〖11〗míѕundєrѕtαndíng

1K 152 38
                                    

🌸

"Hari ini ada kedai onigiri baru di kantin, mau mampir?" Ia bergumam kecil ketika mengetikkan pesan singkat pada salah satu kakak tingkatnya.

Tak lama ponselnya bordering, balasan dari Miya Osamu sudah tiba.

From : Miya-san
To : Me

Kelasku berakhir 10 menit lagi. Aku akan tiba dalam 15 menit setelah mengembalikan buku ke perpustakaan. Tak apa?

Dengan segera[Name] membalasnya. Senandung kecilnya mengiringi langkah menuju kantin. Tiga onigiri dengan isian berbeda pun ia pesan untuk kemudian menghabiskan waktu di salah satu bangku kantin. Ia hanya menggeser layar ponselnya ke atas dan ke bawah, membaca berita atau hanya menikmati foto di media sosial. Tak jarang tawanya terdengar. Tak jarang pula umpatannya tersuarakan.

Tepat 15 menit setelahnya ia mengedar pandang. Tak jua ia menemukan surai kelabu yang dinantinya. Tak mau ambil pusing, ia pun kembali fokus ke layar ponsel.

Dan 15 menit kembali berlalu. Minuman yang ia beli tadi telah tandas isinya. Keadaan sekitar sudah lebih ramai, namun batang hidung Miya Osamu belum juga nampak.

Ia yang sudah tak tahan memutuskan pergi. Perpustakaan. Tujuan akhir Miya Osamu sebelum pergi menemuinya. Harusnya itu tak begitu jauh dari kantin sebelah barat kampus di mana [Name] berada.

Di pertengahan jalan ia menemukan orang yang dicari-carinya tengah bersama seseorang. Seorang gadis dengan surai gelap sepunggung. [Name] tak mengenalnya, pun tak pernah melihatnya. Sesekali rambut gadis itu tersibak angin, tak jarang ia menyelipkan rambut ke belakang telinganya dengan anggun. Senyum sang gadis terkembang lebar, begitu pula Osamu yang terlihat 'tak keberatan'.

'Si brengsek ini, ia telat 15 menit karena bicara dengan cewek cantik, ya?' Tanpa sadar ia meremas kantung pelastik berisi onigiri yang sebelumnya ia pesan. 'Dasar, dia kira aku apaan!?'

Tak lama Osamu menyadari keberadaan [Name], buru buru ia berlari dan meninggalkan si gadis yang seketika memasang wajah kecewa.

"Hei, katanya menunggu di kantin?" ujar Osamu berbasa-basi. "Maaf aku telat."

[Name] menaikkan sebelah alisnya. Moodnya dihancurkan begitu saja. "Oh, ya. Agak sayang ya menyudahi percakapanmu dengan cewek cantik." Ia pun berancang pergi sebelum Osamu meraih pergelangan tangannya.

"Ada apa denganmu? Aku, 'kan, sudah minta maaf."

"Menunggu 15 menit untuk dirimu yang asik bicara dengan cewek cantik sama sekali bukan masalah, Miya-san." [Name] pun menyodorkan kantung plastiknya. "Aku sudah kenyang, dan aku belikan ini untukmu. Semoga kau suka." Ia berbohong, karena ia kesal.

"Bukan begitu, cewek tadi bukan siapa-siapa," sanggah Osamu.

"Oh, jadi kau merelakan 15 menitmu untuk cewek yang 'bukan siapa-siapa' untukmu, ya? Hebat sekali gadis itu, bisa menahanmu begitu saja." Terdengar taburan garam dalam bicaranya.

Osamu mengernyit heran. "Aku tertahan oleh fansnya Atsumu sebelumnya. Mereka mengira aku adalah Atsumu." Lelaki itu lantas melepas topinya. "Aku tersinggung karena dibilang mirip dengan si jelek itu hanya karena pakai topi."

"Ha.Ha," tawa tak ikhlas itu menggambarkan betapa kesalnya [Name] saat ini. "Ya, ya, aku mengerti." Mengabaikan apa yang Osamu katakan, gadis itu melangkahkan kakinya lebar-lebar untuk menjauh.

"Hey, kita belum makan onigirinya, mau ke mana kau?" Osamu pun hanya membuntuti sang gadis dengan keheranan.

[Name] bicara dengan nada ketus tanpa memperlambat laju jalannya. "Aku sudah makan, aku mau pulang. Capek."

rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang