PROLOG

786 33 14
                                    

"Kriiiiiiiiiiiiiiiinggg!!!" 

"Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingggg!!"

Lagi lagi benda itu berbunyi. Padahal baru sekitar 10 menit yang lalu suara itu memekakkan telinga. Berisik sekali bukan? Tapi siapa yang peduli dengan benda tak bernyawa itu. Mengganggu kegiatan makhluk lemah tak berdaya seperti ini yang sedang mencoba menikmati hibernasinya selama kurang lebih 8 jam. Mungkin kita masih bisa kembali ke alam mimpi dalam beberapa menit.

"DAHYUN-A BANGUUNN..!"  Aishh.. Yang benar saja. Aku bahkan baru memejamkan mata selama hitungan detik. 

"BANGUN SEBELUM EOMMA MENGHAMPIRI KAMARMU!!" Baiklah. Eomma menang!

Aku segera membuka mata, berusaha mengumpulkan semua nyawa yang sempat berkeliaran selama diriku tertidur bagai mayat hidup. Di rumah ini tidak ada satu orang pun yang mau kalau eomma memasuki kamarnya di pagi buta seperti sekarang. Kamar yang selalu berantakan tiap paginya, terlalu banyak buku yang berserakan sampai aku sendiri pun kewalahan untuk membereskan semua.

Apalagi saat para asisten rumah tangga belum melaksanakan tugasnya. Seberapa banyak? Tidak sebanyak yang dimiliki Presiden.

Disini aku memiliki pelayan pribadi yang sangat sigap. Buttler Yoo. Salah satu orang yang di angkat menjadi kepercayaan keluarga ini oleh Appa.

.

.

.

Aku memasuki kamar mandi yang ada di kamar. Melewati beberapa pintu yang ada, hingga sesuatu mengambil atensi ku. Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Lihatlah.. Tidak kah ini mengherankan? Bagaimana bisa aku setampan ini? Bisa dilihat kalau aku tetap tampan meskipun baru bangun tidur, hal itu terlihat jelas dari pantulan cermin yang ada di kamar mandi.

"Waahhh aku harus menjaga aset berharga kedua ku ini setelah-", ..ahhh aku rasa tidak perlu dibahas, aku tau beberapa dari kalian mengidap penyakit byun :)

.

.

Tidak perlu waktu lama bagi ku yang sudah memiliki kulit putih seperti ini untuk mandi. Aku benar benar pria yang pandai dalam hal merawat tubuh.

Apakah kalian para ladies yang sedang membaca ini sedang merasa envy? Andwae, untuk apa kalian envy kepada ku. Kalian sudah terlihat sempurna dimata ku sekarang.
Aniyo. Aku tidak sedang merayu kalian. Lagipula aku sedang mengejar seseorang. Jadi jangan salah paham terhadapku ne? ^^

.

.

.

"DAHYUN-A.. KAU SUDAH BANGUN KAN?!!" Kembali eomma meneriaki ku dari lantai bawah, hanya untuk memastikan kalau aku sudah benar benar bangun. Rasanya eomma terdengar lebih cerewet di pagi hari. Yahhh aku sama sekali tidak merasa terganggu, ini sudah menjadi santapan pagi untuk ku beberapa minggu terakhir. 

"NE EOMMAAA.. AKU SUDAH SUDAH BANGUNN!!" Aku segera mengambil tas setelah buttler Yoo memasuki kamar dengan berpakaian rapi seperti biasanya. Sangat tampan (tapi tidak melebihi diriku) di usianya yang memasuki kepala 5. 

"Selamat pagi, Nak Dahyun" Buttler Yoo menyapa ku sambil sedikit membungkuk kan tubuhnya. Aku tidak mengindahkan sapaan Buttler Yoo setelah melihat perlakuannya yang begitu formal pada ku.

"Ayolahh Paman, tidak perlu bersikap seformal itu. Disini Paman lah yang lebih tua dari ku. Lagipula Dahyun sudah menganggap Paman seperti Paman sendiri." Aku mengucapkannya sambil bergegas menuju ke ruang makan. Tidak akan ada habisnya jika mendebatkan hal itu pada Buttler Yoo. Dia sangat keras kepala seperti Appa.

CHOICE of DESTINY | SAIDA X MICHAENG X SATZU X 2YEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang