1. Awal

9 0 0
                                    

Aku Nana. Aku masih duduk dikelas 11 smk dan usiaku sudah 17 tahun. Aku memiliki kelebihan sejak aku berusia 7 tahun. Pada saat malam ulang tahun ku, setelah mamah dan papah memberikan hadiah padaku aku secara tidak sadar bisa membaca pikiran orang tuaku. Aku kira dulu aku hanya berimajinasi namun ternyata tidak karna sampai saat ini aku masih bisa membaca pikiran orang lain

"Drtttttt...drtttt...drtttt..drrttt"  suara alarm ku. Kumatikan dan aku tertidur kembali.

"Nana!!! Bangun ini sudah pagi" mamahku berteriak.

"Iyaiyaa" sambil lesu dan segera ke kamar mandi.

Sesudah mandi aku turun ke dapur karna letak kamar ku dilantai 2 sedangkan dapur berada di bawah.
Mamah sedang menyiapkan sarapan dan papah masih berada di kamar mandi.

"Kamu itu biasakan bangun pagi pagi bantu mamah dong kan mamah repot kalo sendiri." Mamah ngedumel.

"Iyaaiyaa mah lagian tadi aku sempet bangun kasur nya aja yg posesif hehe" jawab ku.

"Kamu ini bisa aja kalo jawab. Udah sana kamu abisin sarapannya nanti dianter papah berangkat sekolah nya." Mamahku yg superrr baweelll hehe

"Iyaa mah" timbal ku.

"Semoga Nana diberi kemudahan segala urusannya. Kamu itu harapan mamah papah satu satunya." Mamah bicara di dalam hati.

"Iyaa mah makasi" Nana bisa membaca pikiran mamah hanya senyum dan berkata dalam hati.

Mamahku itu seorang ibu yang sangattttt cerewettt namun baik hati. Seperti hari ini ia selalu mendokanku di dalam hatinya. Dan aku sangat menyayangi mamah.

"Lagi ngapain nihh rame rame" papah yang baru keluar dari kamar mandi.

"Biasa si Nana tuhh bangun harus dibangunin mulu" timpal mamah

"Hahaha ada ada saja sihh kalian" kata papah.

Papah ku seorang yang bijak sana dan tidak banyak bicara. Dia papah yang sangatttt pekerja keras.

Skipp

Setelah papah mengantarkan ku kesekolah aku langsung memasuki kelas karna waktu sudah menujukan waktu pembelajaran dimulai.

Apakah kalian tau? Dengan kemampuan ku ini aku menjadi lebih pintar karna bisa membaca pikiran orang lain. Yaa walaupun kadang menyebalkan memiliki kemampuan seperti ini namun kadang ada baiknya jugaa.. tapi eitttss jangan berpikir kalo aku pintar karna kemampuan membaca pikiran ku. Aku tetap berusaha dengan giat dan aku hanya sesekali saja menggunakan kemampuan membaca pikiranku itu.

Skipp

Saat jam pulang beli pun berbunyi "kringgg..kringg..kringg..kirng".

Aku tidak langsung pulang karna akan mengunjungi perpustakaan terlebih dahulu. Di perpustakaan tampak sepi hanya ada ibu penjaga yg sedang bertugas disana sebut saja ia ibu nuri. Aku tidak banyak berpikir hanya mengambil novel yang kemarin ku baca dan duduk ditempat biasa.

Saat aku sedang asik membaca ibu Nuri memanggilku. "Heii Nana.. ibu titip perpus yaa ibu mau ke kantor sebentar"

"Baik bu" kata ku.

Beberapa menit kemudian datang lah siswa laki laki bernama azis memasuki perpustakaan. Azis adalah murid kelas sebelah yang aku tidak tahu apa apa tentangnya. Namun banyak rumor bahwa ia itu cerdas.

Setelah Azis mencari buku dia duduk tepat di depanku.
"Heii.. kemana ibu nuri? Kenapa sepi sekali disini??" Tanya nya.
"Sedang ke kantor sebentar katanya." Jawabku.

Lalu tiba tiba ada buku yg berjatuhan dari rak buku novel. Aku dan Azis refleks segera membereskannya kembali. Dan aku secara tidak sadar menggunakan kekuatan fisik ku. Selain membaca pikiran aku juga memiliki kekuatan ntah dari mana asalnya.

Aku yang tidak sadar malah menggerakan buku yang jatuh hanya dengan menunjukan jemari ku. Astagaa kenapa aku sangat ceroboh aku tidak sadar bahwa ada azis disini. Padahal tidak pernah ada yg tahu kekuatanku bahkan mamah papahku juga tidak tahu.

Melihat apa yang baru saja terjadi ekpresi azis kini melongo tidak percaya.

" Yaampun Nana!! Kamu bisa seperti itu?" Dengan antusias.

"Mmmmm apasih" Nana panik.

"Jujur na.. maka akan aku kasih tau kau sesuatu" ucapnya.

"Sesuatu?" Tanya ku.

"Iyaaa.. kau mau tau? Maka kau juga harus jawab pertanyaan ku" ucap ia lagi.

"Mmmm.. aku gamau tau tuhh" Nana tidak mau terpancing.

"Hmm baiklah sepertinya aku harus menggunakan cara ini." Gumam nya

Azis pun memperlihatkan sesuatu yang tidak terduga. Ia bisa mengeluarkan percikan api ditangan nya. Astagaaa!!!! Ini sangat mengejutkan!!!

"Apppp-aaaa yang ka-kau lak-kukann?" Jawab ku terbata bata.

"Aku punya keistimewaan sepertimu. Mungkin kita ditakdirkan bertemu disini dengan situasi Bu Nuri sedang tidak ada dan tidak ada siapa siapa pula disini." Ucapnya.

Nana masih melongo kaget.

"Baiklah sepertinya kau belum siap bercerita. Akan aku tunggu yaa ceritamu. Ohiyaa sekalian minta nomor Whatsapp mu dong" sambung azis lagi.

Lalu tiba tiba salah satu buku dari tumpukan novel yang jatuh tadi bercahaya sangat terang. Aku dan azis menghentikan percakapan dan menghampiri buku itu. Sampul nya tertulis "2 sisi" dengan cover terdapat dua warna yang berpotongan dengan gambar merah api dan biru es.

Saat aku dan azis menghampiri buku itu. Kami heran karna kami setiap hari selalu mampir ke perpustakaan namun tidak pernah melihat buku ini. Apalagi buku setebal ini tidak mungkin kami tidak melihatnya.

Buku itu pun semakin terang dan mulai terbuka. Dan cahaya nya semakin dan semakin terang saat terbuka bagaikan portal yang ada di film-film. Lalu saat buku itu terbuka sepenuhnya kami pun terbawa masuk oleh buku itu.

Dan disinilah perjalan kami dimulai.

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang