Hari Keenam

19 7 0
                                    

Hari keenam, Jun datang lagi. Kali ini tidak dengan tangan kosong. Di tangannya terbungkus sebuah kado khusus untuk Shunya.

“Wah, Jun-kun baik sekali mau menghadiahiku barang sebagus ini.” Shunya membuka kadonya, menunjukkan satu kotak pensil warna isi 24 dengan wajah berseri. Jun tampaknya salah tingkah.

“Maaf kalau bukan merek itu yang biasa kau pakai,”

“Tidak ada bedanya. Aku malah bosan dari bulan lalu hanya hitam putih yang kubuat.” Shunya tanpa ragu mengambil salah satu warnanya, mulai mewarnai gambar Jun yang waktu itu ia buat.

“Oh ya, soal kemarin—”

“Jantungku bermasalah. Itu kan yang kau mau tanyakan?” tangan Shunya teracung, memotong ucapan Jun.

“Iya sih, selain itu, soal Ryuta—”

“Eh, kau kenal?” tanya Shunya. Jun mengangguk.

“Kau kenal dia? Temanmu?” tanya Jun, agak memberondong. Membuat Shunya ingin melemparkan sesuatu untuk menutup mulut Jun.

“Kepo sekali sih. Seperti polisi,” sindir Shunya.

“Aku serius.”

“Tanya saja kepada Ryuta nanti. Katanya dia temanmu?”

“Shunya pelit sekali sih.”

“Memang.”

“Jangan-jangan, kau mau menyuruhku datang besok lagi.”

“Tidak juga, sih.” Shunya menggeleng. “Tapi kalau Jun mau datang lagi ya terserah. Atau seterusnya juga tak masalah.”

“Besok aku ke sini lagi.” Ucap Jun spontan. Membuat Shunya memamerkan cengirannya.

“Baik sekali,” ucap Shunya. “Tapi jangan nabrak kucing lagi, ya?” kelakarnya, membuat tawa Jun pecah.

Teman Tujuh HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang