Part 9

1K 84 3
                                    

"Louis, bangun sayang. Bukankah hari ini kau ada ujian?

Shit, aku lupa jika minggu ini adalah pekan ujian. Sekarang sudah jam 07.45 dan aku baru bangun. Awal yang bagus. Tanpa mandi terlebih dahulu, Aku langsung memakai sweater adidas berwarna biru, skinny jeans, dan vansku dan juga tak lupa membawa buku pelajaran ujian hari ini. Aku langsung pamit kepada kedua orangtuaku. ARGH CRAP aku lupa kalau motorku sedang diservice! Sejauh ini, hari ini adalah hari yang sial untukku. Karena tak ada motor dan tak ada kendaraan umum yang lewat, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki ke sekolah. Hari ini bertambah sial karena tiba-tiba aku melihat mobil milik Harry melaju pelan dan langsung berhenti disebelah kiriku.
"Lou ayo naik mobilku kita hampir telat!"

Tanpa berfikir panjang aku langsung naik ke mobilnya. Didalam mobil itu kami berdua sangat uhm..bisa dibilang sangat canggung setelah kejadian puncak seminggu yang lalu. Akhirnya Harry membuka percakapan

"Lou, bagaimana siswa sepertimu bisa terlambat? Sebelum ini aku tak pernah melihatmu datang terlambat"

Aku hanya tersenyum kecil sambil melihat kebawah. Aku rasa Harry menyadarinya dan mungkin karena aku tak menjawabnya dia sedikit bingung dan salah tingkah.

"Lou, mengapa diam saja? Sekarang keadaan ini semakin canggung." Lalu dia melanjutkannya "aku tau kau masih marah padaku karena kejadian puncak waktu itu. Boobear, aku sangat mencintaimu. Aku hanya belum siap semua orang tau tentang hubungan kita" kata Harry sambil tetap menyetir mobilnya dan serius melihat kearah jalanan.

"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu sedangkan kau kelihatannya lebih serius menatap jalanan Haz." Kataku "lebih baik kau tak usah berbicara apapun dan cepat menuju sekolah"

***
Kami hampir terlambat tetapi untung saja para guru piket membiarkan kami masuk kesekolah. Tanpa ku sadari saat aku turun dari mobil Harry, dibelakang mobil tersebut ada Eleanor sedang menatapku bingung
"Sedang apa kau? Harry mengapa dia bisa naik ke mobilmu? Jangan bilang kau menjemputnya!" Kata El

"U-uhm..tid-dakk t-tadi aku melihatnya dipinggir jalan d-dan aku iba dengannya. Sudah ayo El kita m-masuk biarkan dia disini" kata Harry sambil berjalan merangkul Eleanor dan sesekali melihat diriku.

Apa ini? Harry jahat! Aku sungguh membencinya! Dia menghinaku dengan berkata dia merasa iba kepadaku. Untuk apa dia lewat rumahku padahal arah rumahnya ke sekolahpun berlawanan dengan arah rumahku. Apa itu yang disebut 'ketidak-sengajaan'?

----------------------------------------------
//But believe me

I'm not trying to deceive you

I promise falling for me

won't be a mistake

No baby this is not an illusion

I really got my heart out on my sleeve//

Harry menyanyikan lagu itu sembari menyisir rambutku menggunakan jarinya saat aku berbaring di dadanya.

"Boo percayalah aku tak akan meninggalkanmu. Aku sudah sangat amat mencintaimu" kata Harry dengan suara lembut. Lalu Harry hendak menciumku,

dan tiba-tiba aku terbangun oleh teriakan Niall yang memekik telinga. Ah ternyata cuma mimpi. Padahal aku berharap itu benar-benar terjadi.

"Ya Tuhan Lou! Kau tidur seharian! Bahkan sejak awal aku tak melihat kau mengisi lembar jawabanmu! Sick dude!" Kata Niall

"Persetan Ni dengan soal ini. Tak ada yang ku pahami. Sedari tadi aku memimpikan Harry. Dan saat momentnya sangat tepat, kau membangunkanku. Great, thanks mate!" Kataku "no, fu*k you" tambahku bercanda.
"Hah? Kau memimpikan Harry? Kau menyukainya? Ya Tuhan! Apakah kau gay?!"
Ah sialan aku keceplosan!

illusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang