~ Anggota PMR

9 0 0
                                    

Happy Reading🌼

Saat ini, tengah berlangsung pertandingan antara SMA merah Putih melawan SMA Kartika. Suara Riuh penonton terus saja terdengar, ketika salah satu tim jagoan mereka berhasil memasukkan bola ke dalam ring dan mencetak poin.

"Keren banget gak sih?!" tanya Fanny dengan setengah berteriak. Pandangan matanya terus saja menatap ke arah lapangan. Di mana terdapat segerombolan cowok-cowok keren yang tengah fokus bermain.

Keysha memutar kedua bola matanya malas. Sedari tadi, sahabatnya itu tiada henti-hentinya melakukan kehebohan yang membuatnya merasa terganggu sekaligus kesal.

"Biasa aja," jawab Keysha cuek.

"SMA Merah Putih ternyata kuat juga," ujar Citra yang ikut menimpali.

Tidak ingin menyangkalnya, Keysha hanya menganggukan kepala pertanda setuju.

"Saingan berat nih," ucap Fanny.

"Tapi gue tetep yakin sih kalau Kak Arsen gak bakalan kalah," simpul Citra dengan yakin.

Entah mengapa, hari ini Keysha terus saja sependapat dengan apa yang dikatakan oleh Citra. Walaupun SMA Merah Putih terlihat cukup kuat, namun SMA Dirgantara masih memiliki Arsen. Sang bintang basket yang tidak akan terkalahkan oleh siapa pun.

Mungkin ini terdengar lebay, namun itulah kenyataannya. Semenjak kepemimpinan Arsen, tim basket sekolah selalu saja menjuarai turnamen-turnamen yang ada. Bahkan, prestasi mereka pernah mencapai ke tahap nasional.

"Key-key, lo lihat gak cowok yang bernomor punggung sembilan? Cogan tuh!" seru Fanny dengan tiba-tiba. Kedua tangannya kini telah bergerak untuk menggoyang-goyangkan salah satu lengan Keysha.

"Eh, Iya-iya, bener!" seru Citra, yang entah mengapa juga ikut-ikutan menjadi heboh.

Keysha segera memalingkan pandangannya ke arah objek yang dilihat oleh Fanny dan juga Citra. Untuk beberapa detik ia sempat terdiam. Hingga sebuah hembusan nafas yang panjang pun terdengar.

Kali ini, Keysha merasa bahwa dirinya tidak sependapat dengan Citra. Cogan? Laki-laki yang telah memutuskan hubungan secara tidak jelas itu lebih pantas dipanggil sebagai pecundang.

"Cit, namanya Dion tuh!" seru Fanny yang kembali terlihat heboh. Ketika dirinya berhasil melihat nama punggung dari cowok yang ia sebut sebagai 'cogan' itu.

"Itu bukan namanya," tukas Keysha cepat.

Sontak, pandangan Fanny dan Citra langsung saja terarah kepada Keysha.

"Tau dari mana?" tanya Citra dengan nada bingungnya.

Sangat berbeda dengan Fanny yang tengah memperlihatkan mata berbinar-binarnya.

"Lo udah kenal sama dia? Kenalin ke kita dong," ujar Fanny, yang lagi-lagi kembali menggoyangkan lengan Keysha dengan nada memohonnya.

Keysha memejamkan matanya sejenak, mencoba untuk mengontrol emosinya yang tidak lama lagi akan segera keluar. Setelah itu, ia menyentak lengannya dengan kuat. Hingga mengakibatkan pegangan Fanny pada lengannya pun dapat terlepas.

"Kerja sana, catet tu skornya," ketus Keysha. Pandangannya segera ia alihkan ke arah lapangan dan juga papan skor yang ada. Ia harus fokus dalam kegiatan ini.

Melihat respon dari Keysha, membuat Fanny memanyunkan bibirnya ke depan. "Galak amat," ujarnya dengan nada sedih.

"Key, lihat deh, itu si cogan lihat-lihatin lo mulu," tukas Citra sambil mencoba untuk menyenggol-nyenggol tubuh Keysha.

Keysha mengarahkan pandangannya kepada Julian. Dan benar saja, cowok itu kini tengah mencuri-curi pandang dengannya. Tepat ketika pandangan mereka saling bertemu, pada saat itu juga Julian langsung memberikan kedipan maut kepadanya. Melihat hal itu membuat Keysha reflkes untuk segera mengalihkan pandangannya, berusaha untuk tidak mempedulikannya. Sungguh tidak diduga, di saat sedang bertanding pun cowok itu masih saja bersikap genit padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EX BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang