Part 6

1.2K 101 9
                                    

Harry POV

Bagaimana ya sikap Louis terhadapku disekolah? Hanya itu yang ada dipikiranku setelah aku bangun tidur dan menyiapkan diri untuk pergi sekolah. Hari itu aku memakai kemeja berwarna biru tua serta celana yang tidak terlalu ketat dipadukan dengan sepatu vans hitam milikku. Setelah memakai bajuku, aku turun ke ruang makan untuk sarapan pagi.

"Selamat pagi sayang. Ada apa? Bisakah kau bercerita kepadaku?" Ibuku memang selalu tau jika aku ada masalah.

"Tidak mom, aku hanya lelah"

"Kau tidak bisa membohongi ibumu, Harry."

"Begini.. Tadi malam aku mengajak seorang teman untuk makan malam. Dan aku bertanya sesuatu kepadanya. Pertanyaan itu sangat konyol mom. Lalu dia pergi dan aku tak bisa membayangkan bagaimana sikapnya disekolah nanti"

"Kau sudah tidak berpacaran lagi dengan Eleanor? Baguslah aku tak suka gadis itu."

"Iya mom akupun begitu haha. Uhm omong-omong apakah kau akan merestuiku dengan teman kencanku ini?"

"Apapun yang membuatmu senang sayang. Sudah, habiskan sarapanmu dan segeralah berangkat"

Lalu aku pamit kepada ibuku, ayah tiriku dan saudaraku, zayn.

***
Aku tiba disekolah terlalu awal. Huh apa yang harus aku lakukan disekolah ini. Liam selalu bersama Sophia. Aku jarang sekali bertemu dengannya. Ya, hanya liam teman yang dekat denganku. Akupun hanya nyaman berteman dengan liam. Ironi sekali bukan? aku memang lelaki terpopuler disekolah ini. Dan aku juga mempunyai teman yang sangat banyak. Tetapi aku hanya ingin bersahabat dengan Liam. Pokoknya hanya Liam!
Lamunanku dibuyarkan oleh seorang laki-laki yang baru saja lewat didepanku. Louis hanya diam saja melewatiku! Dia tidak menyapaku. Bahkan melirikpun tidak. Pasti ada yang salah dengannya.

"Boo, sombong sekali kau!"

"Jangan sebut aku dengan nama itu lagi Haz. Aku tidak terlalu nyaman. Apalagi bila disekolah"

Apakah ini benar-benar Louis? Aku yakin dia sedang kerasukan! "Hey ada apa? Kau siapa?! Kembalikan nyawa Louis!" Aku berteriak kepadanya

"Harry, tolong jangan berteriak. Aku Louis. Apa ada yang salah denganku?"

"Yang salah denganmu? Ada Lou. Kau kenapa? Kata-kataku tadi malam membuatmu seperti ini? Bahkan tadi malam aku hanya bertanya!"

Dia hanya membisu

***
Louis POV

"Yang salah denganmu? Ada Lou. Kau kenapa? Kata-kataku tadi malam membuatmu seperti ini? Bahkan tadi malam aku hanya bertanya!" Kata Harry

Aku hanya bisa diam saat Harry berbicara seperti itu. Ingin sekali rasanya menjawab "ya! Aku takut kau mencintaiku. Dan bila aku mencintaimu kau akan menyakitiku!" Tetapi hanya tatapan bingung yang dapat aku berikan kepada Harry, si senior tampan itu.
Aku meninggalkan Harry dan langsung menuju ke kelasku. Dikelas aku bertemu dengan Niall yang sedari tadi mengerjakan tugas yang belum dia selesaikan

"Hey Ni, belum selesai huh? Mau lihat punyaku?"

"Oh hey Lou, iya otakku tak bisa mencerna tugas ini! Mungkin karena aku lapar. Eh boleh thanks lou"

Dia selalu berbicara tentang makan, makan, makan, dan makan. Aku rasa cacing di perutnya sangat banyak sehingga dia selalu lapar. Yang aku bingungkan adalah dia selalu makan tetapi dia tidak gemuk. Ah mengapa aku membicarakan cacing yang ada ditubuh niall? Dia mengerjakan tugasnya dengan menconteknya dari tugasku. Sebenarnya Niall adalah anak yang pintar, tetapi mungkin tadi malam dia lupa untuk mengerjakan tugas itu.

***

Hari berlalu sangat cepat. Tak terasa bel pulang sekolah sudah berdering. Saatnya pulang kerumah! Sebenarnya aku ingin mampir kerumah Zayn. Tetapi aku mengurungkan niatku karena sekarang Harry adalah saudaranya Zayn. Aku malas bertemu dengannya lagi. Walaupun hati ini berkata lain. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke taman bunga.

Suasana di taman bunga sangat membuatku nyaman. Dengan bunga-bunga yang berwarna-warni dan rumput hijau yang berkilau aku ingin terus berada di tempat ini. Keinginan itu langsung buyar setelah aku mendengar suara Harry

"Boo, maafkan perbuatanku tadi malam. Aku tau kini kau merasa jijik kepadaku" kata Harry dengan raut wajah sedih dan senyum yang terlihat dibuat-buat

Sebenarnya aku ragu untuk mengeluarkan jawaban ini tapi jawaban ini tiba-tiba saja keluar dari mulutku "Harry, stop. Aku tidak samasekali merasa jijik kepadamu"

"Lalu apa arti tadi malam saat kau tiba-tiba pergi. Dan apa arti tadi pagi saat kau diam saja kepadaku"

Akhirnya aku jujur kepadanya "Harry sebenarnya aku ini bisexual. I'm not straight. Aku telah mencoba selama beberapa bulan ini untuk kembali straight. Dan kau meruntuhkan teguhku tadi malam. I admit it, Aku suka denganmu."

***
Harry POV

"..... I admit it, Aku suka denganmu"
Kata-kata itu yang telah aku tunggu-tunggu keluar dari mulut Louis.

"Boo, you have to accept who you are. Kau takkan bisa mencintai oranglain sebelum kau mencintai dirimu sendiri. Lagipula aku juga menyukaimu" aku memberikan senyum simpul kepadanya

"Ya Harry aku mengerti, tetapi orang-orang mengejekku karena i'm not straight. Aku malu"

"Hey siapa peduli kata-kata mereka? Memang mereka siapa? Sudah lah Boo, be who you are."
Lalu dia memberiku senyuman dan aku maju beberapa langkah dan memeluknya.
"Boo, maukah kau menjadi kekasihku?"

"Ya Haz, apapun untukmu" katanya sambil memelukku. Hari semakin sore. Kami pulang kerumah kami masing-masing. Hari ini hari yang sangaat indah. Louis memaafkanku, bahkan dia menjadi kekasihku sekarang.

illusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang