01

22 4 0
                                    


CHAPTER 01: PUSAT PERHATIAN
______________________________

-♡♡♡♡♡-

"Untuk siswa-siswi semua, yang merasa tidak menggunakan aksesoris suruhan, tolong kesadarannya untuk maju ke depan-"

Brukh

Ricuh, barisan kanan dimana yang memang tempat baris laki-laki mendadak ribut karena aksi adu jotos tersebut. Semua pandangan terpusat pada barisan itu, bahkan ucapan ketua osis pun dihiraukan begitu saja. Semua murid berdesakan untuk melihat apa yang terjadi.

Beda halnya dengan gadis yang sudah merasa lelah, belum lagi topi yang terbuat dari bola plastik membuatnya gerah dan ribet. Dia sebenarnya ingin tau siapa murid yang berani mencari ulah itu padahal ini hari pertama masa orientasi siswa. Tapi apalah daya, tubuhnya didorong sana sini membuatnya mendengus kesal. Sudah lelah, berdiri berjam-jam, dan harus didorong-dorong hanya untuk melihat keributan.

Beberapa guru yang ikut andil dalam masa orientasi siswa pun segera menghampiri kerumunan itu, mencoba memisahkan dua murid yang masih sibuk berkelahi.

"Hajar bego, biar gak ngelunjak."

"Nah bagus, tampol palanya tolol."

"Mantapppp."

Seruan itu berasal dari para murid laki-laki yang bukannya memisahkan justru menyemangati, membuat siswa dengan seragam urakan itu semakin semangat menghajar lawannya. Tidak peduli pada lawannya yang sudah terkapar tidak berdaya.

"SAYA PERINTAHKAN UNTUK SEMUANYA KEMBALI KE BARISAN MASING-MASING. KALIAN BERDUA IKUT SAYA."Tegas pembina osis.

Terdengar sorakan tidak terima dari penonton perkelahian tadi.

Dengan sisa usahanya gadis itu mencoba untuk melihat siapa siswa tersebut, tapi tetap saja. Percuma. Banyaknya murid yang menggerumuni membuatnya kesulitan. Beberapa murid mulai kembali pada barisannya, gadis itu memperhatikan dua siswa yang dibawa guru tadi. Satu siswa berjalan menunduk sambil memegang bagian kepalanya yang luka, sedangkan siswa satunya berjalan angkuh tanpa rasa malu sedikitpun.

"Eh." Tiba-tiba seorang siswi menabrak bahunya, membuat gadis yang sedang sibuk memperhatikan dua siswa tadi jadi menoleh pada sipenabrak.

"Sory, sory. Gak sengaja beneran." Kata sipenabrak. Sambil mengusap bahu gadis itu yang tidak sengaja dia tabrak barusan.

Gadis itu tersenyum kaku. "Gapapa ko, aku juga salah tadi ngelamun."

"Sebentar. Kita satu gugus kan?" Katanya.

Lagi. Gadis itu merasa kaku, dia hanya menanggapi dengan senyuman. Karena sejujurnya dia tidak memperhatikan apalagi mengingat teman satu gugusnya, ditambah dirinya hanya duduk seorang diri.

Siswi dihadapannya ini tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Namaku Bela, nama kamu siapa?"

Gadis itu melihat sebentar uluran tangan didepannya. Dengan ragu-ragu dia membalas. "Aku Caramel."

Gadis yang bernama Bela itu tersenyum. "Mulai sekarang kita temenan, gimana?" Tawarnya.

Caramel diam, sulit untuknya mempercayai orang lain selain sahabatnya dulu. Caramel ikut tersenyum, sepertinya tidak masalah. Setidaknya ada yang menemaninya dihari pertama masa orientasi. Kedepannya akan bagaimana, itu urusan nanti.

Akhirnya Caramel mengangguk sambil tersenyum.

♡♡♡♡♡

Masa orientasi siswa hari kedua. Hari ini Caramel ganti kostum, jika kemarin disuruh memakai topi yang terbuat dari bola plastik, maka sekarang dirinya tidak di suruh menggunakan topi melainkan mengikat rambutnya sesuai tanggal kelahiran. Masih untung dia hanya dua ikatan, coba kalau yang lahir tanggal 31 entah bagaimana repotnya. Gantungan nametag yang terbuat dari kardus, dan sepasang sepatu warna hitam dengan kaus kaki seling warna.

Anoyying Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang