Jeffrey sedang berbaring di kasur king size dengan sprei berwarna abu gelap. Jeffrey masih lengkap dengan kemeja putih yang sudah ia buka dua kancing teratasnya. Pikirannya jauh menerawang saat ia bertemu Calla di toko bunga.
Hatinya berdesir aneh saat melihat manik mata biru bak lautan yang mampu membuat Jeffrey hanyut kedasarnya.
Calla Valerie.
Nama itu terus berputar berulang-ulang diotaknya seperti kaset yang hanya memuat satu judul.
Tunggu, kenapa ia memikirkan gadis yang baru sehari ia temui? bukankah ini aneh?
Sudah cukup Jeffrey menjalani hidupnya dengan kacau. Bahkan ia sering berguman sendiri di depan kaca. Cukup katakan Jeffrey hampir gila, ralat..sudah gila lebih tepatnya.
Lebih baik malam ini ia tidur lebih cepat dan bersiap untuk meeting dengan kolega perusahan asal Jepang esok hari. Salah kata sedikit, bisa hancur partnership yang sudah Jeffrey bangun.
🌼
Jeffrey Nalendra
Cheap street No. 47
+0809790Dan nama perusahannya.
Calla membaca lamat-lamat kartu nama itu seraya berpikir 'untuk apa sih?'
Calla berniat ingin membuangnya namun urung, ia juga penasaran dengan CEO muda itu. By the way, Calla baru saja mencari informasi tentang Jeffrey dan perusahannya dan wow ternyata Jeffrey adalah CEO muda, usianya tahun ini menginjak 23 . Ibunya seorang dokter bedah sekaligus penanam saham dibeberapa rumah sakit ternama, dan Ayahnya seorang direktur perusahaan teknologi yang bercabang di San Fransisco.
Ia tercengang. Keluarga Jeffrey memang benar-benar bau uang. Kenapa Calla baru mengetahui nya sekarang? Apa karena Calla kurang update mengenai berita dalam negeri?
"Aku diumur 21 saja berpeluh di 3 tempat. Jual bunga, kopi, boneka. Sedangkan Jeffrey? mungkin saat ia diumur 21 sudah merasakan dinginnya suhu ruangan dan duduk di kursi petinggi yang super empuk sambil berputar putar dan juga...hrrrr aku kalau jadi dia mungkin aku sudah bisa tidur nyenyak dikursi itu."
Ucap Calla sambil men-scroll down mesin pencari gambar di ponselnya yang sudah retak diatas kanan.
Banyak sekali foto Jeffrey memakai suit yang tampat cocok ditubuhnya.
Calla acap kali berdecak kagum memuji ketampanan Jeffrey.
"Jidatnya bersih sekali seperti masa depanku jika aku banyak uang."
Calla bukan terobsesi ingin menjadi orang kaya, namun apa yang keluar dari bibirnya adalah ucapan spontan yang terdengar bodoh dan aneh. Kadang humornya juga out of the box.
"Oh iyaa besok aku harus...."
Ia melihat kalender di atas nakas yang sudah banyak coretan dengan spidol merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALREY
Fanfiction"Calla Valerie..." Pria itu membaca badge nya "Ya?" "Nama yang cantik"