part sixteen✔

37K 1.8K 64
                                    

Happy reading

⤵⤵⤵

"Itu yang pagar putih rumahnya. Kita berhenti dideket pohon aja" Pinta Cloudy.

"Okey, sudah sampai" Vino keluar dari mobilnya. Membukakan pintu mobil untuk Cloudy.

"Yuk" Vino mengulurkan tangan yang disambut Cloudy. Berdiri disamping mobil, pandangan mereka bersiborok. Seperti mengisyaratkan bahasa kalbu. Vino menggenggam kedua tangan Cloudy.

Sebelum berpisah, Vino mencium Cloudy lembut tepat dibibirnya. "Kamu disana hati-hati ya, jangan sampai telat makan. Mungkin aku juga ga bisa nganterin kamu ke kampus karena kak Maureen memintaku ke kantor. Kamu baik-baik disana ya. Jangan lupa ngabarin aku"  Vino menariknya dalam pelukan.

Cloudy hanya mengangguk pelan dalam pelukan Vino.

"Oh iya bentar, kemarin barangnya sudah datang. Nih kamu coba dulu ya, aku ga tau kamu suka warna apa. Tapi untuk seri ini hanya ada dua warna, jadi aku beli dua. Semoga bermanfaat ya" Vino mengambil goodybag dari dalam mobilnya dan memberikan pada Cloudy.

"Makasih kak, padahal ini mahal lho, sampe beli dua lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Makasih kak, padahal ini mahal lho, sampe beli dua lagi"

"Gapapa, kan buat pacar. Dah kamu masuk sana, udah malem"

"Makasih kak. Titip salam untuk Lovely" Cloudy melambaikan tangannya, begitupun Vino. Cloudy masuk ke pekarangan rumah bercat putih. Vino pun kembali masuk ke dalam mobil setelah punggung Cloudy menghilang dibalik pintu minimalis itu.

Tampak seseorang memperhatikan mereka dari jendela kamar lantai dua. Sayangnya laki-laki ini tidak dapat melihat dengan jelas, siapa yang mengantarkan adiknya karena terhalang pohon depan rumahnya.

"Assalamu'alaikum... Mas, Kai, Mba?" Panggil Cloudy ketika memasuki rumah.

"Kamu baru datang de? Macet ya?" Dimas tampak menuruni tangga rumahnya dengan pakaian tidurnya.

"Ga kok" Cloudy berlari memeluk kakak semata wayangnya.

"Mandi dulu sana, bau asem tau ga"

"Ish, mulut ga ada akhlak banget" Cloudy ngacir masuk ke kamar yang biasa ia tempati kalau main ke rumah kakaknya.

"Dasar kamu tuh, minta dikosek" Umpat Dimas.

Bella dan Kaisar sudah tidur, tinggal Dimas yang terjaga. Memang ia sengaja menunggu adiknya datang. Duduk di sofa berbahan beludru merah marunnya, meraih remot TV, mencari saluran yang bisa menghibur dirinya.

My admirer of the little girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang