〖 〗さよなら 「вчє」

4.8K 415 20
                                    

🌸

Dua tahun lebih enam bulan. Berlalu beriringan angin musim semi. Terik mentari yang menemani, maupun daun beruguran di paruh kedua dalam satu tahun. Serta rayuan gemerlap putih di penghujung tahun bersambung di kuarter pertama.

Keduanya saling menatap, dalam jubah hitam khas pakaian wisuda. Tak lama keduanya melangkah, mempertemukan dua bibir yang akan berjauhan tak lama lagi. Saling mengeratkan pelukan. Saling memberi kasih sebelum rindu datang.

Si lelaki menempatkan sebelah tangan di pinggul gadisnya, sementara satu lainnya membelai lembut sisi wajah sang kekasih. "Selamat atas kelulusanmu. Kau diterima di universitas di Kyoto, kan?"

Gadis di depannya mengangguk penuh semangat. "Aku bekerja keras untuk itu! Selamat atas kelulusanmu, Tobio!" Senyum lebarnya tercipta, serta mata menyipit yang terlihat seperti garis.

"Kira-kira kau akan sependek apa di pertemuan kita selanjutnya, hm?" goda Kageyama menyentuh lembut ujung hidung [Name].

Bibir [Name] mempout sesaat, tak lama ia kembali membenamkan diri dalam pelukan besar Sang Raja Lapangan. "Sependek apapun diriku, kau pasti tetap ketagihan untuk memelukku, Ousama!"

Kageyama tergelak mendengarnya. Pernyataan itu benar, benar 100%, pikirnya. Ia menempatkan kedua tangan di pundak sang kekasih, menjauhkan diri satu sama lain, kembali membuat ruang untuk bertatap mata.

"Sampai jumpa. Dan seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya," Kageyama mengambil jeda, menyelam dalam manik [e/c] yang akan selalu ia rindukan.

[Name] mengangguk paham, dengan senyum ia melanjutkan, "Sampai jumpa. Kita berakhir di sini, Tobio." Suaranya terdengar tenang, tanpa suatu hambatan kala mengucapkannya.

Kageyama menghela napas panjang, lantas mendekat, memberi ciuman terakhir dalam hubungannya dengan [Name]. Ia pangku kuat rahang gadisnya, memperdalam ciuman yang hangat, ciuman yang membuatnya candu sebanyak apapun ia melakukannya.

"Pastikan untuk selalu menjaga dirimu baik-baik. Karena aku tidak akan di sisimu selama beberapa saat," ujar Kageyama sembari membelai lembut puncak kepala [Name].

Dada [Name] bergetar hebat. Keputusan ini mereka ambil setelah pembicaraan yang cukup panjang. Lebih tepatnya ketika sepasang sejoli itu mulai menentukan jalan hidup masing-masing selulusnya dari SMA.

Keputusan ini di buat demi kebaikan masing-masing. Agar tak saling membebani. Agar tak saling menghambat. Mereka mengembalikan jalinan benang merah pada Tuan Takdir. Berharap Dia memperkenankan keduanya untuk kembali bersama.

Meski begitu. Meski sudah jauh-jauh hari keputusan ini diputuskan. Meski sudah lama ia mencoba membangun pertahanan diri. Pada akhirnya ia bertekuk lutut pada rasa haru juga sesak di dada.

Air mata [Name] menitik, membalas tatapan manik raven di depannya. "Tentu saja! Aku mencintaimu, Kageyama Tobio. Terima kasih untuk perjalanan cinta yang menyebalkan ini."

"Geeh..." tangannya beralih menyeka air mata di pipi [Name]. "Terima kasih karena mau menerima julukan Ojousama gara-gara berpacaran dengan Ousama ini." Senyumnya terkembang lebar. Teramat indah. Teramat tampan. "Aku mencintaimu, sampai jumpa."

🏐

[200316]

rєcσnvєníng | kαgєчαmα tσвíσTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang