Hari Keempat

21 8 0
                                    

Hari keempat, Jun kembali datang. Kali ini mereka berjumpa di taman luar rumah sakit. Shunya duduk di kursi roda, sementara buku sketsanya tergeletak di meja taman. Jun ingin mengejutkannya, jadi ia datang dengan diam-diam.

“Jun-kun ya?” tanya Shunya tanpa mendongak.

Sekarang malah Jun yang kaget.

“Lho, kok tahu?” tanya Jun.

“Tadi aku lihat dari kejauhan. Lagipula bayangan kepalamu muncul di kertasku, tahu. Cari cara lain yang lebih pintar dong kalau mau mengagetkan aku.”

Jun tak mengindahkannya, lalu duduk di bangku taman sementara ia memerhatikan apa yang Shunya kerjakan. Cukup membuat dirinya terkejut, sebab yang Shunya gambar adalah potret dirinya dari samping.

“Kau kenapa menggambarku? Dan kenapa kau bisa menggambar wajahku?” tanya Jun. Shunya mendongak ke arahnya.

“Ngintip sekali lagi, kusentil dahimu,” ancam Shunya, walau ancamannya hanya main-main.

“Serius, Shunya. Kenapa bisa kau menggambar wajahku?”

“Hanya mengandalkan ingatan waktu kita bertemu.” Shunya mengedikkan bahunya santai. “Yah, iseng saja sih. Lagian kamu pasti bakal kesini. Nanti kalau sudah jadi boleh buatmu deh, tapi kalau aku mati ya,” kelakar Shunya.

“Sembarangan kalau ngomong.” Jun ingin sekali menoyor kepala Shunya. Tetapi Shunya malah tertawa lepas seperti biasa, tidak peduli apa kata Jun.

Teman Tujuh HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang