Happy Reading🌼
Di sebuah halte yang cukup sepi, terlihat seorang cewek dengan pakaian seragam putih abu-abunya. Ia terlihat begitu gelisah. Pandangannya terus beralih ke arah jalanan dan juga jam tangan yang telah melingkar manis di tangan kanannya.
"Duh, ini bisnya mana sih!" keluh cewek itu. Genggaman pada tas ranselnya kini semakin mengerat, kala dirinya tak kunjung jua melihat busway yang biasa dinaikinya.
Tidak ada pilihan lain lagi. Jika ia terus menunggu di sini, mungkin saja dirinya akan terlambat sampai ke sekolah. Kini, kedua kakinya mulai melangkah dengan cepat di sepanjang trotoar. Ia harus segera mencari angkutan umum yang lainnya.
Hingga di depan jalan, ia melihat sebuah angkot yang sedang mangkir. Secepat mungkin ia berlari untuk mendekati angkot tersebut.
"Ke SMA Dirgantara, Bang. Buruan!" ucap cewek itu, ketika tubuhnya telah sepenuhnya masuk ke dalam angkot.
"Nunggu penumpang yang lainnya dulu, Neng," ujar sang sopir angkot dengan nada santainya.
Cewek itu kembali melihat ke arah jam tangannya. "Ya elah, Bang. Keburu telat saya-nya! Langsung jalan aja deh, Bang," tukas cewek itu kepada si abang sopir angkot.
Abang sopir angkot itu mengalihkan pandangannya ke arah sekitar. "Sepuluh menit lagi deh kita jalan," ujarnya.
Ni abang minta ditabok kali ya, kesal cewek itu dalam hati.
"Saya bayar segini deh, Bang."
Cewek itu mengeluarkan uang bewarna ungu dari saku seragamnya. Si abang sopir angkot hanya menoleh tanpa minat, yang tentu saja membuatnya semakin kesal.
"Segini deh! Banyak tuh!" Kali ini ia menambahkannya dengan selembar uang berwarna ungu lagi. Melihat dua uang berwarna ungu itu, membuat mata si abang sopir angkot menjadi melek. Hingga membuatnya segera menancapkan gasnya.
"Oke, kita berangkat!"
Tidak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya mereka sampai dengan selamat di depan SMA Dirgantara. Cewek itu segera keluar dari angkot tersebut dan membayar sesuai dengan apa yang ia janjikan tadi.
Kemudian, cewek itu mengeluarkan almamater kebanggaannya dari dalam tasnya dan segera memakainya. Ia melangkahkan kakinya dengan begitu cepat. Tujuannya saat ini adalah menghampiri kerumunan siswa yang tengah memakai almamater berwarna abu-abu pastel dengan les hitam di bagian tangannya. Sama seperti apa yang ia kenakan sekarang.
"Citraa! Maaf-maaf, gue telat nih," ujar cewek itu dengan nada keras.
Citra yang merasa namanya dipanggil pun segera membalikkan badannya. Sedetik kemudian, ia menggeleng-gelengkan kepalanya kepada seseorang yang tengah berada di hadapannya sekarang.
"Lo habis ngapain aja semalam? Keysha, sang wakil ketua OSIS, bisa-bisanya telat pada acara yang begitu penting," tukas Citra yang kembali mengalihkan pandangannya. Tangannya kini mulai sibuk untuk memasangkan baju pada kursi-kursi plastik yang nantinya akan di tempati oleh para tamu.
Yah, cewek itu adalah Keysha Prameswari Ambar. Setelah mencalonkan diri bersama dengan rekannya, akhirnya ia bisa dipercaya oleh seluruh warga sekolah untuk menjadi wakil ketua OSIS. Dan, ini merupakan kali pertama bagi dirinya untuk mengurusi sebuah acara penting di sekolah tanpa adanya bimbingan dari sang ketua. Sehingga untuk bisa mensukseskan acara ini, ia bahkan rela tidur larut malam demi mengontrol terlaksananya acara besok. Namun, seperti yang telah kalian lihat. Justru, saat ini dirinya malah datang terlambat dari anggotanya yang lain.
"Maaf deh, gue gak tau kalau bakalan telat gini. Semalam, Pak Yadi tiba-tiba aja nge-chat, dia nyuruh gue tunjuk dua orang buat jadi guide," jelas Keysha yang merasa tak enak hati. Tangannya kini mulai ikut bergerak untuk membantu Citra dan juga yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX Boyfriend
Teen Fiction"Sesuatu yang telah pergi mungkin bisa saja kembali. Tapi, itu semua tidak akan sama lagi." Keysha tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan kembali dipertemukan dengan Julian, sang mantan pacar. Memilih untuk mendaftar di sekolah yang berbeda terny...