Permintaan Atasan

4 0 0
                                    

Pukul 1 malam, kasus kebakaran kini menemukan titik terang, berkat kerja keras Tama dan Revan mereka akhirnya mereka menemukan penyebab terjadinya kasus tersebut. Kebakaran tersebut disebabkan oleh kelalaian pegawai di kantor cabang Golden Group itu.

"Ahh, tugasnya hampir selesai" Tama merebahkan badannya pada kasur empuknya.

"Oh iya aku lupa, kabar buat Revan, kami terlalu fokus urusan pekerjaan sampe lupa hal-hal kecil" Ia teringat sesuatu.

"Sudahlah, besok di kantorkan masih bisa" Tama berbicara sendiri.

Tama pun membuka layar ponselnya. Ia menggeser no kontak ponselnya dan menemukan no whattsapp milik Ana. Tanpa pikir panjang dia langsung mengiriminya pesan. Pesan dari Ana langsung muncul.

"Tumben kamu jawab pesanku" pesan Tama di ponselnya.

"Hehe, kebetulan aku juga mau ngomong sesuatu, tapi minta maaflah dulu karna mengacuhkanku tadi" pesan dari Ana.

"Yaudah maaf, soalnya keburu tugas hehe" balas Tama singkat. Ia seperti bernostalgia.

"Kamu ngga berubah ya" Ana langsung membalas.

"Kamu mau ngomong apa? Tadi boongan kan kalo kamu dah punya pacar?" Tanya Tama dengan harap-harap cemas.

"Hmm gimana ya" jawab Ana singkat.

Tama menggerutu dalam hati, "Udah gedhe kelakuan cewe tu emang sama aja, hemm hamm hemm mulu"

"Aku bukan cenayang kek dulu" Tama mulai geram.

"Engga kok" Jawab Ana singkat.

"Haa, maksudnya?" Tama bertanya-tanya.

"Kepoo, huu" ejek Ana.

"Hmm, besok lusa senggang ngga? Ayo ke taman tengah kota" Tanya Tama iseng-iseng berhadiah.

Kali ini belum ke-read, Tama menunggu beberapa menit tuk menunggu jawaban Ana, mungkin dia pikir hal itu mustahil. Tunggu, notifikasi pun muncul dilayar ponselnya. Tama membukanya.

"Ayo, sore ya" Jawab Ana singkat.

"Siap komandan" Tama langsung loncat dari kasurnya kegirangan, ia tak menyangka Ana mau keluar dengannya.

"Tunggu, jangan keburu masuk perangkap Tama, ingat kerja lebih penting, tapi ngga kecewa aku kehujanan tadi" gumamnya sambil tertawa dan ia pun langsung menghujamkan diri ke kasurnya.

Keesokan harinya di kantor kepolisian.

"Hei boss, mulai bosen ya kerja disini? " ejek Revan ke Tama.

"Mentang-mentang kau datang duluan, eh kau tau kan kemarin aku sendirian di kafe langganan kita?"

"Terus? Oh, jangan-jangan, kau dapat bonus beli satu gratis satu disitu kan? Aku menyesal kemarin ngga dateng" Revan berbicara cepat.

"Bukan, ada kabar baik dan kabar buruk" kata Tama dengan nada pelan.

"Apa itu?" Revan memasang wajah keheranan.

"Kabar baiknya, akhirnya aku tau nama pelayan cewe di kafe langganan kita, dia juga menitip salam padamu, katanya kau ganteng" Tama bicara sambil nyengir.

"Hahahaha, kau sarapan apa tadi pagi?, lalu kabar buruknya?" Revan tertawa dan tidak percaya.

"Aku bertemu mantanku" Tama lalu pergi.

"Apa, mantan yang mana, bukannya kau ngga pernah pacaran?, hei boss, cih dia ngilang lagi" Revan terheran-heran.

Tama pergi ke ruangan Pak Sutomo dan Revan mengikutinya.

Ready To Shoot YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang