Healing

788 46 8
                                    

Soulmate AU!

.

"Tadaima!" Sasara masuk ke apartemennya, dan dengan terburu-buru mencari sosok remaja berambut merah yang kebetulan tengah kabur ke apartemennya sejak dua hari lalu.

Tas kerjanya ia lempar ke sofa. Dengan kasar ia melonggarkan dasinya dan melepas jas motif kesayangannya lalu melemparnya lagi ke atas sofa.

"Kuu-chan!" Sasara mengerutkan dahi ketika tidak menemukan Kuuko di ruang tengah, tempat biasanya ia menemukan pujaan hatinya.

Sebuah suara datang dari arah kamar. "Aku di sini!"

Segera Sasara melangkahkan kaki dengan semangat menuju kamarnya. Ia membuka pintu dengan kasar dan hampir membantingnya jika ia tidak ingat biaya untuk memperbaiki pintunya jika rusak.

Benar ia menemukan Kuuko di atas ranjangnya tengah asik dengan ponselnya. Remaja itu sedang bermain sebuah game.

Dari gerak-geriknya Kuuko terlihat tidak memiliki niat untuk sedikit saja melirik kekasihnya yang tengah kegirangan melihat dirinya. Ia terlalu fokus pada game rhythm yang tengah ia mainkan.

"KUU!" tanpa peduli apa-apa Sasara langsung menerjang kekasihnya, memeluknya erat seakan tidak ingin lepas.

"Wo-woy! Jangan ganggu—ck, jadi miss kan!" Kuuko masih belum menaruh perhatian penuh pada Sasara yang saat ini tengah ndusel manja di perutnya.

Beberapa saat setelahnya lagu pun berhenti, menandakan permainan berakhir dengan tulisan "CLEAR" terpampang pada layar ponsel Kuuko. Kembali Kuuko berdecak sebal. Ia gagal mendapat Full Combo untuk kesekian kalinya, padahal ia sudah melewati bagian tersulit yang hampir tidak pernah ia lewati dengan baik.

"BEGO! LO NGAPAIN SIH!?"

Tangan Kuuko mendarat dengan tidak manis di puncak kepala hijau—milik Sasara—yang tengah ndusel padanya. Sasara mengaduh kesakitan. Kuuko tidak pernah main-main saat ia memukul Sasara.

"Kuu, kau jahat sekali sampai mengabaikanku begitu. Padahal aku sudah ada di hadapanmu." Pelukan mengerat. "Hari ini aku lelah sekali, aku mau cuddle denganmu."

Di dunia ini soulmate-mu adalah healer terbaikmu. Ketika kau dekat dengannya maka kau akan merasa lebih baik. Rasa lelahmu, lukamu—entah itu luka batin atau fisik—akan perlahan memudar dengan sendirinya, asalkan kau berada di dekat soulmate-mu.

Sasara dan Kuuko adalah soulmate. Mereka sudah tahu sejak mereka pertama kali bertemu di sebuah rap battle bersama dua orang lainnya. Sejak saat itu mereka sering bersama untuk saling menyembuhkan.

Kembali pada keadaan saat ini. Kuuko meletakkan ponselnya di meja dekat ranjang. Tangannya beralih menepuk punggung Sasara—yang dibaluti kemeja putih—dengan lembut.

"Jangan kayak gini posisinya. Gak enak." bahu Sasara ia dorong dan Sasara melepas pelukannya.

Keduanya bertatapan sejenak, sebelum Sasara mengambil langkah untuk mencumbu Kuuko saat itu juga. Serangan tiba-tiba itu membuat Kuuko sedikit terperanjat kaget. Remaja itu mencengkram kemeja laki-laki yang lebih tua sebagai pengalihan keterkejutannya.

Cumbuan tersebut perlahan berubah menjadi lebih panas ketika Sasara mendorong tubuh Kuuko, sehingga punggung Kuuko bersentuhan dengan kasur. Tangan Sasara mengusap pipi Kuuko dan tangan yang lain menjadi tumpuan tubuhnya.

"Mmhh ... " sebuah desahan lolos dalam cumbuan panas mereka.

Sasara menggigit pelan bibir bawah Kuuko seraya meminta ijin pada sang empunya untuk masuk lebih dalam. Ketika ijin diberikan saat itu pula Sasara menyerang tanpa ampun. Masuk lebih dalam dengan sedikit kasar, mencicipi rasa Kuuko lebih dalam lagi. Sengaja ia memainkan tempo cepat agar laki-laki di bawahnya tidak dapat mengikutinya.

Kuuko mungkin cukup tangguh, tetapi bagaimana pun juga Kuuko hanyalah remaja yang lebih muda dari Sasara. Sebagai seorang pria pastinya Sasara memiliki kekuatan yang lebih besar dari Kuuko.

Permainan berhenti ketika Kuuko mulai mendorong bahu Sasara menjauh dan memberikan tanda bahwa dirinya sudah kekurangan oksigen. Laki-laki yang berada di atas bergerak menjauh sedikit demi sedikit melepas cumbuan panas mereka.

Dilihatnya wajah Kuuko sudah merah padam dengan saliva yang lolos dari sudut bibirnya.

Oksigen segera dihirup Kuuko dengan rakus sambil salah satu tangannya mengusap bibirnya yang basah—karena saliva milik keduanya—dengan kasar. Beberapa umpatan mulai keluar dari sana. Memaki Sasara yang seenaknya menyerang tanpa peringatan.

"Haah ... puas kau sekarang?" tanya Kuuko dengan nada kesal.

Tidak adalah jawaban Sasara. Bibirnya menerbitkan senyuman terbalik. "Kuu-chan tidak mau melanjutkannya sampai ke 'itu'?"

Sebuah jitakan melayang hendak mendarat di kepala Sasara, tetapi Sasara menahannya terlebih dahulu sebelum kepalan tangan itu membuat kepalanya pusing. Kuuko sadar bahwa kekuatan cengkraman Sasara menguat, membuat dirinya tidak dapat melepaskan diri.

"H-hey lepaskan aku!"

"Aku akan merasa jauh lebih baik jika kita melakukan 'itu'."

"Jangan asal bicara. Yang ada aku kelelahan karena kelakuanmu!" Kuuko memberontak, mencoba melepaskan tangannya yang kini sudah ada di sisi kepalanya dan masih dalam kendali Sasara.

"Tidak apa-apa, aku akan memberimu cuddle sampai kau benar-benar merasa lebih baik." tangan Sasara yang lain mulai menyusup ke balik kaos yang Kuuko kenakan.

Kuuko menjerit kecil merasakan jemari Sasara yang meraba perut ratanya. Semakin lama jemari Sasara bergerak naik mencari titik sensitif Kuuko.

"Hyaa!" jerit Kuuko ketika Sasara mencubit putingnya.

Senyuman licik terbit di bibir Sasara. Di balik senyuman itu Sasara menyiratkan bahaya untuk Kuuko, dan Kuuko mengetahui hal itu dengan sangat jelas. Ia tahu bahwa malam ini akan ia habiskan dengan bercinta bersama pria yang sialnya adalah soulmate-nya sendiri.

-End-

-Narake-

This Love Is OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang