- Moon 4 -

633 151 69
                                    

"Kenapa kau sangat bebal? Kenapa kau tidak datang sebelum bulan purnama datang dan mengambil obatmu?"

Chanyeol mendengarnya dengan sayup, keadaannya sangat lemah saat ini.

"Apa kau lagi-lagi menyerahkan dirimu pada sisi serigalamu? Aku kan sudah melarangmu."

Chanyeol tak dapat mengeluarkan suaranya meski kesadarannya sudah pulih.

"Kenapa kau hanya diam? Apa karena dia ada di sini?"

Chanyeol terkejut dalam pikirannya. Siapa yang dimaksud oleh Jongdae?

"Tenang saja! Dia takkan mendengar kita, ia baru saja ku beri obat tadi."

"Apa kau masih membutuhkan banyak darahku, dokter?"

"Apa kau pikir itu sebabnya aku memintamu jangan menyerah?" Nada suara Jongdae meninggi.

"Lalu ... apa?"

"Dasar bodoh! Tentu saja tidak!'

"Lalu ..."

"Aku perduli padamu, dasar anak nakal!"

"Benarkah itu?"

"Tentu saja! Karena itu, datanglah tepat waktu. Kau pasti kesakitan selama masa heat-mu, kan? Datanglah dan minumlah supresan mu tepat waktu." Nada suara Jongdae kembali lembut.
"Kemana sikap optimismu pergi? Kau bahkan bertahan hidup setelah mate mu menolakmu dan menikah dengan wanita biasa."

"Entahlah, dokter. Aku sudah lelah menunggu ketidakpastian. Aku hanya ingin mati dengan tenang."

Plak

"Berhenti berkata sembarangan! Aku akan memberimu obat tidur untuk menekan rasa sakitmu. Kalau kau masih bandel, aku akan mengurungmu di sini, mengerti!?"

Chanyeol berusaha mencerna apa yang tadi ia dengar. Rasa penasarannya yang sangat tinggi membuat kesadarannya pulih sempurna. Dengan sekuat tenaga ia mengangkat tangannya dan menyibak tirai di sebelah tempat tidur pasiennya. Di sana ia melihat Kyungsoo tengah tertidur dengan sisa lelehan air mata, dan Jongdae yang tampak sangat terkejut melihatnya yang telah sadar.
.

"Jelaskan!" bentak Chanyeol pada Jongdae yang membuang wajahnya, berusaha menghindari tatapan Chanyeol yang mendominasi.

"Apa kau benar-benar melupakannya?" Jongdae justru balik bertanya.

"Apa maksudmu?" Chanyeol semakin bingung.

"Setahun yang lalu, saat kau melarikan diri dari kejaran orang-orang suruhan ayahmu. Bukankah kau lari ke sebuah hutan kecil dan bertemu serigala besar? Ia menyelamatkanmu dari mereka yang berniat membunuhmu. Apa kau tidak ingat?"

Chanyeol terbayang rasa takut yang amat sangat, ia berhasil lari dari kejaran kawanan yang menculiknya dan berusaha membunuhnya di dalam hutan. Saat dadanya terasa sakit dan napasnya sesak, ia jatuh pingsan di bawah sebuah pohon besar. Ia bermimpi seekor serigala besar menghampirinya, membuainya dengan  bulu ekornya yang tebal dan hangat. Lalu menakuti kawanan yang hampir menembaknya.

"Itu ... itu hanya mimpi. Aku pikir itu hanya mimpi ..." gumam Chanyeol tak percaya.

Saat itu ia merasakan tubuhnya diangkat, terduduk lemah di atas tubuh berbulu dengan wangi lembut dan menenangkan.

"Kyungsoo! Wangi itu ... datang dari tubuhnya. Bukan dari pengharum rumahnya!" Chanyeol merasa sangat bodoh karena baru menyadarinya. Satu-satunya yang ia kenali dari sosok yang menolongnya dulu hanyalah aroma tubuhnya.

"Kyungsoo adalah pasienku sejak dulu. Aku menemukannya tergeletak lemas dan kesakitan di pinggir hutan tiga tahun yang lalu. Sejak saat itu aku merawatnya dan menyediakan supresan setiap bulan untuknya."
Chanyeol tampak tak fokus, ia masih berusaha keras mengingat masa lalunya yang terlupakan bersama Kyungsoo.

Not By the MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang