Chap.12

3.6K 502 16
                                    

Bukan Rose namanya kalau bukan gadis paling pembangkang yang dikenal oleh William.

Sekarang laki-laki itu uring-uringan mencari Rose yang kabur usai membohonginya. Tadi gadis itu tidur dengan baik kemudian mengadu kalau kepalanya pusing dan mau dibelikan obat, jadi William pergi. Ketika pulang, dia tidak mendapati gadis itu di kamarnya. Dan si tua Gally pun juga mencarinya ke semua sudut rumah, tapi tidak ditemukan.

Mati kau, Will. Alex akan mengamuk saatndia pulang. Pikirnya cemas.

Seandainya dia menyuruh Gally saja yang pergi dan dirinya yang menunggui Rose. Mungkin tidak akan kejadian seperti ini. Dan benar saja. Alex mendadak muncul ketika William baru akan keluar dari rumah untuk mencari Rose dan membuat nyawa Gally nyaris melompat keluar.
"Tuan Alex?!"

Alex mendelik.
"Bawa ini kedapur." Ia memberikan kresek putih pada Gally, tapi terhenti dan tatapannya berubah tajam. Gally jelas mati kutu, tahu tidak?

"Dimana dia?"

Gally yang sejak tadi bergetar di tempat, bersumpah  berlutut takut. Tatapan pembunuh Alex memang paling mengerikan dibanding apapun di dunia mereka.

"I-itu...anu....Tuan, nona sedang--"

Alex buru-buru naik ke kamar dan benar saja. Rose tidak disana. Dan ketika menuruni tangga, Ia berpapasan dengan William. Laki-lwki itu menatap sang kakak yang lumayan panik dengan begitu tajam.

"Dimana Rose?"

"Kami tidak menemukannya dimana-mana. Dia bilang padaku kalau dia pusing dan minta dibelikan obat. Saat aku kembali--"

Alex langsung melewati William bahkan sebelum kakaknya itu menyelesaikan perkataannya.
"Kau tidak becus untuk urusan kecil begini, Will. Aku akan menghajarmu habis ini."

Matilah dia. William tidak mau menemui pujaan hatinya dengan wajah babak belur.

🍒🍒🍒

Sementara itu, mari kita intip Roseanne Kyle yang sedang berayun santai di sebuah taman lama di Brostway. Dia punya alasan, kenapa mengunjungi tempat penuh kenangan masa kecilnya itu. karna siang ini dia mimpi buruk lagi, Rose merasa butuh kebebasan sejenak. Setidaknya 10 menit saja untuk menghirup udara segar.

Dan kalau dipikir-pikir, dia jadi merasa bersalah karna membohongi William. Ia membiarkan rambut blondenya tergerai karna angin setelah menyamankan diri beberapa saat lagi dan memutuskan harus segera pulang, sebelum Alex pulang dan mencarinya.

Tapi ketika mengangkat wajahnya, tiga orang pemuda tak dikenal datang dan menyeringai ke arahnya. Memiliki mata merah--meskipun tidak sepekat milik Alex--yang tiba-tiba membuat segalanya menggelap bahkan sebelum Rose menyadari mereka adalah vampire.

Hingga Rose sukses terjatuh di pasir halus terdekat dengan ayunan usai menatap mata salah satu pemuda itu. Dan terakhir yang dia rasakan adalah ketika tubuh rampingnya diangkat.

🍒🍒🍒


Ini buruk. Alex benar-benar marah. William tak pernah melihatnya semarah ini, bahkan sampai mencoba menghajarnya ketika dia hanya mencoba menenangkannya. Dia bahkan nyaris membunuh Gally. Kenapa pula Rose harus kabur dan menimbulkan masalah? Kalau William meregang nyawa, nanti Jennie bagaimana? Jatuh ke tangan orang lain, begitu? Setelah pengorbanannya selama ini?

Ini sudah hampir malam. Alex dan William mencari ke semua tempat yang sering dikunjungi Rose. Rumah Jennie, rumah Sarah dan James, lalu ke taman, restoran kesukaannya, dan banyak lagi. Tapi mereka tidak menemukan Rose dimanapun.

The Possession [revisi2020-2022] End✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang