.
.
.
.
.
•Mansion 05•
.
.
.
.
.
Matanya terpejam beberapa saat lalu. Rasanya berat sekali hari ini. Bayangan yg tadi sore masih terbayang olehnya. Hingga membuatnya terjaga hingga tengah malam.
02.45
Terakhir dia melihat kearah jam sebelum matanya benar benar terpejam. Berharap semoga malam ini dia mendapatkan mimpi yg indah, karena sejak kemarin dia tidak bisa berdamai dengan Hawa Rumah ini.
-----
Angin berhembus cukup kencang dari arah depannya. Matanya mengerjap sesekali, namun angin tetap membuatnya terus tertutup. Tangan kecilnya menahan arah angin dari depan, sedangkan Tangan satunya menutup kedua matanya agar tidak terkena debu yg ikut berterbangan dengan angin itu.
Setelah dirasa angin sudah tidak terlalu kencang, kedua tangannya turun kebawa. Matanya terbuka lebar, walau memang nasib mata yg tetap terlihat kecil meskipun dia sudah membuka matanya.
Dimana aku?
Satu pertanyaan itu langsung terbenak dalam pikirannya. Tampak tidak asing, tapi dia tidak mengenal nama tempatnya. Seingatnya dia pernah kesini.
Pandangannya mengitari sekeliling tanpa bergerak satu inci pun. Taman yg sangat indah dengan tanaman hijau mendominasi warna disana. Danau kecil yg berada di tengah Taman membuat suasana semakin asri Dan nyaman untuk dikunjungi.
Perlahan tapi pasti, dia mendengar suara tawa anak kecil dari arah belakangnya. Tak sempat dia melihat kebelakang, anak kecil langsung saja lari melewatinya. Ternyata dia sedang menghampiri kedua orang tuanya didepan Sana.
Secarik senyuman terukir diwajah dimanis saat lelaki kecil menghampirnya. Memeluk kaki jenjangnya lalu melompat pelan. Sosok yg sejak tadi dipeluk kakinya berjongkok, menyamakan tinggi anak lelaki itu, dipegangnya kepala sang bocah, mengelusnya dengan lembut disertai senyuman sehangat mentari pagi.
"Aku mendapatkan coklat ini dari Paman disana." Seru si bocah dengan terus melompat kegirangan dengan coklat berbentuk batang ditangannya. Mari sebut orang dewasa didepannya adalah Pemuda Manis. Lantaran senyumnya yg sangat indah bagaikan seorang wanita. Sungguh seindah itu.
Pemuda manis itu mengangguk, kemudian berdiri, memberikan tangannya untuk dipegang oleh si bocah yg kini tengah asik menatap coklat pemberian Paman itu.
"Ayok" sahut Pemuda Manis itu memberikan kode agar si bocah memegang tangannya, yg langsung dipegang oleh sang anak. Mereka berdua pun berjalan menjauh, dari dia yg masih diam ditempatnya.
Kali ini, pandangannya beralih kebelakang nya. Dia melihat pria berbadan tegap tengah berjongkok didepan lelaki manis. Tangan si pria mengelus permukaan yg terlihat membesar itu dengan lembut. Sesekali dia mencium permukaan yg tertutup oleh kaos berwarna coklat gelap itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mansion 05 | Chensung
Mystery / Thriller"Katanya, dulu rumah itu jadi tempat .. *Warn* •BxB •Lokal, AU, Mpreg •Update kalau ada mood + ide. So.. please be waiting, and hope you like it. Enjoy (biasanya up malam minggu) Vote + Comment juseyooo( ˘ ³˘)♥