Huang Rena tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya kala itu, semua kacau. Mulai dari terlambat bangun hingga hampir dipecat karena sering absen di tempatnya bekerja.
Dan itu semua bermula saat Jung Jaehyun memasuki kehidupannya secara paksa.
Che...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Huang Rena, seorang dokter muda cantik yang terpaksa berpisah dengan keluarganya di China karena sudah menjadi tugasnya untuk melakuakan pertukaran tenaga medis antarnegara. Sebenarnya ada alasan lain juga, tapi biarlah itu akan terkuak sendiri nantinya.
Kini dirinya tinggal di sebuah apartemen sederhana di daerah Seoul, Korea Selatan. Mengandalkan bahasa Korea-nya yang terkadang masih membuka kamus, ia bertekad untuk maju di negara ini.
Pantang baginya untuk pulang ke negara masalahnya sebelum ia benar-benar sukses. Membuktikan kepada kedua orang tuanya bila perempuan juga bisa setangguh pria. Perempuan tidak selamanya berpangku tangan menunggu pemberian orang lain.
[ Jung Jaehyun ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jung Jaehyun, seseorang kepala CEO tegas dan cerdas, tak heran jika perusahaannya menempati urutan pertama perusahaan terbaik di Korea Selatan. Penjualan design grafik-nya memegang rekor terbaik selama 3 tahun berturut-turut. Dirinya sangat dielu-elukan oleh masyarakat Korea.
Tetapi dibalik itu semua. Dia menyimpan sebuah rahasia, menjadi seorang kepala mafia penyelundupan narkoba dan sedang berusaha menyabotase aset negara agar dirinya beserta anak buahnya tetap aman.
Memasang raut ramah sudah menjadi andalannya. Bertingkah baik dan sopan didepan publik. Nyatanya sudah tak terhitung jumlah manusia yang telah ia lenyapkan demi menjaga agar pekerjaan gelapnya itu tak tersebar ke publik.
Seseorang tidak bisa menjadi sempurna, begitu juga Jung Jaehyun. Kelemahan terbesarnya adalah Jung Jeya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis tak berdosa yang ditinggalkan oleh ibu kandungnya demi mendapatkan kepuasan dunia.
Gadis yang tak tahu apa arti ibu yang sesungguhnya dalam hidupnya. Gadis rapuh yang hanya bisa menangis kapan saja saat meminta sesuatu pada Oma-nya.
Jaehyun sangat menyayangi buah hatinya ini. Sangat. Ia tak segan-segan mematahkan tangan siapapun yang berani menyentuh Jeya dan membuatnya menangis.
. . . .
Gedung itu telah runyam dengan suara sirine mobil polisi di taman utama, dan suara tembakan yang memekakkan telinga tiada henti di dalam area aula gedung tersebut.
"Mark pintu belakang. Segera!" Seseorang dengan tudung hitam berkata dengan tegas penuh keyakinan, tergesa berlari menuju area pintu belakang gedung tersebut. Area parkir mobil gedung tersebut. Sebut dan hotel kalangan elit dan hanya bisa digunakan oleh orang yang rela merogoh sakunya untuk sekedar bermalam disana.
"Baik boss" Pria yang diketahui namanya Mark tersebut segera mengemudikan mobilnya ke area belakang. Tugasnya hari ini cukup berat, karena ummm, sebenarnya dirinya tak cukup pandai mengendarai mobil.
Terdengar ledakan bom dari pintu tersebut, kemudian keluarlah seseorang yang dipanggil boss tadi dengan dari yang mengucur mengeluarkan darah.
"Cepat!!!"
"Jef, lo aja yang yang nyetir. Gue ga bisa," ucapnya tiba-tiba yang membuat pria disampingnya menggeram. Tepat saat ia membuka pintu mobil untuk berpindah ke tempat duduk sopir. Sial. Peluru tepat menancap di dada kirinya. Oke lari atau mati percuma.
"Mark lari!!!"
Jeffry, maksudku Jaehyun dengan bersimbah darah lari ke arah mobil putih yang hendak menancapkan gasnya jika saja dirinya tidak berteriak sekeras mungkin.
"Buka pintu mobilmu!!!" ____
[Huang Rena POV]
Siapa pria yang beraninya berteriak padaku itu. Penampilannya lusuh dengan tudung hitam. Apa dia seorang penjahat yang sedang dikejar polisi. Sial
Tok Tok Tok
Pintu mobilku diketuk dan dibuka secara paksa oleh orang ini. Ia mendudukkan dirinya di kursi samping kemudiku.
"Jalan atau mati!?" Sial lagi, sejak kapan pistol itu berada ditangannya. Ia menodongku, bergaya hendak menembakku. Huh, baiklah aku masih mau hidup di dunia ini. Jadi kulajukan mobilku secepat mungkin sampai suara sirine dari mobil polisi terdengar jauh dibelakang ku.
"Kemana pak?" Tanyaku pada orang itu, sungguh aku tidak takut padanya, hanya sedikit takut pada pistol ditangannya.
"Ke rumahmu," jawabnya. Tunggu, Apa ke rumahku?! Dia siapa, aku bahkan tak tau namanya, lalu ia meminta untuk pergi ke rumahku. Sial
Ku hentikan mobilku dipinggir jalan dan memandangnya kesal "Silahkan turun pak! Maaf saya tidak bisa bekerja sama dengan penjahat."
"Huang Rena, dokter bedah di rumah sakit Neo. Kau mau menghentikanku disini dan dipecat dari pekerjaanmu untuk selamanya?" Ucapnya dengan memincingkan mata. Berapa kali kesialan yang ku dapat hari ini. Bagaimana? Bagaimana dia bisa tahu aku?
Baiklah, aku juga masih ingin membuktikan kesuksesan pada orang tuaku, jadi ku lajukan mobilku dengan kecepatan yang tak main main, aku kesal.