20

3.4K 331 51
                                    

Taehyung membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kosong. Keningnya berkerut ketika lengan kanannya tak lantas bisa digerakkan. Begitupula kakinya yang tidak dapat bergerak bebas. Seingatnya, tak pernah ia membeli kasur dengan pinggiran yang tinggi dan permukaan yang keras. Lalu sekelibat memori terkilas diingatannya. Rasa panik menyerang diri Taehyung namun badannya terlalu lemas untuk bergerak bangkit dari tempat tidur. Isakannya pun hampir terlepas kembali jika tidak mendapati sosok itu menatap dirinya.

"M-mas, kenapa menangis?" tanyanya dengan suara yang sedikit serak dan senyum tipis yang terulas. Jiminnya menatap khawatir dari sampingnya. Tangan Jimin pun sontak mengusap jejak air mata di pipi Taehyung. Jimin pula lah yang tertidur memeluk Taehyung dari samping, kepalanya bersandar di lengan kokoh sang suami. 

"Hhh terimakasih tuhan, engkau masih mengizinkanku berada lebih lama di sampingnya." ucap Taehyung setelah bernapas lega. Tangis Taehyung pun lepas sambil memeluk erat tubuh Jimin. Mengecupi kening yang lebih muda berkali-kali di atas ranjang sempit ICU. Pipi Jimin memerah mendapati beberapa staff rumah sakit yang lewat memandangi mereka.

"Mas, udah, Mas... aku malu." bisik Jimin di telinga Taehyung sambil menjauhkan kepala sang suami sedikit kasar. Sepertinya tenaga Jimin sudah sedikit kembali mengingat jarum infus sudah menempel sejak beberapa jam yang lalu.

"Mas nggak peduli, kamu kira Mas nggak malu kamu suruh menyanyikan lagu anak kambing saya." ucap Taehyung sambil memiringkan badannya ke arah Jimin. Kepalanya bertumpu di salah satu tangannya, sementara tangan yang lain menarik pinggang Jimin untuk merapat ke tubuhnya. 

Jimin memutar matanya malas, "Aku cuma nyuruh nyanyi. Nggak ada nyuruh kamu nyanyi anak kambing saya, ganteng." 

Jimin mencubit pucuk hidung Taehyung gemas dengan lalu mengusap rahang sang suami yang terasa sedikit kasar. Jimin baru sadar, Taehyung terlihat begitu kusut dengan penampilan yang sedikit urakan. Berbeda sekali dengan Taehyung yang biasanya. Hati Jimin terasa sakit. Kening Taehyung mengerut melihat perubahan wajah Jimin.

"Mas kelihatan jelek ya sekarang?"

"Nggak jelek sih, cuman kadar gantengnya aja yang agak memudar sedikit. Tapi Mas tetep kayak Papi Papi hot, kok! Jimin sih suka hehe." jawab Jimin menghibur Taehyung dengan tawa cengengesannya yang khas. Tawa yang Taehyung rindukan setengah mati.

Taehyung tersenyum tipis. Jimin sedikit sedih melihat Taehyung yang terlihat sangat lelah dengan rasa bersalah yang terpupuk. Kepala keluarganya sudah terlalu banyak menanggung beban, padahal Jimin hanya berharap Taehyung untuk selalu bahagia. Sesulit itu kah?

"Mas.. kenapa diem aja?" lirih Jimin sambil menatap mata Taehyung.

"Maafin saya, bahkan untuk bercukur saja saya perlu bantuan kamu. Saya nggak bisa kalau nggak ada kamu, Jimin. Jadi saya mohon untuk kesekiankalinya. Tolong jangan tinggalin Mas lagi, ya?"

Hati Jimin terenyuh, matanya sedikit berkaca-kaca melihat ketulusan Taehyung. Apa yang terjadi kalau saat itu juga Jimin benar-benar ditarik nyawanya kembali ke pelukan tuhan? Jimin nggak sanggup membayangkannya. Tangannya memeluk leher Taehyung erat lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami.

[VMIN] s h o p l i f t e r s ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang