Ramadhan the series pt. 7

241 31 1
                                    


"Bedug Maghrib, ku mohon cepatlah datang!" seru Tamaki menggebrak meja.

"Weit, santuy mamang!"

"Maklum, hawa lapar," timpal Mitsuki yang sedang mengaduk-aduk es campur.

Para santri memang sedang menunggu bedug Maghrib berkumandang yang tinggal 5 menit lagi.

"Kak, sini biar aku bantuin," ucap Iori menawarkan bantuan. Dan diiyakan oleh Mitsuki.

"Isiin dong," titah Ritsu menodongkan gelas miliknya.

"Nyuruh?" sinis Iori.

"Minta tolong," jawab Ritsu dengan nada malas.

"Oh."

Ritsu memandangi Mitsuki dan Iori bergantian.

"Kalian ... Adik-kakak?" tanyanya tiba-tiba.

"Iya. Baru tau yaa," sahut Mitsuki.

"Oh. Pantes gak mirip," timpalnya santuy sambil menguap.

"Eh, Rit. Dimana-mana orang nanya adik-kakak tuh karena mirip, lha elu kok nggak?" heran Mitsuki.

"Ya abisnya, Mitsu pendek sedangkan Io tinggi," timpalnya enteng.

"Wah, body shamming nih!"

"Eh, betewe, katanya kamu juga punya Abang ya?" tanya Iori tiba-tiba.

Ritsu mengalihkan pandangan.

"Gak. Kata siapa?"

"Kata Izumi gitu," ucap Iori.

"Se-chan didenger," ucapnya masih mengalihkan pandangan.

"Ya kalo kedengaran gimana?"

Ritsu tak kembali menyahut. Setelah gelas miliknya terisi, ia meraihnya dan pergi dari sana.

Mitsuki dan Iori hanya saling melemparkan pandangan heran.

***

Sholat Maghrib telah dilaksanakan, dan kini tinggal menunggu waktu sholat isya.

Ritsu izin keluar dari masjid, katanya sih mau ngambil wudhu sebab udah batal. Eh tapi si doi malah nongkrong di tangga masjid sambil ngeliatin langit yang emang udah banyak bintang. //Hati-hati ah, nanti langitnya baper diliatin Ama kamu

"Woy! Kok malah nongkrong di sini sih? Katanya mau ambil wudhu," sindir Mitsuki yang juga ikutan duduk di sebelah Ritsu.

"Males."

"Hm, sudah ku duga," gumam Mitsuki.

"Ritsu, Ritsu. Jangan jadi pemalas gitu," timpal Mitsuki.

Ritsu tak menyahut. Mitsuki pun menatap Ritsu dan ternyata ia sedang fokus menatap bintang di langit sana.

"Aku dah tau kok permasalahan kamu sama abangmu kek gimana," ucap Mitsuki memecah keheningan. Ritsu langsung menatap Mitsuki.

"Kamu ... Benci abangmu ya?"

Ritsu membolakan matanya dan tertegun akibat ucapan Mitsuki itu.

"Tau ... Darimana?" lirihnya.

"Temenmu lah, yakali anak Ainana."

'Temen gada akhlak emang,' batin Ritsu.

"Mereka bilang karena sesuatu hal, kamu jadi benci banget banget banget ya sama abangmu."

'Dasar temen kurang nodrop,' batin Ritsu lagi.

Ritsu terdiam dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Mitsuki menghela napas.

"Ritsu, aku tau kok ini tuh privasi kamu. Tapi, apa perbuatan kamu ini udah bener?" ujar Mitsuki. Ritsu masih terdiam.

"Mungkin, abangmu melakukan itu karena suatu hal yang tak seharusnya kamu tahu. Bisa jadi 'kan?"

"Ritsu, jangan karena satu kesalahan abangmu saja membuat seribu kebaikannya hilang dalam benakmu."

DEG.

"Kalau misalnya Iori jadi kamu dan aku jadi abangmu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang abangmu lakukan. Aku bakal ngeyakinin Iori bahwa semuanya hanya sebuah kesalahan, dan aku pasti akan meyakinkannya untuk kembali lagi percaya padaku, seperti yang abangmu lakuin." Mitsuki tersenyum kearah Ritsu yang tertegun menatapnya.

Mitsuki memegang bahu Ritsu.

"Ritsu, memutus tali persaudaraan apalagi itu saudara kandung kita, itu bukan suatu hal yang dibenarkan," tutur Mitsuki.

Ritsu kini telah berkaca-kaca mendengar setiap ucapan Mitsuki itu.

"Terus ... Aku harus gimana?" lirihnya.

"Perbaiki semuanya. Perbaiki ikatan saudara diantara kalian," jawab Mitsuki.

"Udah, ya. Wudhu sana! Bentar lagi isya," ucap Mitsuki tersenyum sambil mengacak-acak pucuk rambut Ritsu.

Ritsu membalas senyuman Mitsuki dan mengangguk.

Sebelum Mitsuki beranjak dari sana, Ritsu terlebih dahulu menahannya.

"Mitsu ... Etto ... Boleh aku menyebutmu, Kakak?" tanya Ritsu malu-malu.

Mitsuki tersenyum, lebih tepatnya nyengir sih ya. Dan lantas mengangguk. Ritsu pun ikut tersenyum.

"Makasih ... Kak."











***:v***

"Gusti, gua baper masa," bisik Yamato mengusap ingusnya yang keluar.

"Si Mitsuki ya. Bocil-bocil titisan Naruto tuh anak," bisik Gaku pula.

"Kok Naruto?"

"Iyalah, ceramah no jutsu."

Ternyata Ainana, Toriga, dan sisa Knight mengintip mereka di balik pintu masjid.

Anak-anak knight hanya tersenyum melihat semuanya.

"Gak salah kan kita ceritain semuanya ke Mitsuki?" bisik Izumi dan diangguki oleh yang lainnya.

"Andai Rei ngeliat ini, nangis Bombay kali ya," bisik Leo juga terkikik geli membayangkan Rei nangis melihat apa yang mereka lihat.

"Semoga Ritsu-chan sadar ya."

"Hu'um!"





Dan ditempat wudhu Ritsu bergeming.

'Coba aja anija kayak Mitsuki,' batin Ritsu.

















-Di pondok Yumenosaki-

"Hatchiii!!"

"Nape lu?" tanya Kaoru di belakang Rei yang sedang mengantri untuk wudhu. "Pilek ya? Hati-hati Corona lagi!"

"Nggaklah. Kayaknya Ritsu lagi rindu gua deh," ujar Rei ke-PD-an.

"Idih, amit."








//Mwehehehe
Edisi Lebarannya nyusul ya :v

Taqobbalallahu minna wa minkum
Shiyamana wa shiyamakum~

Ainana Nyantri [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang