Wanda disekitar puncak

11 3 0
                                    

"hahahaha dasar pendaki bodoh! Betapa indahnya dunia ini, aku lah yang berhasil menemukan keindahannya!".

Seorang yang bernama Wanda telah meninggal kan teman-teman nya demi melihat keindahan Gunung Rinjani dari puncak tertinggi.

Keegoisan nya mengantarkan pada maut yang menanti. Tebalnya kabut menghalangi pengelihatan nya untuk menatap pemandangan bawah gunung.

"Dasar kabut sialan! Kenapa harus ada kabut ha? Aku jadi tidak bisa melihat dan mengabadikannya!". Umpat Wanda.

Ia terus-menerus mengomeli keadaan yang Tuhan berikan pada hari itu. Beberapa jam perjalanannya hanya membawa untuk melihat pemandangan yang sia-sia.

Tak ada matahari terbenam, tak ada burung yang melintas menuju sarang, tak ada udara dingin yang menenangkan, hanya ada udara dingin yang menusuk kuat di permukaan kulit.

Sunyi, sepi itulah gambaran sekilas. Wanda terduduk sambil mengumpat tak jelas di bibir tipisnya. Kameranya terjatuh dari tangan mungilnya.

Suasana dingin begitu mencekam, gelap mulai menampakkan diri seakan ingin berjumpa.

"Kemana senterku? Oh shit!!! Ada di tas kakak!! Bagaimana ini? Cuaca sialan!" Gusarnya.

Matahari ingin pamit seraya berkata 'tunggu aku di esok hari'. Kegelapan mulai datang satu persatu. Cahaya mentari hilang dalam sekejap dan beristirahat untuk besok.

"Bagaimana ini? Aku tak bisa melihat apa-apa, gelap!! Ya ampun!". Panik Wanda.

"Wah ada seseorang, apa kau sendirian?" Tenanglah! Aku bersama mu"

"Ha? Siapa kau? Dimana kau? Ku mohon tolong aku!"

"Hahahaha aku disamping mu, jangan takut!"

Sepintas Wanda berdialog dengan seseorang yang tak terlihat. Gelap karena sudah malam.

Arahnya tak menentu, kamera yang tadinya jatuh sudah tak bisa ia dapatkan karena gelap yang sudah menguasai keadaan.

Jalan licin akibat hujan yang begitu deras beberapa jam yang lalu. Kakinya tak dapat menahan tubuhnya yang mulai tergelincir kebawah.

"Tolong! Tolong!!! Tolong!!" Teriak Wanda.

Tak ada balasan dari teriakan paniknya, petir datang sembari membawa air alam untuk jatuh ke bawah. Angin begitu kuat dan menghempaskan tubuh Wanda hingga terjatuh di reruntuhan pohon yang tumbang.

~Akhir Hayat

HIMAWARI PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang