Tak apa

16 4 0
                                    

Ini bukan tentang 2 garis yang melengkung bukan juga tentang sederetan benda yang terlihat indah. Tapi, ini tentang banyaknya air yang keluar dengan disertai suara yang terdengar sangat menyakitkan.

Ia bilang "tak apa" 2 kata tapi itu mengandung banyak makna. Kakinya memaksanya untuk berdiri, tangannya mulai menghapus air itu. Ia tersenyum dan bangkit, rasanya lemas.

Hatinya berbisik "kamu kuat".

Kakinya berjalan sangat pelan, hatinya sedikit ragu. Terlihat sebuah pohon sangat besar dihadapannya, ia menyebrangi jalan untuk menghampiri pohon itu. Jalanan hari ini sangatlah sepi tidak banyak kendaraan, dilihatnya pohon itu lalu ia duduk sambil melihat ke arah langit.

"Cuacanya bagus" katanya sambil tersenyum.

Langit berwarna biru cerah, suaru burung terdengar sangat mendukung hari ini, indah bukan?.

Diambilnya sebuah buku catatan kecil berwarna merah dari saku gadis itu. Ia mulai menuliskan sesuatu didalamnya. Tidak ada seorangpun yang tau apa isi buku itu. Hawanya saat ini bising, dinyalakaannya lagu milik penyanyi kesukaannya ia juga tidak lupa untuk memakai earphone.

Sekarang hanya ada hembusan angin, suara musik, dan juga dirinya. Sekarang dunia miliknya, seakan raganya kembali seperti semula. Selesai menulis ia memejamkan matanya sambil menyender ke pohon itu.

Selama 20 menit ia tertidur akhirnya ia terbangun ada sesuatu yang mengganggunya, ia melihat seekor burung kecil berwarna biru sedang berada dibahunya. Ia ambil burung
itu lalu menatapnya sebentar.

"Cantik" burung itu langsung pergi dari hadapannya seketika. Ia tersenyum. Dilihatnya jam di tangan kanannya jarum jam menunjukan jam 4 sore "waktunya untuk segera pulang" gumamnya lalu berdiri.

Gadis itu berjalan di tepi sungai dengan gembira, ia ayunkan ke dua tangannya dilihatnya sekeliling tempatnya berjalan. Disamping kanan ada sungai, tiba tiba ia berhenti lalu menghadap kanan dan berpikir sejenak.

"Kotor" ucapnya lalu melanjutkan jalannya.

Disebelah kiri ada jalanan yang sedikit lebar, didepannya ada jembatan penghubung jalan. Ia berhenti lagi sejenak, menatap kedean sambil memikirkan sesuatu, sekali lagi tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan gadis itu.

Ia memutuskan untuk untuk melanjutkan jalannya dan menghiraukan apa yang dipikirkan olehnya. Sesampainya dirumah gadis itu langsung membersihkan dirinya dan mengganti pakainnya dengan pakaian rumah.

Ia mengambil baju berwarna putih dengan celana pendek. "Terlihat indah" katanya dalam hati. Waktunya makan, kakinya membawa dirinya ke arah dapur, dilihatnya keadaan kulkas.

"Hanya ada roti dan susu"

Ia memutuskan untuk memanggang roti dan meminum susu. Selesai memanggang roti ia segera kembali ke kamarnya dan duduk di balkon kamar, tak lupa menyalakan lilin aroma terapi kesukaannya.

"Komplit" gumamnya dengan tersenyum dan juga tatapan mata yang penuh arti. Bintang dilangit sangat indah, cahaya bulanpun sangat terang. Ia menghabiskan malamnya dibalkon kamar.



OnedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang