Chapter 03 | Bisa Pendiam, Bisa Bawel

676 53 2
                                    

Disclaimer : Karakter BoBoiBoy dan kawan-kawab milik Monsta Studio
Original character and story are mine

.
.
.

***

Orang pendiam jarang bicara. Tapi, sekalinya ngomong bisa bawel banget terus isinya pedes semua.

***

Seperti pagi hari yang lain, semua orang sudah bersiap untuk melakukan aktivitas mereka. Fajar pun telah muncul dari ufuk timur. Akan tetapi hal tersebut tak membuat gadis yang masih mengenakan mukena itu terbangun dari atas atas sajadah. Ia begitu lelap tertidur setelah menunaikan sholat shubuh.

Ketukan di pintu kamarnya saja bahkan tak dapat membangunkan sang gadis. Hingga suara menggelegar milik kakaknya yang berteriak nyaring.

"YAYA YAH!"

"BANGUN NGGAK!"

"LO MAU TELAT KE SEKOLAH!?"

"Astaghfirullah!!"

Dalam sekejap Yaya terbangun dari tidurnya. Gadis itu duduk dengan wajah kaget. Ia segera melihat pada jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukan pukul enam pagi.

Puk! "Gue ketiduran." Yaya merutuk pelan sambil menepuk keningnya.

Segera Yaya melepas mukenanya dan berlari ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia hanya menghabiskan waktu sekitar lima belas menit untuk mandi. Setelahnya, Yaya memakai seragamya serta hijab putih langsung pakai. Ia mematut diri di depa cermin sebentar untuk mengecek penampilan.

Di rasa sudah pas, Yaya mengambil tasnya dan bergegas keluar kamar sebelum kakaknya semakin murka.

Yaya membuka pintu dan mendapati ada seseorang yang berdiri di depannya. Perlahan Yaya mendongak dan mendapati seorang pemuda yang berdiri dengan tangan bersidekap. Matanya menatap sebal pada Yaya yang hanya datar saja.

"Kenapa?" tanya Yaya.

Yahya merasa gemas dengan wajah tak bersalah milik adiknya. Gadis itu masih dapat bertanya disaat mereka akan terlambat ke sekolah.

"Lo masih bisa nanya disaat kayak gini?"

Yahya tak habis pikir, salah apa dia punya adik cueknya begini banget. Lalu, pemuda itu pun mulai mengeluarkan ceramah andalannya pada Yaya dengan semangat.

Yaya merotasikan matanya malas, lalu berjalan begitu saja melewati Yahya yang gregetan dengan tingkahnya. Menurutnya kalau dia mendengarkan ceramah panjang Yahya, yang ada akan semakin telat datang ke sekolah. Dia tidak mau dicegat oleh Bendahara OSIS di gerbang sekolah. Yang mana ketuanya itu orang yang paling Yaya hindari agar tak membuat masalah.

Siapa lagi kalau bukan sulungnya Aryawinata bersaudara yang bernama Halilintar Alfariel. Pemuda ketus dan bermuka datar.

Heran, kenapa Bendahara organisasi apapun suka lebih galak dari ketuanya? Masih sebuah konspirasi yang patut dipertanyakan.

"Jadi, lo tuh kalo jadi cewek yang bener dikit, Ay. Klo pagi itu—" Yahya mengerjapkan matanya saat tak melihat fisik sang adik. Telunjuknya terarah lurus. Ia mencari ke kanan dan kiri, ke mana Yaya pergi. Namun nihil, adiknya tak ada. Sampai teriakan dari lantai satu membuatnya sadar.

Bittersweet of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang