7. Mendung

30 3 0
                                    

Tahukah kalian kalau Juyeon payah dalam satu hal?

"Packing yang bener dong Juy, gini aja gabisa lu," ujar Hyunjae frustasi melihat Juyeon yang mengobrak-abrik alamari kayunya.

"Gue harus bawa apa aja sih?" Juyeon mengernyit bingung.

"Baju,-" Hyunjae belum tuntas berucap.

"Yang mana???" Juyeon menyahut bak petir di luar sana.

Suara hujan mengiringi adu mulut keduanya, rencananya persekutuan dewan ambalan sekolah akan mendaki gunung besok. Sehubungan dengan itu, kegiatan berkemah juga diadakan.

"Cem-ceman lu bakal ikut," celetuk Hyunjae ketus saat semua sudah selesai.

Juyeon menoleh dengan wajah lelahnya, membuat Hyunjae ingin melempar Juyeon dengan lumpur ditaman. Bagaimana mungkin persahabatan mereka sangat awet bagai ikan asin dikasih formalin?

"Lepas tangan gue, dia ada yang punya." Juyeon berjalan gontai ke kasurnya.

"Hah?? Siapa??!" Hyunjae menoleh penuh keterkejutan. Tidak percaya begitu saja.

"Christhoper Bang, temen Jacob." jawab Juyeon seraya berbaring menutup mata dengan lengannya.

Hening.


























"BWAHAHAHAHAHA!!" Hyunjae tertawa terbahak-bahak.

Juyeon yang mendengar gelak tawa temannya hanya berdecak pelan dengan kedongkolan luar biasa. Bangkit lalu menendang pantat Hyunjae yang berguling-guling menahan geli di perutnya.

"Apanya yang lucu sih?" secuil kekesalan tersirat dalam ucapan Juyeon.

"Lu taunya apa sih? Cemburuan dasar," Hyunjae masih tergelak, ia bangkit duduk.

"Apa?" tanya Juyeon saat Hyunjae memandangnya penuh makna, takutnya kalau ada apa-apa.

"Dia abangnya Lyra, bego!" Hyunjae melemparkan sandal rumahannya pada Juyeon.










".." Juyeon terdiam.

"Lu tau ga sih nama marga tuh cewek??" Hyunjae melemparkan lagi satu sandalnya yang tersisa, kali ini mengenai pipi Juyeon.

"Bang.." Juyeon membuka mulutnya.

"BEGO." Hyunjae menghujat Juyeon habis-habisan malam itu.

.
.

"Yuhuuuuu!!!" Eric bersorak riang mendapati pemandangan menakjubkan di villa yang mereka sewa.

"Norak lu!" Sunwoo melirik sinis Eric yang berkacak pinggang menatap pemandangan dibawah lereng gunung.

"Duh susah amat sih mau buka teh sosor.. Eh sosro.." Sangyeon ikut berkumpul di teras villa, berkutat dengan botol kaca legendaris miliknya.

"Teh favorit tapi gabisa buka? Wah wah.." Sunwoo berucap kagum sambil bertepuk tangan satu kali.

"Buka coba kalo lu bisa! Gue kagak nemu pembuka nya tadi.." Sangyeon mengulurkan botol kaca teh nya.

"Dih.. Ogah nolongin," Sunwoo berdecak.

"Ribut mulu ah! Sini!" Juyeon menengahi keduanya, merebut botol kaca itu dan berusaha membukanya.

Niat hati cari perhatian gebetan yang tengah memandangi ponsel. Iya Lyra.

Crattt!

"Akh.." Juyeon berhenti dari kegiatan caper nya karena telapak tangannya sekarang sudah basah oleh darahnya sendiri.

.
.

"Untung aja Lyra bisa jahit luka, kalo engga mungkin lu udah kehabisan darah Juy..." Hyunjae lagi-lagi kagum dengan Lyra.

Keseluruh orang yang menonton kejadian barusan tak habis pikir, Juyeon terluka oleh tutup botol? Telapak tangannya robek sampai harus dijahit? Mungkin ya?

"M-mm.. makasih ya.." Juyeon berucap gagu pada Lyra yang dengan cantik sudah membalutkan perban di telapak tangannya.

"Lain kali hati-hati.." Lyra menatap Juyeon lembut namun dingin.

Ia ingin bersikap keren dan membuat kesan misterius di hadapan Juyeon. Lagipula jika ia terlalu jelas menunjukkan rasa sukanya, ia merasa tak pantas dan terlalu murah. Kalian setuju dengan Lyra?

Sepeninggal Lyra, Sangyeon segera duduk di sofa yang sama dengan Juyeon, membawa botol sosro yang telah bersalah membuat Juyeon terluka. Menatap penuh rasa khawatir.

"Juy, maafin teh gue ya.."


.
.

Disamping itu ada Eunjae yang menonton dari awal sampai akhir, mungkin itulah yang Juyeon sukai. Gadis yang sudah menolongnya dari tragedi tutup botol tadi.

"Kamu suka dia karena otak kamu memproses bakat dia yang sama kayak ayahmu? Haahhh, apaan si Jae.." Jae melepaskan karet rambutnya frustasi.

Ia bersandar di pagar pembatas seraya mendongak menatap langit yang perlahan mendung. Membiarkan rambutnya terurai ditiup angin dingin khas dataran tinggi. Kacamatanya ini lah yang membuatnya tetap bertahan untuk Juyeon.

"Belum saatnya lu nyerang.. Strategi belum matang.." Jae bergumam untuk dirinya sendiri.

.
.
Tbc.

Sore-sore habis main basket sama Juyeon 😂 🤣Halu ku sungguh keterlaluan kalo liat tcogan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore-sore habis main basket sama Juyeon 😂 🤣
Halu ku sungguh keterlaluan kalo liat tcogan

Ku usahakan update seminggu sekali yaaa 😊
Enjoy!!! ❤ ❤ 💕

PP - Lee Juyeon The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang