Park Chanyeol cuek saja pada tuannya yang sedang uring-uringan. Sudah dua jam sejak kepulangannya sore itu, tampaknya sang bocah borjuis tetap tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya akan kembali menjadi Kim Mingyu yang biasanya atau tidak. Tetapi, Chanyeol yang tenang malah mebuat Mingyu bertambah kesal. Ia kesal karena asisten pribadinya itu tak menganggap serius akar dari permasalahan yang sedang ia hadapi. Padahal menurutnya, Chanyeol adalah satu-satunya teman yang dapat ia ajak bicara dari hati ke hati. Eh? Seingatnya Chanyeol tidak pernah membicarakan masalah hati didepannya tuh?
"Aku tidak tau, Yeji sangatlah cantik... Tetapi berpacaran dengannya agak-"
"Ajak dia bicara ringan disalah satu cafe kesukaan anda Tuan, mungkin anda akan menemukan jawabannya disana," akhirnya Chanyeol menjawab
Mingyu diam saja, tetapi ia berhenti memperhatikan Chanyeol yang duduk tenang di sudut sembari menyesap teh
Mingyu menatap langit-langit kamarnya yang berwarna keabuan. Dengan dirinya yang terlentang diatas kasur, masih menggunakan seragam lengkap, pikirannya mendadak kosong dan tidak menyukai fakta bahwa Chanyeol bahkan mendorongnya berhubungan serius dengan gadis itu. Ayolah... Mingyu mengharapkan jawaban yang lebih memuaskan
"Menurutmu begitu?" kini Mingyu balik bertanya
Kini Chanyeol menoleh. Menurutnya bagaimana?? Tadi kan sang pewaris bertanya mengenai bagaimana kelanjutan hubungannya dengan gadis cantik itu, jadi Chanyeol menyarankan untuk berbicara santai empat mata agar Mingyu yakin mengambil keputusan apakah harus menerima pernyataanya cintanya siang tadi atau tidak
"Lakukan saja apa yang Tuan Muda sukai, sebelum anda beranjak dewasa dan tanggung jawab menjadi semakin banyak"
Benar juga, demi Tuhan Kim Mingyu masih SMA! Dia boleh saja mengencani banyak gadis karena dirinya terkenal. Orang tuanya juga tidak melarang. Tetapi, hanya ada satu permasalahan dan sejak lama hal itu sudah mengganggunya
"Aku... Tidak ingin punya pacar," lirih Mingyu
Chanyeol tentu saja kaget. Namun ada rasa senang yang terselip bersembunyi jauh didalam hatinya. Ada alasan mengapa dirinya tak suka sang majikan terlalu dekat dengan banyak wanita. Tapi mungkin, masalah itu harus ia tutup rapat untuk sementara. Jadinya dengan cepat Chanyeol mengembalikan mimik wajahnya seperti semula, meletaknya cangkir teh diatas meja dengan hati-hati lalu berdeham
"Apa belum ada gadis yang menarik perhatian anda?"
"Bukan! Bukan wanita yang jadi masalah. Hanya saja kupikir aku... lebih membutuhkan teman dibandingkan dengan pacar"
Sejak awal kemampuan bersosialisasi dan berkawan anak itu memang bermasalah, dan masalahnya terletak pada kekayaan yang dimiliki serta status. Semua berlomba-lomba mendekatinya hanya untuk diakui dan memanfaatkannya saja. Selama ini Mingyu selalu kesepian, dan hanya Chanyeol yang mengetahui hal itu
"Saya... Bukan seorang teman?" tanyanya berani setelah cukup lama diam dan berpikir
"Itu dia!" Mingyu mendadak berteriak dan melonjak dari atas tempat tidurnya, ia segera mendekati Chanyeol dengan tatapan menggebu-gebu. Park Chanyeol, pastinya, merasa gugup. Kim Mingyu mengamati wajahnya terlalu serius hingga dia bertanya-tanya dalam benaknya apakah dirinya membuat kesalahan??
"Selain asisten pribadi, kau itu temanku. Itu dia masalahnya. Aku tidak pernah merasa nyaman berteman dengan orang lain selain kau, hyung"
.
.
.DULCET
____________o0o_____________
KAMU SEDANG MEMBACA
Dulcet ✨ Mingyeol ✔
Fanfiction⚠️ ON HOLD ⚠️ [Kim Mingyu × Park Chanyeol] 18+ WRITTEN IN BAHASA! Kim Mingyu, indeed, was born from an aristocratic family. But that doesn't mean he could take things the way he wanted. Until finally, he married that woman. Hurting the only man who...