Dulu, hampir setiap malam kita berbalas pesan, bercerita tentang banyak hal, berkeluh kesah dengan kisah masing-masing. Dulu, saat kamu merasa beban mu tak lagi tertopang, kamu akan dengan senang hati menelpon, berbagi kesedihan untuk mendapat secercah harapan dan semangat baru. Kamu tau? Walau hanya kesedihan yang kamu bagi, itu sudah cukup membuatku merasa berarti. Sekarang, hadirmu hanya sebatas ilusi, dan nomormu hanya sebatas penonton status yang terasa asing namun di nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang dihati, dan waktu yang terasa abadi!
Poesiaketika sebuah rasa terabaikan. Saat itu pula, berbicara bukanlah sebuah pilihan.