Namanya Alena, biasanya dipanggil Na. Seorang gadis berusia 16 tahun. Hidupnya penuh dengan keheningan. Tidak ada yang tahu apa kesukaanya, makanan favorit, rumahnya, no teleponnya, lagu favorit, semuanya.
Bahkan sang ibu pun gak tahu apa kesukaannya, aneh bukan?. Mereka tidak pernah berbicara tentang kesukaan satu sama lain, seakan tidak ingin tahu. Alena hanya tinggal berdua dengan sang ibu, ayahnya pergi keluar negri dan menetap disana untuk urusan bisnis, adiknya? Alena hanya anak tunggal tidak mempunyai kakak atau adik.
Sepupu? Alena bahkan gak tahu ia punya sepupu atau tidak, ibunya tidak pernah memberi tahunya. Nenek dan kakeknya sudah lama tidak ada sejak ia masih kecil.
Alena tinggal dipinggiran kota, jika kalian bermain dirumah Alena kalian bisa melihat matahari terbit bisa juga melihat layang layangan di sore hari ataupun bintang dan bulan. Alena selalu pergi ke lapangan yang luas, disana tidak banyak orang hanya ada pepohonan yang sangat tinggi disana juga teduh.
Sekarang hari senin, jadwalnya Alena sekolah bukan sekolah umum tapi sekolah dirumah atau disebut home schooling. Alena tidak terlalu suka pergi sekolah di pagi hari dan ia harus bangun jam 5 pagi, tidak! itu bukan Alena banget. Ia lebih suka bangun jam 9 atau jam 10 pagi itu adalah suatu kebiasaannya.
Hari ini jadwalnya Alena belajar matematika dan ipa. Alena harus segera mandi dan menunggu gurunya datang kerumah. Ia memilih memakai baju lengan pendek dengan outer dan juga memakai celana jeans tak lupa juga memakai kacamata.
Ia pun memerhatikan dirinya didepan kaca, matanya melihat dirinya dari kepala sampai kaki berpikir apa yang kurang dari dirinya. "Ini sudah cukup" katanya lalu membawa bukunya dan alat tulis ke ruang tamu.
Oiya, kalau hari senin sampai jumat Alena harus bangun jam 8 sebab sekolahnya dimulai jam 9 hanya waktu libur saja ia bangun jam 9 atau 10. Jam belajar Alena pun dimulai, kini gurunya itu sedang menerangkan apa materi hari ini.
Sungguh sebenarnya Alena bosan pelajaran matematika dan ipa, itu menyebalkan. Jam demi jam pun berlalu kini sudah jam 12 siang yang berarti kelasnya pun selesai. Sedari tadi dirinya hanya bisa megangguk ketika diberi pertanyaan padahal tidak ada yang masuk satupun. Kalian sama gasi gak suka sama matematika dan ipa kaya Alena tapi Alena suka sama pelajaran bahasa Indonesia, kalian suka gak? baginya menulis adalah suatu hal yang unik.
.....
Kini dirinya sedang menuju ke lapangan, ia cukup berjalan selama 10 menit dari rumahnya berjalan adalah hal yang biasa bagi dirinya. Ia bisa menikmati segala yang ada disekelilingnya, itu bisa membantu pikirannya tenang.
Seperti biasa ia akan pergi dan duduk dibawah pohon. Alena berpikir apa yang akan terjadi dalam hidupnya kedepannya. Apa besok ada kejadian yang akan merubah kehidupannya? atau besok ada yang datang untuk merubah kehidupannya?.
Awan sore ini sedang berwarna orange, terlihat bagus. Ia mengeluarkan handphonenya dan memfoto awan itu dengan dirinya.
"Cantik" Katanya pelan.
Di depannya kini sedang ada beberapa anak laki laki bermain bola, Alena menatap mereka satu persatu. Alena salah fokus dengan laki laki berambut pirang, sepertinya ia pernah bertemu dengan orang itu.
Laki laki itu sedang mengoper bola kepada teman temannya. "Lumayan" Kata Alena. Mereka ada bertujuh, rata rata umur mereka sama dengan dirinya.
Buggggg.....
Bola itu terkena kepala Alena dan ia merasa kesakitan. Laki laki yang menendang bola itu menghampiri Alena. "Woy maaf" Katanya dengan rasa gak bersalah dan mengambil bola dari samping Alena.
Alena langsung berdiri dan menatap laki laki itu dengan tatapan sinis lalu meninggalkannya. "Lahh gue minta maaf malah pergi" Kata laki laki itu sambil menatap Alena.
Sore ini adalah sore Alena terkena bola. Kepalanya kini terasa pusing, laki laki itu menendang nya dengan sangat kencang untung saja ia masih bisa menahan rasa sakit kepalanya itu dan berjalan pulang.
Belum jauh dari lapangan ia berjalan, dirinya pun jatuh. Kini semuanya gelap. "Woy Fa, tuh cewe jatoh" Kata temannya laki laki itu yang tidak sengaja melihat Alena jatoh.
"Yailah" Katanya. Laki laki itu lalu berjalan menghampiri Alena, dan membawa Alena kerumahnya. "Berat juga lo" Katanya saat mengendong Alena.
Sesampai dirumah laki laki itu, Alena langsung dibawa keruang tamu dan ditidurkan di sofa. "Faaa itu siapa? dia kenapa?" tanya bundanya kepada dirinya. "Gak tau" Jawabnya. "Kok gak tau?" Tanyanya lagi.
"Jadi gini tadi Daffa kan lagi main sama temen temen Daffa terus Daffa gak sengaja nendang bolanya ke dia, terus dia langsung pergi eh tiba tiba kata si Agus dia jatoh" Daffa menjelaskan ke bundanya dengan sangat hati hati karena kalau tidak bisa saja dirinya dimarahi. "Daffa Daffa...., ada ada aja kamu kalau sampai gini kamu mau tanggung jawab? lagian kamu juga gak kenal dia Daffa, ada ada aja kamu" Daffa terkena marah oleh bundanya, lagi.
"Sekarang kamu tungguin kalau dia udah bagun ambilin air putih" kata bundanya lagi lalu ia pergi ke dalam kamar.
Sekarang sudah lebih dari 30 menit Alena pingsan dirinya belum sadar. "Woy bangun cape gue nungguin lo pingsan, mau main ps gue!" Kata Daffa seakan dirinya gak tau diri udah tau Alena pingsan dan dia mau main ps, Daffa Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneday
Teen FictionTidak ada yang tau apa yang dipikirkan gadis itu, tidak ada yang tau apa kesukaannya. Makanan favorit, lagu favorit, artis favorit, apa yang dipikirkan, arti tatapannya, semuanya. Tapi ada satu pria yang akan tau semua itu, suatu hari nanti.