Dirumah

9 2 0
                                    

Matahari memasuki kamar sang gadis, ia terbangun. Tangannya mencoba menghalangi sinar matahari dari pandangannya. "Sangat terik" katanya dan mencoba berjalan ke arah jendela untuk menutup tirai.

Pasalnya sehabis ia dari balkon semalam untuk bersantai dan menikmati angin malam ia lupa menutup jendela kamar dan juga tirai. "Semalam sangat lelah" gumamnya sambil memijat bahunya itu, walaupun ia hanya duduk untuk menikmati segalanya itu sangat melelahkan.

Banyak sekali hal yang masuk kedalam otaknya saat itu. Sekarang tanggal 20 september pukul 9 pagi, dilihatnya kalender dekat tempat tidurnya 1 menit ia menatapnya. Semuanya seketika hening, burung berhenti berkicau, terik matahari mulai hilang, angin tidak sekencang tadi. Dipejamkan matanya lalu tersenyum, diambilnya handuk dan bergegas untuk segera mandi.

10 menit sudah ia berada di kamar mandi, dari luar pintu kamarnya terdengar suara musik sangat kencang. Gadis itu mulai keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk miliknya berwarna coklat. Ia berganti pakaian dan juga memakai jepitan bergambar kupu kupu dirambutnya tak lupa juga memakai minyak wangi beraroma vanilla.

Hentakan kakinya mewarnai rumah sederhana itu. Dilihatnya beberapa orang dirumahnya hanya ada ibu yang sedang memasak sup sapo tahu, ia segera berlari ke arah sang ibu dan memeluknya dari belakang.

"Selamat pagi, gadisku" sapa sang ibu yang sedang mencicipi sup buatannya.

"Pagi juga" jawabnya dan tak berniat untuk melepaskan pelukan dari sang ibu.

Hari ini ia akan dirumah saja atau jika keluar ia akan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan untuk dirinya. Aroma masakan ibu sangat harum Kata gadis itu sambil mengambil mangkok dan menuangnya.

"Bagaimana rasanya?"

"Selalu lezat"

"Rasanya asin?"

"Tidak, ini pas"

Dimakannya sup itu dengan sangat lahap tanpa tersisa sedikit pun. Selesai makan ia langsung mencuci mangkoknya dan bergegas untuk pergi ke kamar. Kemarin dirinya baru selesai membaca buku, ia pikir buku itu sangat seru alurnya pun bagus.

Lemari bukunya sudah penuh, sepertinya dirinya harus membeli lemari buku lagi tapi kali ini yang kecil sebab sudah tidak cukup ruang untuk membeli lemari yang besar jika ia membeli lemari yang besar kamarnya akan semakin sempit. Total sudah ada 3 lemari, 1 lemari pakaian dan 2 lemari buku miliknya.

Gadis itu menguncir rambutnya dan memakai topi lalu segera turun kebawah. Bu aku pergi pamitnya dan segera keluar rumah. Hati hati Sahut ibu dari dalam rumah. Kini dirinya akan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan, ia memilih untuk jalan kaki dari pada menaiki kendaraan umum.

Cuaca saat ini sangat mendung ia tak lupa membawa payung. Sesampainya di supermarket dirinya langsung memilih beberapa makanan manis dan pedas tak lupa juga untuk mengambil beberapa minuman. Sudah 30 menit dirinya memilih makanan sekarang saatnya untuk pergi kekasir, total ada 10 makanan ringan dan 5 minuman dingin.

"Totalnya jadi 150.000" Kata kasir itu.

Ia segera mengeluarkan dompetnya dan memberi kartunya ke kasir, makanan ditaruh di tas kain yang ia bawa sendiri dari rumah itu akan lebih bagus dan menjaga lingkungan dari pada memakai plastik.

Brugggg....

Seorang pria menabrak bahunya untung makanan yang ia bawa tidak jatuh. Matanya melihat pria itu dia tidak berbalik badan sekedar mengucapkan maaf kepada dirinya "Pria gak sopan" gumamnya pelan dan melanjutkan untuk berjalan.

Dirinya tidak tahu bahwa pria itu mendengar gumamnya dan langsung berhenti menatap gadis itu sambil mengerutkan dahinya. "Aneh" Ucapnya pria itu dalam hati.

Kakinya pegal untuk berjalan pulang akhir akhir ini ia selalu berjalan kaki kemanapun, sekarang dirinya memutuskan untuk menaiki bus dan memilih untuk duduk di dekat kaca. Tak lama hujanpun turun, untung dirinya membawa payung kalau tidak ia bisa basah kuyup terkena air hujan dan ibu akan memarahinya.

Jalanan terlihat macet, kendaraan bermobil yang sangat banyak memenuhi jalan. Dirinya bisa 30 menit sampai rumah seharusnya ia bisa sampai rumah hanya 15 menit jika tidak macet dan jika berjalan kaki.

Sesampainya dirumah dirinya segera merapihkan barang belanjaanya ke dalam kulkas. Membuat teh pas untuk suasana saat ini pikirnya, tak lupa ia juga mengambil cemilan dan membawanya ke kamar. Biasanya jika hujan seperti ini ia akan bermain hujan di balkon tapi rasanya sekarang dirinya sangat malas untuk bermain hujan.

Dinyalakannya musik yang pas untuk suasana saat ini, tak lupa juga mematikan lampu kamar diganti lampu tidur juga lampu tamblr berwarna orange. Dirinya memilih menulis dibuku merah miliknya, itu sepertinya sudah menjadi kebiasaannya setiap saat.

Pulpen warna coklat kini berada di tangan sang pemilik, tintanya sudah berada di lembaran buku itu. Kata demi kata ia tulis, suasana ruangan sangatlah mendukung, rintikan hujan terdengar sangat kencang awan dan langit kini sangat abu abu.

Nafas gadis itu sangat teratur detak jantungnya pun stabil pikirannya kembali seperti biasanya sangat dipenuhi oleh hal hal yang tidak bisa di deskripsikan. Aroma coklat panas bisa tercium dari kamarnya Sepertinya ibu sedang membuat susu coklat panas pikirnya.

Kini teh itu sudah setengah cangkir cemilannya pun akan habis ia memumutuskan untuk segera menghabiskannya. Sekarang pukul 7 malam perutnya sedari tadi berbunyi tanda ia sangat lapar, dirinya memutuskan untuk pergi kedapur dan memakan makanan yang ibu nya tadi buat, masih sama dengan tadi pagi, sup sapo tahu.

"Tidak ada yang bisa mengalahkan sup ibu" Katanya sambil menyeruput kuah.

"Kamu harus belajar masak Na" saran sang ibu.

"Iya nanti kalau aku sudah besar"

"Kamupun sekarang sudah besar"

"Iya nanti kalau aku udah siap"

"Kamu sudah siap, tapi kamunya saja yang gak mau"

Gadis itu tersenyum.

"Banyak alasan kamu Na" sahut ibunya lagi.

Perbincangan ibu dan anak kini meramaikan suasana dapur, mereka sedang bercerita akan suatu hal. Terdengar tawa gadis itu dan tawa sang ibu, mereka terlihat bahagia saat ini. Tidak ada yang mengganggunya.

OnedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang