i wasn't born lucky (Aku Tidak Terlahir Beruntung)

bab 109

Bayangan putih dekat dengan transparansi, tidak seperti putihnya hantu biasa, tetapi melaluinya, Anda dapat melihat tembusnya lingkungan yang berlawanan.

Ini memiliki rambut panjang, pinggang panjang dan pinggul, berpakaian putih, disulam dengan pola merah muda di tepi lengan. Ini adalah bentuk manusia dengan lima indera.

Ketika bayangan putih muncul tiba-tiba, ia keluar dari rumah dan semua orang terkejut di tempat itu.

Xiao Li berdiri di garis depan, dia menghadap bayangan putih, dan untuk pertama kalinya meraih dan meraih bayangan putih.

Namun, tangannya tidak menyentuh bayangan putih, kepala bayangan pergi ke sisi kanan, menghindari sentuhannya, dan terbang lurus ke arah sisi kanan, seperti selembar kertas. , menghilang ke mata semua orang.

Park Xiu-jin mundur selangkah. Dia berdiri di sebelah Xiao Li. Dia adalah orang kedua setelah dia. Dia jelas melihat pemandangan aneh itu.

Gadis itu membuka telepon dan membanting telepon: [Itu ... apa? 】

Berdiri di sebelah kiri pundaknya: [Aku tidak tahu. 】

Ada terlalu banyak makhluk aneh di kota ini. Untungnya, tampaknya mereka tidak terlalu memusuhi reinkarnasi sebelum mereka melanggar tabu. Bahkan jika mereka bertemu secara positif, mereka sebagian besar melarikan diri.

Park Xiu-jin melihat banyak, tetapi jelas tidak ada lebih dari chestnut, mungkin dia sendiri yang melihat tangan putih di tangan kiri memegang tangan.

Itu adalah film berwarna-daging, karena bayangan putih mengepalkan tangan, itu dipegang erat dalam sebuah kelompok, tetapi tepi tipis itu samar-samar terlihat dari tepi pandangan sekilas.

Pikiran pertama Xiao Li adalah wajahnya.

Ada juga kemungkinan besar berbaring di hadapan karakter yang hilang.

Dia mendorong pintu terbuka, dan ingin pergi di tempat pertama, tetapi ketika dia akan melangkah ke pintu, Xiao Li tiba-tiba memikirkan niat awal datang di dunia - dia tidak berbohong? Bagaimana sekarang dia terbiasa bergegas ke garis depan, apakah ada yang salah?

Xiao Li ingin datang dan berpikir, masalahnya masih dalam ramalan peti mati.

Dia diam-diam mengambil kembali kaki dan berdiri di sampingnya, bergegas ke air jernih di belakangnya untuk membuat gerakan "tolong masuk".

Air jernih: "........."

Dia memandang Xiao Li dengan curiga: [Apa yang terjadi? 】

Xiao Li: [Tidak ada, beri Anda beberapa kesempatan untuk bermain, silakan dulu. 】

Air jernih :? ? ?

Apakah ini ejekan?

Dia tidak bisa mengikuti irama Sherlock, dan dia tidak tahu apa artinya pihak lain. Dia menusuk sebentar di pintu dan Xiao Li, dan akhirnya menggaruk kepalanya, atau memasuki ruangan terlebih dahulu.

Ruangan ini adalah ruang belajar dari Thailand, pada saat itu, ia hanya menyapu matanya dan tidak membaca buku-buku di atasnya.

Di dekat meja, ada seseorang yang berbaring, laki-laki, wajahnya berdarah, pakaiannya basah oleh hujan lebat tadi malam, membentuk tambatan kecil di bawahnya.