Aku ... mencintaimu

108 39 33
                                    

"Ah sakit, lepasin aku!" berontak ku pada Pasha.

Dia mendorongku hingga lagi-lagi, aku tersungkur ke lantai. Tidak puas dengan itu, dia menyeretku ke kamar mandi.

PLAK!! Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi tirusku.

"Ingat batasan Lo! Lo cuma pembantu di sini, jangan harap sesuatu dari gue! Gue jijik ama Lo!" ujarnya. Lalu mengguyurku dan pergi meninggalkanku yang lemah tak berdaya.

"Hiks Pasha." Sakit? jangan ditanya lagi. Aku menangis tersedu-sedu, hari ini siksaan yang kudapat dua kali lipat dari biasanya. Aku memaksakan tubuh ini yg sedikit berat juga perih yang menjalar di setiap incinya, untuk pergi ke kamarku.

Setelah mengobati luka dan shalat Maghrib, aku bermaksud untuk menyiapkan makanan kesukaan Pasha.

"Eh Pasha, mau kemana?"

"Bukan urusan Lo!" ketusnya sembari meninggalkan rumah.

Aku mengikuti Pasha, karena tumben-tumbennya dia pergi setelah Maghrib. Biasanya, dia tidur atau mengerjakan tugas kantornya yang belum sempat ia kerjakan. Ya, walaupun Pasha sangat kasar, tapi dia tidak seperti orang yang keluyuran.

Hingga sampai ke sebuah kafe. Aku melihatnya bersama wanita sexy dan seseorang berbadan besar yang memainkan kumis tebalnya ihh ... ngeri. Tapi, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku menghampiri mereka.

"Pasha, kamu lagi ngapain?" tanyaku pada Pasha.

"Lo! Kenapa lo ada di sini?" ucap Pasha dengan agak terkejut.

"Siapa dia, Pasha?! Maaf, perjanjian kita batal karena kau sudah berjanji tidak akan mengajak siapapun datang kesini," seru laki-laki tadi sambil berlalu meninggalkan kami disusul dengan perempuan sexy itu.

"Pak tunggu, aku tidak ... Pak!! Arghh ini semua gara-gara lo!" umpat Pasha lalu menarikku keluar memasuki mobilnya. Kemudian melajukan mobilnya dengan sangat cepat dan sesekali memukul setir mobil. Aku menggigil ketakutan dibuatnya.

"Dasar Lo gak sopan! Gara-gara Lo, gue gak jadi senang-senang minum sama cewe itu!" ucap Pasha.

"Astaghfirullah, istighfar kamu Pasha! Dosa itu," jawabku yang sedikit terkejut tak percaya karena ucapannya.

"Bodo amat, gara-gara Lo, semua yang gue inginkan lenyap seketika!" ujarnya sambil marah-marah.

"Apa? Kenapa kau melakukan hal ini, ha? Sudah berapa kali kau melakukannya?!" ucapku dengan nada agak tinggi dibarengi air mata yang lolos begitu saja. Sakit, hatiku sakit setelah mendengar apa yang akan ia lakukan.

"Oh, jadi Lo sekarang berani!" Lagi-lagi, Pasha menjambak rambut dibalik hijabku.

"Aww Pasha, sakit!" Aku meringis.

"Gue benci ama Lo! Kenapa ayah gue nikahin gue ama cewe pembawa sial kayak gini. Kali ini, Lo harus pergi dari rumah gue!" bentaknya.

"Nggak, aku gak mau! Hiks ... a-aku aku mencintaimu," ucapku dengan sedikit terbata-bata. Entah dorongan dari mana aku bisa mengungkapkan isi hati kecil ini.

Kata "mencintaimu" sedikit membuat Pasha diam, dia menatapku dan aku juga menatapnya. Netra kami saling bertemu. Hingga kami tak sadar bahwa di depan ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi.

"Pasha awas!!!"

     Cekiitt..   BRUKK!!   JEGERR!!!

Kecelakaan tak bisa dihindarkan. Wiw ~ Wiw ~ Wiw ... Suara ambulance masih sempat aku dengar sebelum akhirnya aku tak sadarkan diri.



Terimakasih sudah mampir, kalo bisa nginep aja ya^^
Mohon krisannya.
Tunggu cerita selanjutnya ....

MATAKU MATAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang