3

19 1 0
                                    

Kringgggg...

Bell pulang sekolah sudah berbunyi, segerombolan siswa-siswi berlomba-lomba menuju gerbang sekolah. Beberapa di antaranya tampak sangat senang dan bersemangat. Anak kelas sepuluh dan sebelas hilir mudik sibuk dengan wajah ceria dan obrolan mereka mengiringi langkah pulang. Lain halnya dengan wajah masam anak-anak kelas dua belas. Baik jurusan IPA maupun IPS akan melaksanakan rutinitas les sore mereka.

"Untung tar malem, malem Selasa bukan malem Kamis," celetuk Reza sembari melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul tiga sore.

"Gak usah halu Za, lu jomblo dari lahir." Yeah, this is Firza gurl.

"Tajem benerr, setajem silet mulut lo bro," gemas. Firza memang tampan dan anak orang mapan. Tapi kalo ngomong suka gak ada akhlak.

"Untung ganteng, untung sayang, untung cinta," ungkap Reza sembari mengapit lengan Firza. Dih amit-amit, maaf aja tapi Firza lurus-selurus lurusnya. Maka, ia piting kepala Reza. Gak kuat sih cuma sebel aja.

Aksi mereka di lapangan membuat siswi-siswi seangkatan mereka dan adik kelas yang akan pulang melirik minat pada dua sekawan itu. Tidak hanya Firza yang diakui ketampanannya di muka bumi ini tapi, Reza yang dasarnya agak keling juga sering kali jadi buah bibir cewek-cewek SMA mereka dan di luaran sana.

Reza itu tampang doang prampangan tapi, hati kayak spons cuci piring di rumah Firza. Lembek, lembut, fleksible, ramah lagi. Di waktu bersamaan Reza juga cowok cool yang gak suka gombal sana-sini. Walau mulutnya emang agak ember kalo sama Firza dan di keluarganya. Itu yang membuat duo tersebut menjadi most wanted yang dipuja kaum hawa seantero sekolahan.

Ulah mereka mengundang bisik-bisik siswi yang sudah menerapkan diri menjadi bucin duo tersebut. Seperti, "Ya Allah jodoh gue, biar item tapi mempesona."

"Duh Kak Firza kenapa mirip banget sama Sehun Exo sih, kan akoh gak kuat."

"Lucu-lucu banget sih calon mantu Mak gue. Jadi pengen cepet-cepet narik ke KUA."

Begitulah saban harinya. Reza yang dengar kalimat terakhir karena memang jarak adik kelasnya itu tepat di belakang mereka. Meringis ngeri. Sefanatik itu, dan ini belum seberapa.

"Btw lo kenal Sehun Exo Za?"

Firza yang ditanya mengangguk samar "Kopi ABC EXO, gue udah nyoba. Enak."

"Sehun Exo guvluk, bukan kopi ABC EXO." Suka kelewatan deh Firza oonnya.

"Nggak, emang kenapa?"

"Kata adik kelas yang tadi belok kanan sono, lo mirip Sehun Exo," jelas Reza dengan tangan menunjuk ke depan arah siswi yang tadi menggosipi mereka.

"Gak kenal gue, anak sekolah mana?"

"Kalo gue tau juga gak bakal nanya elo Za, bluun maksimal sampean," ceriwis Reza.

Begitu seterusnya sampai suara nyaring Bu Tessa menyapa gendang telinga mereka. Dengan tusuk konde yang Reza aminkan tidak jatuh saat beliau mengibas sanggul gurunnya.

"Niat masuk gak kalian ini? Kenapa bisa sampai saya duluan? Jangan karena ini cuma les dan kalian anggap remeh ya, mau saya kurangi nilai kamu Reja-Pirja."

"Reza-Firza, pake Z bukan J Bu," koreksi Reza sedangkan Firza kalem. Toh Bu Tessa tetap keukeh dengan Reja dan Pirjanya. Cuma salah sebut nama doang gak bakal buat gantengnya luntur. Dan Firza sesantuy itu.

"Maaf Bu, gak akan kita ulangi lagi." Keduanya diperbolehkan masuk karena permohonan maaf Firza yang kalem dan mengakui kesalahan. Padahal Reza di sebelahnya ngebet minta Bu Tessa lancar dulu menyebut namanya. Ck, dasar Reza.

Annara [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang