api dan angin

6 1 0
                                    

Assalamualaikum

Happy reading!

No pembaca gelap

Hari semakin malam mereka pun memutuskan untuk pulang. Setelah mengantar amanda kerumah raka langsung pulang ia takut akan diomeli oleh ibunya

"Assalamualaikum, aku pulang"
"Waalaikumsallam. DARI MANA AJA KAMU!?" tanya wanita paruh baya bernama clara itu

"Main" jawab raka

"Kamu main cewe kan? Kamu mabok kan?" tanya clara yg sok tau

"Gak!" jawab raka

"Gausah bohong. Kamu mau jadi kaya ayah kamu? Awas aja kalo kamu jadi orang ga bener kaya ayah kamu!" ancam clara

Bu, ibu bisa ngga sih gausah sama samain aku sama ayah!?" Tanya raka dengan nada tinggi dan meninggalkan ibunya

"Kamu kalau bicara sama ibu jangan kamu pake nada tingg..."

Brakk!! Suara bantingan pintu kamar raka

"Raka ibu belum selesai ngomomg. RAKA BUKA PINTUNYA!" ya itu sudah biasa terjadi di keluarga raka.

Sebenarnya apa yg ibu raka lakukan adalah yg terbaik untuk raka tapi entah ibunya yg terlalu mengekang atau raka yg terlalu merasa dikekang.

*****

Hari hari berlalu hubungan reza dan putri menjadi lebih dekat begitu juga dengan raka dan amanda. Banyak yg mengira bahwa mereka berpacaran tapi sebenarnya mereka belum menjalin status hubungan apapun.

"Makan bareng yuk di kantin" ajak amanda kepada raka, reza, dan putri

"Yok. Reza yg traktir!" Jawab raka antusias

"Tapi..." belum selesai reza menjawab sudah terpotong oleh amanda dan putri

"Setuju!" Jawab mereka berdua. Reza menghela nafas berat dan hanya pasrah kepada teman temannya. Ekspresi wajah reza membuat mereka semua terkekeh

"Iya dah" pasrah reza

"Asik" raka kegirangan

"Gada akhlak lu ka" cetus reza

"Hehe gapapa itung itung sedekah kan siapa tau lu nambah pinter karna sedekah" ucap raka

"Lu yg kurang sedekah makanya otaklu..." omongan reza terputus

"Apa kenapa otak gue?"

"Dangkal" jawab putri mewakili reza yg membuat semua tertawa.

Setelah memesan makanan mereka langsung menyantap makanan dan mengobrol serta bercanda bersama melihat tingkah lucu dari raka dan reza yg membuat putri dan amanda terkagum sekaligus tertawa ternyata orang sedingin reza dan orang senakal raka bisa menjadi sahabat baik.

'Reza itu seperti angin. Walau sifatnya yg dingin tapi memberikan kenyamanan bagi orang yg dekat dengan dia'

'Raka itu seperti api. Walau sifatnya panas dan mudah emosi tapi dia bisa memberikan kehangatan'
Batin amanda dan putri.

Saat sedang asik menyantap makanan datanglah sosok laki laki yang paling dibenci oleh Putri.

"Helo put ketemu lagi kita" sapa pria itu

"Mau apa lu ke sini? Belum puas gue pukul?" Tanya Reza yang siap mendaratkan bogeman mentahnya

"Gue cuma pengen nepatin omongan gue waktu itu" ucap pria itu mengingat saat dia bilang akan kembali lagi ke Putri

Adidak (Aku, Dia, Dan Kita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang