11

3.5K 470 211
                                    

Jimin menatap langit-langit kamar apartmen Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin menatap langit-langit kamar apartmen Jungkook. Menerawang jauh, memikirkan Taehyung disana yang entah sedang apa. Selingkuh mungkin, pikir Jimin dengan tawa sarkasnya. Kelenjar air mata Jimin sudah kering, nggak mampu lagi untuk bekerja meringankan rasa perih di matanya.

Kruyuk-

Perutnya mulai terasa lapar. Menangis butuh tenaga, tau?

Kaki mungilnya perlahan melangkah keluar kamar. Menjumpai sosok Jungkook yang sedang sibuk dengan laptopnya, entah mengerjakan apa. Jimin mendecih singkat. Kurang apa lagi sih keluarga ini sampai sebegitu kerasnya passion untuk bekerja? Jimin bingung, padahal secara materi keluarga Kim sudah lebih dari cukup.

"E-ehm, Kook? Maaf aku ngerepotin, tapi aku laper banget. Kira-kira kamu ada makanan nggak?"

Jungkook mengangkat kepalanya sedikit kemudian menatap Jimin yang memainkan jari-jari mungilnya sambil menunduk malu.

Jungkook mengangguk kecil tanpa mengatakan sepatah kata apapun lalu bangkit dari sofanya menuju ke dapur apartemen. Sebenarnya Jimin nggak enak sama Jungkook. Jimin knows he looked pathetic. Untungnya Jungkook itu orang baik walaupun agak canggung dan Jimin sangat bersyukur akan hal itu.

"Maafin Mami, Jihyung. Mami janji setelah ini semua berlalu, hanya kita berdua melawan dunia. Mami sama Jihyung."

Jimin bergumam kecil sambil menahan isakan tangisnya. Sementara tangan mungilnya mengelus penuh sayang buah cintanya dengan Taehyung.

. . .

Sesi makan malam selesai dengan cepat dan hening. Setelah kejadian di kamar mandi tadi siang, Jimin maupun Jungkook nggak ada yang berani membahas. Canggung, tapi memang lebih baik begini.

"Kook, please aku nggak mau ngerepotin kamu. Aku kan cuman numpang, masa kamu yang tidur di sofa?"

Alis Jungkook menyatu, tanda tidak setuju. Gila aja orang hamil besar disuruh tidur di sofa keras, pikirnya.

"Jim, trust me. Mungkin kamu sendiri aja tidur di kasur empuk belum tentu nyenyak. Apalagi di sofa kayak gini. Atau perlu aku panggil Bang Taehyung supaya kamu dijemput pulang?"

Jimin terdiam mendengar kata-kata Jungkook. Apapun kecuali Taehyung, untuk malam ini saja. Jungkook sebenernya sama sekali nggak bermaksud untuk membawa-bawa nama Taehyung yang sangat sensitif untuk keadaan saat ini. Sepercik rasa bersalah menghampiri Jungkook melihat ekspresi Jimin yang berubah keruh.

"J-jim, aku nggak bermaksud-"

"Nggak kok, aku ngerti. Maaf kalo aku keras kepala dan bikin kamu susah, Kook. Tapi aku emang begini adanya, keras kepala dan cuman bisa nyusahin."

[VMIN] s h o p l i f t e r s ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang