prolog

9 1 0
                                    

#Betelgeuse

Pelan kuseret tubuhku, sakit...
Aku bisa merasakan memar di beberapa bagian tubuhku. Leherku serasa patah, aku terpaksa menahan sakit teramat sangat setiap leherku kugerakkan.

Aku berusaha menegakkan badan, tidak maksimal namun berhasil. Aku menghampiri sebatang pohon dan menyandarkan tubuh sebentar. Kulirik arloji pemberian adik bungsuku, Kathleya. Hadiah kelulusanku tahun lalu. 03.45 dinihari.

Udara dingin sekali, kurapatkan baju hangatku dan pelan-pelan mencoba berjalan pulang.

----

Namaku, Kintan Katarina Pramudya, usiaku menjelang 20 ketika peristiwa yang mengubah hidupku itu terjadi. Aku biasa di panggil Key Key - itu diambil dari huruf depan namaku KK- aku tinggal di sebuah daerah bernama Air Gemuruh, satu dusun kecil yang merupakan bagian dari Kabupaten Muara Bungo. Aku mahasiswi  tahun kedua di sebuah Universitas negeri di ibukota provinsi Jambi,

-----

Setelah menghabiskan 45 menit berjalan kaki, akhirnya aku sampai juga  di rumah sederhana tempat aku dilahirkan dan dibesarkan. Rumah semi permanen terbuat dari kayu yang sudah berubah warna termakan usia, sudah ada beberapa tiangnya yang dimakan rayap. Aku berjalan mendekat, menuju belakang rumah, sedikit memutar menghindari air cucuran hujan yang mengalir di talang air yang dipasang sekeliling atap.
Aku mendengar suara yang kurindukan itu, suara mamak yang menyanyi Krinok dengan suara perlahan. Aku tersenyum.

Krinok adalah lagu khas dari desa Rantau Pandan, lagu bercirikhas nada tinggi dan melengking. Memberikan kesan magis, menyihir untuk pendengarnya.

Kudekatkan wajahku pada jendela kaca dapur, dan kulihat wanita tersayang itu sedang merandang kopi di kuali tanah. Menyangrainya pelan-pelan, menghamburkan wangi harum kopi di udara. Usaha sampingan mamak selain bertani adalah berjualan kopi rumahan. Kopi lokal dengan bermacam varian rasa, strong berarti proses sangrai hanya kopi saja, medium berarti dalam prosesnya dicampurkan jagung atau beras, dan kopi jahe, dengan mencampurkan jahe di samping jagung atau beras tersebut.
Kepiawaian Mamak membuat kopi lah yang akhirnya membuatnya bertemu dengan Yayah, seorang pencinta kopi keturunan Rusia, darimana kami  memperoleh nama-nama kami yang tidak biasa ini.

Betapa rindu aku pada Mamak, namun aku tau aku tidak mungkin kembali ke rumah ini.  Sesekali kulihat mata Mamak menerawang. Maafkan KK, makk...
Aku merasakan airmataku pelan terjatuh di pipiku.

Hidupku kurasa terlalu rumit, banyak kehilangan yang harus ku rasakan sepanjang usiaku. Nenek, Kakek ,Yayah bergantian meninggalkan kami. Tinggal mamak, yang  kini jadi tempat curahan seluruh tangisan kami.

-------

Aku mengerenyit menahan sakit, aku merubah posisiku agar lebih nyaman. Kletak, suara batu yang terinjak beradu dengan kernel yang disebar di pekarangan rumah. Amak menoleh ke arah jendela, dan berteriak memanggil adikku untuk memeriksa dimana suara berasal. Aku beringsut mundur, bertepatan dengan adikku membuka jendela untuk memeriksa.

Dia bertambah dewasa, bertambah cantik dan selepas SMA nya dia telah bekerja di perpustakaan daerah. Kecantikannya menjadikannya bunga di desa Air Gemuruh ini. Namun sepertinya dia tidak peduli. Aku tersenyum, ingin rasanya aku memeluk dan mencium Kathleya, sekedar menyembuhkan rinduku.
Ah, melihat  mereka baik-baik saja,aku sudah bahagia. Aku tidak akan meminta lebih dari ini.

Perlahan aku menjauh dari jendela, berjalan perlahan menuju ke rumah besar di selatan rumah, Rumah mewah dengan tiang-tiang besar , di mana  Ilham anak Pak Syamsul orang terkaya di desaku, bersama abang kandungnya  itu menguburkan aku di bawahnya.

Alam Barajo,2019

BetelgeuseWhere stories live. Discover now