBaek]
Teen FictionJudul pertama :: Love in Silence "Jangan katakan ini pada siapa pun" "Kembalikan! kembalikan brengsek!" Warn¡! - Bahasa Kasar - Kekerasan - 18+ - BxB